Gym

1.8K 15 0
                                    

Saat Rita membuka pintu, aku terkejut karena melihat kondisi Rita yang basah kuyup dan masih menggunakan pakaian sekolahnya dengan lengan baju terlipat hingga terlihat keteknya yang memiliki bulu bulu pendek kasar seperti baru dicukur. Aku pun bertanya kepada Rita

Dina: Kamu kenapa Rit?? Kok basah gitu? Kamu mandi ga buka baju emang? (Aku bingung)
Rita: Ya habis olahraga lah, yakali aku mandi ga buka baju. Lagian kalau aku keringetan Emang kaya gini kok, kaya orang habis mandi.

Aku kaget karena baru pertama kali melihat orang dengan keringat sebanyak ini. Dan sekarang aku tau keanehan kedua dari Rita.

Rita: Loh kamu ga make baju ketekan Din?
Dina: engga Rit, aku kurang suka, karna nanti ketekku yang bau kecium banget.
Rita: Yaelah Din, Gapapa kali, cuma kita berdua. Yauda masuk sini

Rita pun menarik tanganku dan membawaku masuk ke rumahnya. Tapi anehnya, dia mengunci pintu rumahnya. Aku sempat bingung namun aku tidak terlalu memikirkan nya, toh dia temanku, gabakal berbuat jahat ke aku kan. Setelah itu kita pun menuju ruangan Gym. Saat baru masuk, Bau Asam, apek, rasa pengap, semua itu muncul. Aku tahu betul ini adalah bau Rita. Aku ingin menutup hidung ku tapi aku tidak enak denganya. Gym nya tidak terlalu luas. Hanya ada treadmill, statis bicycle, dan beberapa dumble kecil.

Rita: Ini gym ku Din, maaf ga terlalu besar, soalnya aku cuma olahraga ringan aja
Dina: haha gapapa kok, aku juga biasa cuma olahraga ringan

Aku pun mencoba treadmill nya sebentar sambil melihat Rita sedang mengangkat dumble nya sampai tangannya lurus ke atas. Entah kenapa, Rita terlihat sangat mempesona. Aku terkagum melihat kecantikan nya meski sedang berkeringat dan keteknya memiliki bau asam. Tanpa aku sadari aku turun dari treadmill untuk fokus melihat Rita. Rita pun sadar dan langsung menuju ke arahku. Aku juga sadar kalau aku terlalu fokus memperhatikan Rita. Saat Rita ke arahku, dia tersenyum. Cantik tapi entah kenapa aku merasa sedikit menakutkan, jadi aku mundur hingga mentok di tembok. Aku panik dan ingin berlari ke pintu. Namun sayangnya, Rita sudah di depanku, dia memegang kedua tanganku dengan satu tangan nya yaitu tangan kiri. Aku terkejut, kenapa wanita yang tidak terlihat berotot ini memiliki kekuatan sebesar ini. Aku tidak bisa melepaskan tanganku.

Rita: Kenapa liat aku se serius itu Dina? (Sambil tersenyum dia berkata seperti itu)
Dina: eng- engga k-kokk Rit, engga apa apaa(aku ketakutan)
Rita: Hahaha, pasti karena pesonaku ya... Atau.... (Dia mengangkat tangan kanannya. Terlihat keteknya bercucuran keringat layaknya ada penampungan air yang bocor di ketek Rita) Atau kamu suka sama ini? (Dia mengarahkan keteknya ke depan wajahku)
Dina: Ug-gghhhh e-engga Rit (Baunya lebih asam dari bau saat dia memelukku di sekolah. Saat keteknya mulai mendekati wajahku, Aku memalingkan wajahku ke arah kanan. Dan keteknya pun menempel di pipi kiriku. Aku sangat jijik karena ketiak tebal yang lengket dan apek itu menempel di pipiku)

Rita: Jawab jujur, atau ketekku ini ga bakal lepas loh hahaha(dia ketawa layaknya seorang iblis)
Dina: uhuk.. uhukkk... I-Iya Rita, aku suka sama ketek kamu, t-tolong lepasin aku Rita (aku batuk karena baunya menusuk hidung dan paru paruku. aku terpaksa berbohong agar dia melepaskanku dari penjara keteknya ini)

Rita: Hahaha, bagus, akhirnya aku mendapat orang yang tepat nih

Dina: O-orang yang tepat??

Rita: Sini, aku kasi tau, kita duduk di sana dulu. (Rita melipat lengannya kanannya di leher ku layaknya penjahat yang ditangkap oleh polisi lalu membawaku dengan paksa ke tempat duduk yang ada di pojok gym itu. saat sampai sana, kita pun duduk dan Rita mulai memberitahu apa maksud dari perkataan Rita tadi)

Ratu KETEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang