.....
"LINGGAAAA!!!"
Juna tersentak dan spontan terduduk. Ia dengan linglung menatap kearah pintu yang barusan dibuka dnegan kasar. Tampak Sandra yang memakai daster batik berkacak pinggang dengan sutil di Tangannya.
"Astagfirullah anak ini Kamu tuh kok ya susah banget dibangunin sih?! Ini udah mau jam tujuh lho! Sana buruan mandi, entar telat lagi!"
Bukannya buru melaksanakan titah nyonya rumah itu, Juna justru termangu. Dia masih berusaha ngumpulin nyawa soalnya. Ia mengucek mata menatap ibunya lamat-lamat, "Nda"
"Kenapa?!" tanya Sandra galak.
Namun Juna justru memasang wajah dramatis, "Aku anak bunda kan?"
Sandra merotasikan matanya malas, "Bukan, kamu tuh anak hasil mungut di kolong jembatan."
Setelahnya wanita itu berlalu pergi. Membuat Juna jadi manyun. Ia megusak rambutnya dengan kasar lalu berjalan ke kamar mandi sembari menggaruk-garuk perutnya.
'Gue mimpi apaan sih tadi anying? Tragis bener rasanya!'
|||||||||||||||||||||
"Kenapa kamu?"
Tanya Edward Ketika sampai di meja makan dan melihat putra sulungnya menggolekkan kepala dengan tampang nelangsa di atas meja.
Juna mencebik, "Tanya istri ayah tuh! Katanya hampir jam tujuh, tapi nyatanya jam enam aja belom! Cih! Tukang tipu."
"Kalau gak gitu gak bakal bangun kamu," sahut Sandra yang sedang Menyusun makanan di meja.
Edward terkekeh pelan dan mengusak rambut anak itu, "Habisnya kamu kebo banget sih jadi orang."
Juna pundung. Ia lalu menatap ayahnya itu dengan memelas.
"Kenapa lagi?" tanya Edward heran Ketika putranya memasang wajah minta dikasihani begitu.
"Kata bunda aku anak hasil mungut masa....."
Edward tergelak, begitupun Sandra. Juna tersenyum kecut. Namun mendadak telinganya berdenging Panjang. Suara-suara ayah dan bunda menjadi samar. Juna menegakkan tubuhnya. Entah mengapa ia terpaku pada pintu keluar dekat dapur yang menuju ke halaman belakang.
Seseorang berdiri disana mengulurkan tangan padanya. Dia tersenyum dengan hangat hingga matanya menyipit seperti bulan sabit, "Bang Jun, ayo pulang."
"Rion...."
Juna terkesiap. Semua kilasan-kilasan mimpi yang nyaris ia lupakan menjadi jelas dan berputar dengan cepat. Rasanya begitu bising sampai-sampai Juna harus menutup telinganya dengan erat. Sampai kemudian semua itu seolah tertarik oleh gravitasi yang kuat. Dan wuushh! Semua berubah menjadi gelap.
'Lingga Jangan tinggalkan bunda, Nak.....'
'Lingga tolong bangun.'
'Kamu gak bisa pergi seperti ini...'
'Lingga, Kembali lah pada kami...'
Juna merasa matanya basah. Terdengar tangisan pilu meraung-raung. Suara dokter yang saling berbicara dengan cemas. Suara alat pendeteksi jantung yang berdenging Panjang. Suara-suara itu seolah menjelma menjadi sebuah pintu yang memanggil Juna untuk datang.
Juna menangis, tapi dia tak tau untuk alasan apa. Namun seolah ada kekuatan mistis, kakinya bergerak menuju pintu yang terbuka lebar seolah menanti kedatangannya.
Juna semakin dekat. Dan lebih dekat. Namun saat akan melangkah masuk, dia mendadak berhenti. Juna merasa dadanya sesak Ketika ia menoleh ke belakang.
"Rion....."
Rion tersenyum sedih disana. Membuat Juna melupakan segalanya. Ia mengabaikan pintu yang nyaris tertutup di depannya dan berlari menyambut uluran tangan Rion padanya.
Setiap Langkah kaki Juna mengubah tempat yang gelap itu secara perlahan menjadi lapangan hijau yang luas membentang. Dan Ketika Tangannya meraih tangan Rion, semua sempurna berganti.
Angin berhembus, rumput ilalang tampak melambai-lambai mengikuti arah angin. Langit terbentang luas di atas mereka dengan gugusan bintang yang memesona. Rion tersenyum dan itu menular pada Juna.
'Maaf, ayah, bunda, aku memutuskan untuk tidak Kembali. Sebab, aku lebih disini. Di dunia yang dimana ada Rion di dalamnya. Rion dan aku. Hanya kami berdua. Tanpa kesedihan dan luka. Dan hanya kedamaian abadi yang menanti.'
***
Kain ditarik menutupi wajah Juna yang tampak tersenyum dengan damai. Dokter menunduk menunjukkan duka cita atas tangis yang terurai di Dalam ruangan tersebut.
17 Juni 2023, bumi Kembali kehilangan salah satu penghuninya. Artajuna Ralingga dinyatakan meninggal dunia setelah cukup lama menahan sakit, berjuang melawan racun VX yang menggerogoti tubuhnya.
Selamat jalan Artajuna, bumi telah merekam jejak luar biasa yang kamu tinggalkan disini. Pergilah dengan tenang, temukan Bahagia yang selama ini kamu cari-cari.
||||||||||||||||||||
Yeeaayy tamat deh wkwkwkwk
Makasih buat yang udah mampir dan baca.
Lopyuu all

KAMU SEDANG MEMBACA
ADIOS
Novela Juvenil.............. "Kamu menderita sekali, bukan? Apa kamu tau? Jika kamu mau, saya bisa membuat kamu pergi jauh dari semua ini. Hanya satu anggukan darimu, saya akan buat semua rasa sakitmu menghilang seketika. Bagaimana? Bukankah ini tawaran yang men...