2.35

266 55 36
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Dokter mengatakan Xiao Sa sudah lebih baik setelah mendapatkan beberapa cairan infus. Meski demikian, alangkah lebih baik jika lelaki manis itu dirawat satu hari lagi agar dia bisa benar-benar dinyatakan sembuh. Kebingungan melanda diri Ye Mi. Dia setuju dengan perkataan dokter yang menganjurkan tambahan perawatan Xiao Sa, tetapi dia agak keberatan jika harus menjadi wali dan terus mengabaikan pekerjaan. Sudah banyak pekerjaan penting yang ditunda, menyerahkan kepada asisten pun tidak akan semaksimal yang dia kerjakan.

Ye Mi membaca berulang kali kalimat yang tersampir di layar ponsel. Sebuah pesan yang dikirimkan oleh Paman Ji mengenai pertemuan penting yang tidak bisa ditunda. Pertemuan itu sangat mendadak tanpa membuat janji terlebih dahulu. Hari itu bertepatan dengan kedatangan ketua dari kelompok mafia Signore yang bernama Sammo Hung di kota sebelah. Lelaki yang sudah dianggap seperti ayahnya sendiri itu meminta mereka untuk makan malam bersama. Ye Mi merasa tidak enak menolak, terlebih lagi sudah cukup lama mereka tidak bertemu. Namun, dia juga tidak berdaya untuk meninggalkan Xiao Sa sendirian. Lelaki manis itu tidak memiliki wali. Sesuai perjanjian, Lin Yi harus menemani temannya melakukan perjalanan bisnis. Bagaimana jika Xiao Sa membutuhkan sesuatu dan tidak ada satu pun seseorang di sampingnya? Hanya membayangkan kejadian menyedihkan tersebut, kepala Ye Mi terasa akan meledak.

Satu-satunya cara yang memungkinkan untuk dilakukan adalah dia harus pergi ke kota sebelah untuk makan malam sebentar, kemudian segera kembali ke samping Xiao Sa. Dia pun mulai melancarkan aksi untuk berpamitan. "Aku harus pergi siang ini."

Mendengar itu, hati mungil Xiao Sa mulai merasa sedih, bahkan membuat lapisan air menyatu di mata. Dia berusaha keras tidak berkedip agar tangisan tidak pecah. Mempertahankan air menggenang di pelupuk mata, terdapat getaran yang terus mendesak supaya air mata cepat-cepat dikeluarkan. Dia juga tidak menjawab perkataan Ye Mi. Hanya berpikir bahwa lelaki tampan itu tidak akan datang lagi, ketakutan menguasai seluruh tubuh. Satu tahun berlalu sejak pertemuan pertama mereka, selama satu tahun itu kerinduan terus menggerogoti. Dia tidak bisa menahan kerinduan selama satu tahun lagi untuk bertemu. Tidak, dia benar-benar tidak bisa. Bagaimanapun caranya, dia ingin bertemu dengan Ye Mi setiap hari.

Ye Mi seolah mengerti apa yang ada di pikiran Xiao Sa, dia berusaha meyakinkan. "Sebelum pagi datang, aku pasti akan kembali."

"Bagaimana jika kamu berbohong?" Tetes demi tetes air mata berjatuhan, menunjukkan seberapa besar ketakutan Xiao Sa akan kebohongan pihak lain.

Ye Mi tidak memiliki pilihan lain. Dia juga tidak yakin apakah dia mampu memegang teguh ucapannya. Dia tidak ingin ingkar, tetapi tidak dapat mengendalikan situasi. Dengan demikian, dia mulai memikirkan sebuah ide yang cukup menarik. "Apakah kamu mau ikut?"

Air mata lenyap seketika di wajah Xiao Sa. Kesedihan yang beberapa saat lalu terpampang jelas seakan-akan tidak pernah menyentuh dirinya. Jiwa semangat melonjak tajam, menyerukan jawaban dengan penuh sukacita, "Mau!"

Xiao Sa segera melompat ke samping ranjang demi menunjukkan bahwa dia sudah sembuh total. Dia tidak ingin masalah kesehatan mengubah pikiran Ye Mi dengan. Namun, bukan itu yang Ye Mi khawatirkan, melainkan ada sesuatu lain yang juga penting bagi Xiao Sa.

"Bagaimana dengan kuliahmu?" ujar Ye Mi setelah menetralisir rasa gemas akan tingkah lucu Xiao Sa.

Xiao Sa menjawab tanpa pikir panjang, "Kamu bisa mengurusnya untukku."

Ye Mi sebenarnya telah merencanakan itu tanpa harus dipaksa. Dia akan meminta Paman Ji untuk mencari orang yang akan menggantikan kehadiran Xiao Sa, atau menyuap dosen dengan lima koper uang. Namun, dia masih ingin menguji pihak lain dengan pertanyaan, "Kenapa harus aku?"

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang