PROLOG

24.7K 1.2K 34
                                    


Bahasa campur aduk!.

Typo bertebaran.

Author baru pemula!.

Heppy reading

.

.


.

.

Seorang pemuda berumur 25 tahun sedang memijat pelapisnya karena sangat stres dengan kerjaan yang sedang ia kerjakan lihat saja bagaimana kertas-kertas yang menumpuk di meja kantornya sangat tinggi.

"Bos lebih baik kau istirahat dulu lihatlah wajahmu yang sangat pucat itu" ucap sang asisten pribadi milik pemuda itu yang kini tenggah duduk bersantai di sofa sembari meminum teh entah sejak kapan ia membuat teh itu pikir pemuda itu.

"Hahhhh. .. kau ini niat bekerja atau tidak" serkas pemuda itu sembari menyandarkan tubuhnya di kursi yang ia tempati.

"Bos kau tak mengerti aku ini sedang mengistirahatkan otakku agar tak meledak nantinya jika terus bekerja" jawab pemuda tersebut bernama asep dengan santai.

"Terserah kau saja"

"Waktunya aku pulang bos. " ucap asep seraya berdiri dari sofa yang ia duduki lalu mendekat ke arah meja milikn bosnya dan meletakkan kopi yang di antarkan oleh pekerja diperusahaan tadi.

Setelah asep pergi pemuda bernama Fenzo ghavar darendra itu meminum kopi yang di berikan oleh asisten pribadinya lalu pergi pulang kerumah untuk mengistirahatkan dirinya yang begitu lelah.

Saat dirinya hendak membuka pintu mobil miliknya tiba-tiba kakinya berasa ada sesuatu yang menabrak nya dengan begitu keras dan beberapa saat kemudian terdengar suara isak tanggis yang begitu kencang.

"Huaaaa hikss sakit sroot" tanggis balita lelaki yang tak tau bernama siapa ia menanggis segegukan dan jangan lupakan inggusnya yang sudah keluar dari hidungnya dan anak tersebut menariknya berbunyi 'sroot'.

Fenzo yang melihat ke arah bawah tepat di kakinya melihat seorang bali laki-laki yang menanggis begitu keras dan juga celana miliknya yang sudah menyatu dengan ingus milik bocah tersebut.

"Hey kenapa" tanya Fenzo dengan muka datarnya tapi nada bicaranya sedikit melembut.

"Hikss nene Apin ilang hikss" ucap balita bernama Apin tersebut sembari menyeka ingusnya menggunakan kepalan tanganya yang membuat ingusnya meleber ke mana-mana.

"Baiklah mari kita cari bersama" ucap Fenzo sembari mengendon tubuh balita tersebut dan membersihkan air mata dan ingus balita tersebut dengan teletan menggunakan tisu miliknya yang kebetulan berada di mobil miliknya.

Setelah cukup lama mencari nenek balita tersebut akhirnya mereka menemukan seorang nenek-nenek yang tampak gelisah seperti mencari sesuatu dan balita bernama Apin tersebut langsung berteriak kala melihat nenek-nenek tersebut.

"Nenek! Itu paman dia nenek Apin" seru balita tersebut dengan nyaring dan perlahan Fenzo membawa balita tersebut ke nenek-nenek itu.

"Nenek Apin disini" serunya.

"Astaga kau dari mana saja nenek sedari tadi mencari dirimu" ucap nenek tersebut dan perlahan mengambil tubuh balita tersebut dari gendongan Fenzo.

"Terimakasi nak" ucap nenek tersebut dengan tulus sembari tersenyum.

"Sama-sama nek" balas Fenzo ramah.

"Semoga kau mendapatkan kehidupan kedua mu nak" doa nenek tersebut.

"Maksudnya nek-" perkataan Fenzo terpotong kala ponsel miliknya berdering menandakan bahwa ada seseorang yang menelpon.

Saat ia mengambil ponselnya dan mengangkat telepon tersebut saat melihat ke arah nenek dan balita tersebut mereka sudah tak ada, awalnya membuat Fenzo binggung tapi ia tak ambil pusing dan segera masuk ke dalam mobilnya akibat keadaan yang mendesak.

Saat mengendarai mobil tiba saat lampu merah ia ingin memberhentikan mobilnya tapi tak bisa hal itu membuat ia terus melaju di padatnya jalan.

Dan saat itu juga ada sebuah truk besar yang berjalan kearahnya.

Gdubrak....

Kecelakaan tak dapat dihindari yang membuat mobil milik Fenzo terguling-guling dan masuk jurang untungnya ia sempat keluar dari mobil dan ia terbentur di aspal yang begitu panas akibat teriknya siang itu.

"Astaga untung ia sempat keluar dari mobil"

"Kasian sekali"

"Apa ada keluarganya"

"Cepat telpon ambulance"

"Kenapa kalian malah bergosib bodoh! Cepat telpon ambulance"

"Hah, akhirnya aku bisa hidup tenang tampa berpikir tentang berkas-berkas perusahaan. Asepp-" batin Fenzo saat ia ingin mengatakan tentang Asep matanya terlebih dahulu tertutup dan saat itu juga serena ambulance sempat terdengar oleh telinganya.

619 kata...

Transmigrasi boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang