Fanfic-!
.
..
...Pemandangan langit Tokyo membuat mata gracio enggan berpaling menatap keindahan itu. Ini bukan pertama kali ia pergi ke Tokyo, tetapi baru kali ini ia mendapat pemandangan ini. Ia terus melihat langit dari balkon apartemennya.
"Gue takut leher lo patah aja sih," seorang lelaki menghancurkan lamunan Gracio.
Gracio melirik ke arah sumber suara. Lelaki itu memberikan secangkir teh lalu duduk di kursi.
"Cantik banget langit sore-sore, gue jadi kangen Sandra," gracio menyeruput teh itu lalu bersandar di pagar balkon.
Lawan bicaranya hanya memalingkan muka lalu mengambil buku dan membacanya.
"Ya untuk yang kali ini fasilitas nya not bad lah," gracio duduk di sebelah teman satu atapnya.
"Kata gue banyak-banyak bersyukur aja deh," lelaki itu bangkit dan masuk kedalam meninggalkan gracio.
"Harusnya lo yang bersyukur bisa kerja bareng gue," gumam gracio.
Saku celana gracio bergetar, ia segera mengambil hp miliknya. Ternyata itu telepon dari Sandra, sang pemilik hati.
Sandra : hello, gracio-kun. How's Tokyo?
Gracio : hai sayang, Tokyo hari ini cantik. Tapi tetep cantikan kamu. Mau liat?
Sandra : mau mau, ayo video call.
Sandra : oh my God babe, kamu ga pake baju?? Kamu kan ngga sendirian di apart. Ada manager kamu kan?
Gracio : chill girl, aku sama cowo disini. Manager aku beda room. Just look at the sky.Perbincangan berlanjut, mereka mengobrol tentang seberapa rasa rindu yang di alami. Walaupun belum ada 1 hari LDR, tapi mereka sudah saling rindu. Sandra pun bercerita tentang Christian, adik gracio yang mulai mendekati ghika. Merek mengobrol dan tertawa, dan panggilan terputus karena Sandra harus menutup toko dan pulang ke rumah.
--
"Azeedan!! Ini baju lo kenapa ada di kamar gue?" Gracio meninggikan suaranya karena ia sedang berada di kamar dan zeedan sedang menonton tv di ruang tengah.
Hening, tidak ada sahutan dari si pemilik baju. Gracio menggenggam t-shirt dinosaurus putih dan berjalan keruang tengah. Ia melihat zeedan dengan santai tertawa menonton tv show berjudul "sharehouse48". Gracio berdiri di hadapan zeedan dan terus menghalangi pandangannya ke tv.
"Rese amat lu, cewe apa cowo?" Zeedan berdiri dan mengikis jarak di antara mereka berdua.
"Nih kaos bayi lo, di kasur gue."
Gracio pergi meninggalkan azeedan dengan perasaan sedikit kesal. Tidak seharusnya ia mendapat perlakuan seperti ini. Apa lagi mereka berdua sama-sama kerja, dan mereka berada di tim yang sama. Ia pergi ke kamar untuk mengambil jaket, dompet dan hp. Lalu Gracio pergi meninggalkan apart.
Ia berencana untuk pergi ke minimarket dekat apart dan membeli beberapa cemilan. Sebenarnya ia sedikit ragu untuk pergi, karena kemampuan untuk membaca huruf kanji sangatlah minim.
Gracio memasuki minimarket itu. Ini masih belum terlalu malam, tetapi disana sudah sepi. Tadi saat baru sampai di apartemen, ia melihat beberapa warga sedang duduk di kursi depan minimarket.
Ia berjalan ke arah rak camilan dan mengambil beberapa. Beberapa kali ia sempat bingung memilih dan menentukan bahan makanan apa saja yang ada di dalam camilan itu.
Memilih barang itu bukan keterampilan gracio. Ia bisa menghabiskan lebih dari 5 menit hanya untuk menentukan barang mana yang worth it to buy.
Saat sedang memilih, ia melangkah mundur untuk membandingkan ukuran bungkus camilan itu. Dan..
Bruk
Suara kotak susu jatuh tepat di belakang gracio. Gracio berbalik badan dan membungkukkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracio Untukku [Hiatus]
Random"Kamu cuma untukku, selamanya." #Gracio #GreShan #GenderSwap Ket : gracia boy version. © usrelio