GU #3

336 20 0
                                    

Fanfic-!

.
..
...

"Orang sini kalau liat kamu pasti langsung lari, haha."

"Baru satu hari disini udah cape make baju yang berat," ucap seseorang yang sedang di makeup.

Gracio merasa aneh, sudah lama ia tidak melihat wajahnya sebersih ini. Wajahnya tidak ada tatto sedikit pun. Ia saja merasa pangling dengan penampilannya sekarang.

Gracio mengambil beberapa selfie dengan muka barunya. Ia menyimpan beberapa dan mengirim kepada Sandra.

Lalu pemotretan pun dimulai. Gracio menunjukkan pose dan ekspresi andalannya.

Bibir merah muda itu bisa menjadi merah maroon karena digigit oleh sang pemilik.

Pose badan menyamping miliknya benar-benar membuat semua takjub. Bisa dibilang ia memiliki wajah samping yang sempurna.

Hidungnya yang mancung, lirikan matanya yang tajam, dan bibirnya yang menggoda.

Tidak heran jika model ini membuat banyak agensi mengantri untuk kerja kontrak dengannya.

Tapi sang pemilik tubuh itu merasa heran. Padahal tattonya hampir menutupi setiap lekukan tubuh yang harusnya terlihat.

"Good job El, thanks for today," seorang wanita menjabat tangan gracio.

Gracio menerima jabatan tangan itu, "you are very welcome ma'am," matanya menyipit saat tersenyum.

Kali ini giliran teman seatap sementaranya yang bekerja. Tubuhnya mulus-mulus saja, tapi ia tetap memakai makeup. Khususnya di leher sampai dada. Banyak tanda disana.

Gracio memutuskan untuk kembali ke apartemen. Sebelumnya ia mampir ke pasar untuk membeli buah.

Dan benar saja, saat ia memberikan beberapa lembar uang yen. Si penjual merasa sedikit heran dan gemetar. Tatto tangan gracio terlihat sedikit. Tetapi untungnya si penjual buah itu menghiraukan.

Gracio tidak langsung masuk ke unit apart nya. Ia mampir sejenak ke tempat temannya berada. Tadinya gracio berpikir untuk membawa bakso urat kesukaan temannya itu. Tetapi dia sedang hamil, tidak bagus untuk makan terlalu banyak lemak. Apalagi ini Tokyo. Dimana yang jual bakso urat?

Ting Tong

"Ow hai El. Kebiasaan ya kalau ketemu gue pasti bawa sesuatu," tuan rumah itu mengambil bingkisan dan mempersilahkan gracio masuk.

Gracio menelusuri setiap sudut apartemen itu.

"Ngapain celingak-celinguk? Mau maling lo?" Ucap sang pemilik rumah dari arah dapur.

"Suami lo mana ris?" Gracio melirik ke arah dapur.

Lalu wanita itu datang sambil membawa secangkir teh dan potongan buah apel. Ia duduk berhadapan dengan gracio.

"Biasalah artis nemuin fans nya, dia disini sambil kerja."

"Wah masih main series begituan??" Gracio mengambil sepotong apel dan menggigitnya.

"Ya enggak lah. Setelah nikah sama gue, dia mutusin kontrak sama agensi itu. Terus sekarang dia main film dan of course lawan mainnya cewe," ia terus mengelus perutnya yang sudah terasa mulas akhir-akhir ini.

"Terus lo ga cemburu?"

"Gue lebih cemburu kalau lawan mainnya cowok."

Keheningan pun terjadi. Mereka berdua sudah lama tidak bertemu. Gracio saja baru tau kalau temannya itu hamil. Mungkin kalau dihitung sudah sekitar 1 tahun tidak berjumpa. Temannya itu dibawa pergi ke Thailand setelah menikah dengan pujaan hatinya.

"Riska,"

"El,"

"Lo duluan aja."

"Gapapa, ladies first."

Wanita itu tersenyum sedikit.

"Lo.."

Kring. Baru saja teman lamanya itu membuka suara, hp nya berdering. Gracio izin untuk mengangkat telepon.

"Eh, sorry riska, gue harus balik ke apart gue. Nanti kalau sempet gue kesini lagi," ucap gracio masih dengan telepon yang tersambung.

"Gapapa, hati-hati," wanita itu memandangi punggung lebar itu pergi meninggalkan apartemen nya sambil tersenyum.

"Ngga pernah berubah memang," gumamnya.

---

"Ini dia wanita spesial yang mau ketemu sama lo," zeedan merangkul cewe disebelahnya.

Gracio melirik dan menganalisa penampilan dari ujung ke ujung, lalu ia menggigit jarinya.

"Bukan pacar gue," gracio mengerutkan dahinya sambil terus menatap wanita itu. "Iya ini bukan Sandra," lalu memalingkan pandangannya ke zeedan.

Zeedan melepas rangkulan itu dan mendekat kesamping gracio lalu berbicara, "YANG BILANG DIA PACAR LO SIAPA," kata zeedan dengan suada yang cukup keras berhasil membuat telinga yang diteriaki nyeri.

"Jadi alasan kenapa gue telp lo adalah, gue mau dia tinggal di apart ini."

Gracio hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil berpikir.

"Gue udah bilang sama manager lo dan gue dan managernya."

Gracio menatap zeedan. "Ya buat jaga-jaga aja, dia kan idol jadi-"

"What the hell.. No, gue ga bisa ambil resiko," gracio bangkit dari tempat duduknya. "Lo gila apa pacaran sama idol? Kalo selera lo yang terkenal mending pacaran sama model, artis, aktris dan lainnya. Jangan idol lo jadiin sasaran. Pokoknya gue ga mau ambil resiko. Titik," gracio pergi meninggalkan zeedan.

Zeedan melihat kearah pacarnya yang sedari tadi diam menunggu di ruang tengah. Ia tersenyum melihat pacarnya yang masih tertidur setelah mendengar ocehan gracio.

"Miyu, wake up. Kamu harus latihan kan?" Zeedan mengelus pipi seseorang yang dipanggil Miyu.

Mata itu pelan-pelan terbuka. Ia menguap dan menoleh kepada orang yang membangunkannya dari tidur. Lalu ia tersenyum.

"Aku resign Zee."

-TBC-

usrelio

Sekali-kali double up kan.

Btw guys, jangan lupa kunjungi cerita sebelah.

Gracio Untukku [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang