ignore typo
Hari ini pukul sembilan tepat kamu telah bersiap diri di kamar. Kamu memakai setelan dengan rok selutut. Cantik dan sangat aesthetic menurut pendapatmu sendiri. Menunggu Ran mungkin akan menghabiskan waktu sedikit, karena tidak mungkin Ran telat untukmu.
Waktu berjalan lima belas menit dan akhirnya suara bel kamar berbunyi. Kamu pun berlari untuk membuka pintu. Benar saja sosok itu adalah Ran, sang keka- eh maksudnya teman tidurmu.
"Sudah siap?" tanya Ran dengan suara yang ramah.
Kamu mengangguk untuk menanggapinya dan menjawa dengan suara lirih karena kamu sangat malu dengan perlakuannya yang tiba-tiba seperti ini. Ran membawamu untuk masuk ke mobilnya lalu duduk di kursi kemudi. Selama perjalanan kamu tidak kuasa menahan salah tingkah karena mungkin suasana hari ini menjadi beda seketika.
Perjalanan kalian menghabiskan waktu cukup lama karena letak rumah Ran yang berada di dekat bukit. Sesampainya disana, kamu terkagum akan rumah Ran yang dipinggir danau ini. Sungguh sangat nyaman jika dilihat oleh mata kepala milikmu. Ran tersenyum bangga melihat reaksimu terhadap pesona rumahnya.
"Emang gak kenapa-napa kak kalo aku kesini?" tanyamu dengan hati-hati.
"Why not?"
Ran mempersilahkanmu untuk masuk ke rumahnya, memberimu penjelasan mengenai tata letak barang yang ada di dalam. Memang konsepnya rumah sederhana dengan barang sederhana, namun kamu melihatnya dengan terkagum karena terlihat mewah.
"Ah.. name, sini," titah Ran sembari menuangkan minuman anggur untuk kalian berdua.
"Kenapa kak?" kamu duduk berhadapan dengan Ran.
"Kamu kan dapet beasiswa bertiga, dua lainnya siapa?"
"Namanya Kazutora sama Hakkai,"
"Oh. I got something for you," Ran mengeluarkan kotak dan membukanya untuk diperlihatkan kepadamu.
Kamu membuka mulutmu tidak percaya, yang kamu lihat adalah kalung pearl limited edition yang pernah kamu lihat di internet.
"Sini aku pakein,"
"KAK?! INI MAHAL LOH??"
"Loh kenapa? kan kamu yang pake," Ran terkekeh pelan lalu menatap wajahmu tetapi kamu memalingkan wajah karena malu.
"Aku gak enak kak makenya,"
"Anggap aja hadiah buat... date hari ini(?)"
Ran melanjutkan acara minum anggur yang sempat tertunda, kamu yang melihatnya meminum lumayan banyak pun panik dan takut jika Ran mabuk berat. Namun dia tetap berbicara dengan lancar jadi kamu rasa tidak masalah.
"Name, kamu masih tetep jadi bonekaku. Selama aku masih hidup, kamu juga harus hidup dan melayaniku," kamu mengangguk sebagai tanda setuju. Mungkin saja Ran mabuk berat bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust [Ran Haitani]
FanfictionName, seorang mahasiswa biasa yang mendapat undangan ke kampus ternama di daerah Roppongi, Jepang. Roppongi terkenal dengan kemegahan serta sebagai kota bisnis. Tidak heran biaya hidupnya mahal. Siapa sangka, name termasuk ke dalam ekonomi kelas B a...