GU #1

405 27 0
                                    

Fanfic-!

.
..
...

Happy reading, readers! Don't be a siders, please.

Suasana studio sudah sangat ramai, pasalnya beberapa menit lagi syuting akan segera dimulai. Gracio masih sibuk membaca topik yang akan dibahas.

"In 5, 4, 3, 2, 1."

Seorang MC membuka acara dengan heboh. Lalu dilanjut dengan beberapa perbincangan antara sang MC dengan Gracio. Topik yang dibahas tidak jauh dengan kehidupan permodelan dan kisah cinta gracio.

"Ini temen-temen di rumah pasti penasaran kan kenapa model yang satu ini tatto nya banyak banget,"

Gracio tertawa sedikit lalu menjelaskan awal mula ia membuat tatto. Ia juga memberi tahu beberapa arti tatto miliknya. Khususnya tatto yang berada di daerah wajah dan leher.

"Tatto pelangi ini sebenarnya buat pemanis doang. Tapi memang dibuat untuk merayakan anniversary gue Ama pacar," gracio menunjuk ke tatto yang ada di lehernya.

Kemudian ia menjelaskan tatto selanjutnya dan taping siang itu selesai. Gracio langsung pulang ke rumah karena tidak ada kesibukan yang harus dijalani. Ia juga memiliki janji untuk Mabar bersama adiknya, Christian.

"Lama amat lu, udah keburu jago nih gua solo mulu," kata Christian sambil terus fokus pada permainannya.

Gracio langsung menarik kursi di sebelah Christian dan menyalakan komputer miliknya. Saat ini mereka sedang berada di ruang santai. Di ruang santai terdapat komputer, tv, arcade, dan billiard untuk mengusir rasa bosan.

Kedua saudara itu kini bergantian meneriaki satu sama lain karena tim mereka hampir kalah di sebuah game. Gracio sedikit kesal karena Christian malah bermain sesuka hati. Dan beberapa menit berlangsung, akhirnya tim mereka kalah dalam permainan pertama.

"What are you doing Chris.."

"Yaelah, gitu doang. Tinggal ulang apa susah."

Mereka melanjutkan permainan sampai sudah cukup sore. Mata mereka terlihat sangat lelah karena fokusnya terletak pada monitor. Gracio yang mengantuk pergi meninggalkan Christian.

Saat baru ingin membuka kenop pintu, ia mendapat pesan dari pacarnya. Setelah membaca pesan singkat itu, gracio bersiap dan menuju lantai bawah untuk mengambil kunci motor. Ia bergegas untuk menjemput pacarnya yang berada di toko.

Motor Harley terparkir rapih di tempat parkir. Sang pemilik pun masuk kedalam toko dengan helm yang masih terpasang. Ia melambai ke arah kasir untuk menyapa teman pacarnya.

"Pacar gue mana ghik?"

Ghika, partner kerja sekaligus teman Sandra menunjuk ke arah ruangan Sandra berada. Gracio berjalan menuju ruangan itu dan mengantuk pintunya. Tak lama wanita yang ditunggu pun keluar.

"Ghika, gue duluan ya," Sandra melambai kepada temannya yang sedang sibuk melayani pelanggan di kasir.

Ghika membalas lambaian.

"Ih kamu kok pake motor ini, aku kan ga suka."

"Why? Padahal handsome like the owner."

"True but.. it's too big. Don't you see?

"Yaudah aku jual aja motornya."

"Ga ada yang nyuruh. Udah deh, mana helm ku?"

Gracio langsung memasang helm ke kepala Sandra. Mereka menaiki motornya dan pergi untuk mengelilingi kota di sore hari. Awalnya mereka berniat untuk pergi ke pantai. Tapi Sandra sudah terlalu lelah. Dan mereka memutuskan untuk menonton film di bioskop.

Gracio Untukku [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang