First

574 18 0
                                    

️🔞

KAMAR sang anak pertama atau yang lebih dikenal dengan nama Ran Haitani penuh dengan desahan para wanita. Ia membawa tiga wanita jalang sekaligus untuk bersenang-senang. Harta sebanyak ini, buat apa jika tidak dihamburkan?

"Shh Ran.. cum on me–"

Ran menyeringai saat mendengar perkataan jalang di bawahnya. Ia menghentakkan pinggulnya dengan kuat, sehingga membuat badan wanita itu jatuh ke depan.

"Hee lonte mau gua cum di dalem nih? apa lo minum aja kencing gua?"

Jalang itupun mengangguk yang artinya setuju dengan kedua tawaran Ran.

"Dijawab goblok!" Ran menampar pantatnya dengan tongkat miliknya.

"Iyahh Ran.. keluarin dimana mmn aja boleh!"

Ran mempercepat temponya setelah mendengar kalimat itu. Hentakan terakhir membuat dirinya mengeluarkan cairan sperma di dalam perut wanita jalang.

Dengan cepat Ran membalikkan badan si jalang agar menghadapnya dan langsung menampar vagina yang penuh sperma itu berkali-kali.

"Aahh fuck.. Haitani Rann uhm uhh!"

Ran menarik dasi yang bertengger di leher jalang tersebut dan menariknya hingga wajah penuh keringat itu menghadap penis Ran.

Tak segan Ran memasukkan penisnya di dalam mulut berliur dengan sekali dorongan.

Wanita itu melotot saat Ran mengeluarkan semua sisa-sisa ejakulasi beserta pipisnya. Agar tidak membuat sang pria marah, ia langsung menelannya seperti meminum susu.

"Pinter, dah sana beberes lu. Vionna, come here. How's bout your new club?"

Wanita bernama Vionna adalah salah satu jalang yang Ran pesan juga, namun bedanya, Vionna jalang paling mahal di antara yang lain.

"Free unlimited access for you, Mr. Haitani"

Ran tersenyum miring lalu menghampiri Vionna yang sudah bersiap diatas ranjang dengan kaki mengangkang. Ran menyiramkan minuman anggur ke badan wanita itu.

Penisnya yang sudah berdiri segera ia lesakkan. Harga yang mahal, vagina yang mahal pula.

"Pelanhh Ran– gue baru tiga kali.. seks ahk!"

Ran tidak menghiraukan. Ia terus menghentakkan penisnya disitu. Ia melihat sedikit bercak darah namun tidak banyak.

"Wah, penis yang nyobain lu pasti udah kakek-kakek ya? Makannya penis gua yang masuk, memek lu gak muat."

Tawa Ran berhenti saat Sanzu, sang sekertaris serta sahabat dekat Ran masuk ke kamar.

"Ngapain?"

"Nih," Sanzu memberikan iPad kepada Ran.

Ran menerima itu sembari duduk di sofa kamarnya. Membaca artikel dengan seksama. Walaupun Ran doyan bermalam dengan wanita, namun dia tidak akan melupakan bahwa dia ahli waris pertama.

"Heh jalang, sini lu, isep kontol gua. Oiya, ini apaan zu?"

"Anu.. kan perusahaan lu buka beasiswa buat kampus lu, nah ini 3 anak yang lolos dan lu harus tanda tangan disitu."

Sanzu memberikan phone pencil kepada Ran.

"Eh ini siapa? Cewe satu doang."

"Ohh, dia masuk jurusan designer.."

"Oke, thanks."

"Thanks juga. Gue balik dulu,"

Ran menyesap rokoknya yang masih menyala sedaritadi di asbak. Ia ingin membuat ide gila untuk ospek kampusnya besok. Secara, Ran adalah mahasiswa yang akan lulus dan juga ketua pemimpin ospek.

Lust [Ran Haitani]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang