Bagian 4

8 3 0
                                    

Natasha: "Gapapa kok Al, gue mau ke toilet aja." (dengan senyum canggung)
Natasha dengan jantung berdebar kencang segera beranjak dari tempat duduk dan pergi menuju toilet.
Ketika Natasha berada di dalam toilet, Ia berbicara sendiri, sembari melihat kaca.
Natasha: "Aduhh ternyata dia yang kemarin di warung pecel lele." (dengan tangan memegang wajah sebelah kirinya)
Natasha: "Dia inget gue ga ya? Mana disitu gue berantem sama A Azril." (dengan wajah panik)
Natasha: "Aduhh gue gemeteran lagi tadi di depan dia, udah lah, paling dia ga inget gue." (bersikap bodo amat)

Kini Natasha telah kembali berada di tempat duduknya.
Alana: "Natasha kok lama banget?"
Natasha: "Tadi ngantri, udah yuk kita belajar aja."
Alana: "Ok deh, kita belajar matematika dulu."
Nathan: "Kalau ada yang kurang paham kasih tau ya, nanti saya jelaskan."
Alana: "A tolong jelasin dong materi Kekongruenan, aku kurang paham."
Nathan langsung menjelaskan kepada Alana tentang materi Kekongruenan, saat Ia sedang menjelaskan, Natasha menatap wajah Nathan dengan tatapan kagum dan wajah tersenyum.

Natasha: "Ngga nyangka dia ternyata saudara temen gue sendiri." (dalam hatinya)

Ketika Ia sedang menatap Nathan, Alana melihat hal tersebut dan dengan spontan berbicara kepada Natasha.
Alana: "Heh Natasha, fokus dong, kita lagi belajar nih." (dengan nada sedikit berteriak)
Natasha: "Dari tadi gue fokus kok."
Alana: "Bohong kamu, udah fokus-fokus belajar mau ujian nih."
Natasha: "Iya, Iya."

Tak terasa mereka telah mempelajari beberapa materi matematika dan saat itupun Nathan bersuara.
Nathan: "Sekarang kita belajar IPA."
Alana: "Yah Aa, udah aja dong, kepala aku udah pusing nih belajar matematika."
Natasha: "Iya sama udah pusing aku juga."
Nathan: "Kalau gitu saya kasih waktu 15 menit untuk beristirahat."
Alana: "30 menit aja kali, 15 menit cepet banget."
Natasha: "Udah biarin aja, biar bisa cepet pulang."
Alana: "Oh ya bener."
Natasha: "Al gue mau ke rooftop cafe dulu ya, pengen menghirup udara segar setelah mempelajari matematika ini." (dengan wajah tersenyum)
Alana: "Iyaa, aku mau disini aja, kasian nanti A Nathan sendiri."

Natasha pun menaiki tangga menuju rooftop cafe dan Ia pun menghirup udara segar di rooftop cafe sembari berbicara sendiri.

Natasha: "Pusing banget nih kepala belajar matematika, untung aja ada penyemangat." (dengan wajah tersenyum)
Natasha: "Siapa lagi kalau bukan Kak Nathan." (dengan wajah tertawa kecil)
Natasha: "Aduhh ga boleh mikirin itu, nanti semua pelajaran hilang lagi." (dengan memegang kepalanya dengan kedua tangannya)

Natasha merasa bahwa dirinya telah cukup untuk menyegarkan pikirannya dengan udara segar, dengan itu Ia pun langsung menuju ke arah tangga untuk turun, namun saat Ia berada di tangga Ia melihat Nathan menaiki tangga tersebut.

Saat Natasha melihat wajah Nathan tanpa di sadari kakinya tidak menginjak tangga hingga membuat badannya hampir terjatuh.Nathan dengan kecepatan tangannya Ia memegang badan Natasha agar tidak terjatuh.

Nathan: "Harusnya hati-hati dong."
Natasha: "Iya tadi lagi ga fokus, makasih ya." (dengan wajahnya yang sedikit memerah)
Nathan: "Iya, oh ya kayanya saya pernah liat muka kamu."
Natasha: "Ahh masa sih?" (wajah Natasha tersenyum dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal)
Nathan: "Iya familiar mukanya."
Natasha: "Wahh emang wajah aku emang mirip sih sama cewe-cewe lain, dah ya aku mau kebawah dulu." (dengan wajahnya tersenyum)
Natasha menghilang dari hadapan Nathan dengan berlari menuju Alana.

Alana: "Kamu kenapa sih Nat lari-lari gitu?"
Natasha: "Gapapa."
Alana: "Bohong kamu, cepet cerita mumpung cuman berdua."
Natasha: "Kamu harus tahu Nathan itu cowo yang gue temuin di warung pecel lele." (Dengan wajahnya yang panik)
Alana: "Iya terus kenapa? Ga masalah kan?"
Natasha: "Masalah lah, soalnya dia waktu itu liat gue dimarahin Abang dan lebih parahnya abang gue marahin Nathan."
Alana: "Wahh seriusan Lo? Kok bisa sih?"
Natasha: "Jadi ceritanya gue itu liat dia dan terpesona kan ya dan gue liatin aja dia, ternyata Abang gue notice dong dan dia ngomong gitu ke gue dan Nathan liat gue dimarahin."
Alana: "Ohh jadi Lo terpesona sama dia?Aduhaiii." (dengan wajahnya yang tengil)
Natasha: "Diemm ah." (dengan wajahnya yang bete)
Alana: "Tapi emang tadi pas lo ke rooftop dia ngasih tau sih kalau dia pernah ketemu sama lo di warung pecel lele."
Natasha: "Wah beneran? Pantesan dia bilang familiar sama muka gue, eh tapi gue jadi malu tauuu."
Alana: "Kagak usah malu, orang dia dari tadi ada di belakang Lo."

Saat Natasha mendengar pernyataan tersebut Ia begitu kaget dan melihat Nathan yang sudah berada di belakangnya.

Nathan: "Udah beres ngobrolnya?"
Natasha: "Eh udah..udah..maaf tadi ngomongin Kak Nathan."
Nathan: "Gapapa, soalnya saya ga peduli juga."
Saat Natasha mendengar hal tersebut Ia merasa lega dengan hal itu.
Natasha: "Duduk kak, duduk."
Nathan: "Iya."
Natasha: "Kak aku minta maaf ya kejadian yang waktu itu, Abang aku emang gitu orangnya."
Nathan: "Santai aja kali, tapi saya sadar loh kamu ngeliatin saya waktu itu."
Natasha: "Ohh itu salah paham, aku liatin tukang pecel lelenya."
Saat Natasha mengucapkan hal itu Alana tertawa terbahak-bahak dikarenakan Ia mengetahui faktanya bahwa Natasha terpesona dengan Nathan.
Nathan: "Udah gausah dibahas, sekarang kita belajar IPA dulu."
Alana: "Yahh belajar lagi deh." (dengan wajah cemberut)

Tidak terasa mereka telah selesai dalam mempelajari Matematika dan IPA, tepat dengan selesainya pembelajaran Natasha melihat Abangnya Azril telah di luar menggunakan sepeda motor.

Natasha: "Eh aku udah di jemput nih duluan ya, makasih ya Al udah mau nemenin gue belajar dan makasih juga Kak Nathan udah mau ngajarin aku, sampai nanti." (dengan wajahnya yang tersenyum dan melambaikan tangan)
Saat Natasha keluar Nathan membicarakan tentangnya kepada Alana.
Nathan: "Dia emang kalau sama kamu manggil lo-gue ya?"
Alana: "Iya dia emang manggil gitu kadang dia juga manggil aku-kamu, tapi dia orangnya baik kok, cantik juga."
Saat mereka berdua sedang mengobrol hal itu, Alana dan Nathan melihat Natasha dan Azril bercekcok mulut.

Azril: "Aduhh siapa tuh cowo?"
Natasha: "Saudaranya Alana."
Azril: "Ohh saudaranya Alana, yang waktu itu kamu liatin di warung pecel lele ya?"
Natasha: "Iyaa."
Azril: "Ohh bisa gitu ya, berarti kalian jodoh ya." (dengan senyum tengil)
Natasha: "Apaan sih A." (dengan wajah cemberut dan memukul lengan atas Abangnya)
Azril: "Jangan gitu jelek, tuh diliatin sama Alana sama saudaranya juga." (sembari menunjuk arah belakang dengan memonyongkan bibirnya)
Saat mendengar hal tersebut Natasha melihat ke arah belakang dan dia kaget bahwa temannya dan Nathan melihat dia dengan Abangnya bercecok mulut, karena Ia merasa malu, Ia pun langsung naik ke motor Azril dan Azril pun langsung menjalankan motor itu dengan tertawa kecil karena sikap Adiknya.

Saya sebagai author mohon maaf jika selalu telat dalam update cerita dikarenakan saya masih harus menyelesaikan tugas-tugas dan baru Minggu lalu selesai ujian 🙏

Semoga kalian suka yaa sama chapter kali ini dan saya bakal usahakan untuk tidak update terlalu lama.

Thank you yang udah mau baca jangan lupa vote, share, dan comment kritik dan saran kalian, see you in the next chapter 💖

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

B&S Cafe (Brothers & Sister)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang