Episode tiga

68 3 0
                                    

Setelah hari demi hari saat Ira di khitbah oleh Gus Arka ia lalui tepat di hari ini, hari senin di mana yang sebentar lagi status yang dulu nya seorang gadis akan berganti nama menjadi seorang istri, melepas masa remaja sebaya nya memulai kehidupan baru, membuka lembaran baru, beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan membiasakan apa yang sebelumnya belum terbiasakan. Sekarang Ira berada di dalam kamar nya serta dengan ke dua mua yang menjadi perias pra nikah sebelum akad di mulai, hanya dengan make up yang sedikit tidak terlalu mencolok dan tebal Ira sangat terlihat cantik karena paras nya yang sudah cantik dari diri nya jadi tak perlu terlalu di poles, sang mua pun sampai takjub yang melihat karena dari Ira nya yang sudah cantik juga manis tak perlu banyak di poles bisa berbaur dengan riasan sang mua.

"Ma syaa allah adek nya cantik banget juga manis lagi padahal di make up nya ngga tebel dan ngga terlalu banyak di poles, haduhhh bisa" pangling calon suami nya nanti..."

Ucap salah satu dari sang mua yaitu Mbk rina dengan sedikit bergurau dan menggoda Ira, dan Ira pun hanya terkekeh kecil menanggapi nya.

"Makasih pujiannya Mbk nya bisa aja... "

"Hehe... Iya dek sama-sama tapi, beneran lohhh cantik banget"

"Sekali lagi makasih Mbk pujian nya... Mbk nya juga sama" cantik"

"Aduhhh makasih jadi salting saya di bilang cantik, haha... "

Dan sang mua pun membereskan alat make up nya setelah sedikit bercanda tadi, Ira kini ia memandang pantulan dirinya di depan kaca sungguh dia seperti mimpi bahwa akan menikah muda walau pun menikah muda adalah salah satu dari keinginan nya nanti tapi tak menyangka bahwa akan secepat ini, dengan balutan gaun putih pernikahan yang melekat pada tubuh nya serta mahkota yang terpasang begitu indah senada dengan gaun yang ia pakai sungguh perpaduan yang sempurna, tiba" suara ketukan pintu pun terdengar dari luar dan membuyar kan lamunan nya.

Tokk

Tokkk

Tokkk

Pintu pun sedikit terbuka karena memang tidak di kunci dan tidak di tutup terlalu rapat, dan terlihat lah Wanita paruh baya dengan balutan kebaya atasan warna coksu dengan bawahan warna coklat yang di pakai nya terlihat lebih mudah dan tak memudar kan kecantikan nya sama sekali, juga di susul oleh dua sahabat nya Ara dan Dini mereka izin untuk pulang dari pesantren karena ingin menghadiri pernikahan sahabat nya, Ara dan Dini memakai busana yang sama juga senada mereka juga terlihat sangat cantik juga terlihat anggun menggunakan baju berwarna Coksu dan juga tedung yang berwarna cream mereka terlihat begitu cantik sungguh perpaduan yang sempurna.

Sang bunda pun akhirnya menghampiri sang putri nya saat ini yang sedang duduk di depan cermin serta di susul dengan dua sahabat nya di belakang, bunda Annatasya liara adalah bunda Ira yang di panggil dengan nama bunda Anna.

"Ma syaa allah sayang kamu cantik banget, pasti calon suami kamu nanti pangling sama kamu... Bunda aja ngga nyangka kalo ini kamu"

Dan di benarkan oleh Ara dan Dini mereka seraya mengangguk lantas tersenyum.

"Makasih bun, bunda juga lebih cantik Ara sama Dini juga cantik"

"Makasih pujiannya ra"
Ucap Ara dan Dini dengan tersenyum manis.

"Kamu udah siap kan sayang...?"

"Iya bun, Ira udah siap"

"Yaudah kalo kamu udah siap kita turun karena... Acara akad kamu sebentar lagi di mulai"

Dan mereka pun turun menuruni tangga dari lantai dua, Dengan bunda yang ada di sisi Kanan Ira dan ke dua sabat nya ada di sisi Kiri juga belakang Ira.

Tapp

Tappp

Tappp

Suara langkah kaki terdengar dan pusat perhatian mereka yang ada di bawah lantas mendongak menghadap pada tangga siapa yang ada di atas sana, semua orang yang melihat para tamu undangan sampai terpaku melihat Ira sang pengantin wanita, tak hanya itu Gus Arka yang tak sengaja melihat pun juga ikut terpana oleh kecantikan Ira namun Ira tidak melihat nya karena sedang menunduk, setelah itu Ira duduk di samping kanan Gus Arka dan Gus Arka pun tersadar dengan lamunan nya, lalu suara mick krofon pun berbunyi.

"Ya... Muhammad Arka Rizky Al-Abbas"

Deg Degg Deggg

Jantung Ira pun semakin berdetak kencang kala mendengar suara sang Ayah memanggil nama Gus Arka, keringat dingin dan telapak tangan yang berkeringat terpampang jelas raut wajah nya yang gugup pun kentera karena ini baru pertama kalinya.

"Ankahtuka wajawwajatuka mahtubataka, Meira Desina Kumalasari binti Muhammad Yudha Andana. Bin mahril bi'adawati sholah, wa milyuunu rubiyyatin wa Al-surah Ar-rahman bil Al-kahfi haalan

"Terhenti sejenak tanpa menunggu lama dan terdengar helaan nafas dari mick krofon.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan"

Dengan satu tarikan nafas lelaki yang tengah berjabat tangan dengan Yudha Ayah Ira, kini berhasil mengucapkan kalimat sakral itu yang di mana bumi dan langit menjadi saksi bersatu nya dua insan dengan ikatan halal.

"Bagaimana para saksi, sah? "

"SAH" jawab semua saksi bersamaan.

"Alhamdulillah"

Udah sampe segitu dulu yaaa cerita nya soalnya bigung mau lanjutin nya gimana... Selamat membaca jangan lupa vote dan komen okeee, kalo ada typo berserakan abaikan aja.



Gus Arka My Husband♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang