Percaya

13 2 0
                                    

Prok ... Prok ...prok

Sasmaya mendongakkan wajahnya. Kerutan di dahinya terlihat ketika melihat Edward yang juga tengah menatapnya.

"Ternyata suara lu bagus juga." Edward duduk di samping Sasmaya.

"Thanks. Kamu ngapain disini?" tanya Sasmaya.

"Nih mau ngunci ruangan, eh malah ketemu bidadari. Beruntung ya gua?" Edward menatap intens Sasmaya, lagi, dan lagi.

"Kenapa kamu selalu menatapku seperti itu?" Sasmaya merasa risih.

"Lu cantik." Edward terkekeh.

Sasmaya menghela napas.

"Sebaiknya kamu jauhin aku, Edward." Sasmaya memperingatkan.

"Kenapa?" selidik Edward.

Hati Edward terasa sedikit nyeri mendengarnya.

"Aku risih. Tolong jauhin aku," ucap Sasmaya kemudian beranjak pergi.

Edward menatap nanar kepergian Sasmaya.

Haruskah dia mundur? Jika sedikit logika tersisa mungkin saja ia bisa. Namun hatinya yang memegang kendali. Netra teduh sang pujaan hati begitu memikat. Ia terpikat, hatinya terikat. Bagaimana bisa mundur? lelaki sejati harus memperjuangkan cintanya, bukan?

-----

"Sasmaya!" panggil Lauren, teman sekelompoknya.

"Ya?"

"Minta nomermu, mau aku masukin ke grup kelompok." pinta Lauren.

Sasmaya mengangguk dan segera memberi Lauren nomer WhatsApp nya.

"Nanti infonya bakal dibagikan di grup, jangan lupa simak ya ntar." Lauren memperingatkan.

"Oke, Ren."

Lauren speechless.

"Hei, ada apa?" Sasmaya khawatir dengan Lauren yang menjadi diam.

Apakah Sasmaya melakukan kesalahan?

"Kamu tau namaku?" Lauren masih tak percaya, Sasmaya menyebutkan namanya!

"Pasti kenal lah ren kan Kita seangkatan, sekelas, bahkan sekarang sekelompok." Sasmaya bertutur.

Lauren tersenyum.

"Kamu terlalu tertutup, jadi aku kira kamu ga kenal aku. Apalagi aku bukan seorang yang populer."

"Tertutup bukan berarti tidak akan tau tentang hal sekitar, bukan?" ujar Sasmaya.

"E-eh iya." Lauren gugup.

Tatapan Sasmaya selalu tajam, mengintimidasi.

Menakutkan ...

"Yasudah aku pamit undur diri. Good bye, Sasmaya." Lauren melambaikan tangannya.

"Bye," balas Sasmaya.

----

Sasmaya menyimak percakapan dalam grupnya. Ternyata didalam kelompoknya terdapat 2 cowok dan 3 cewek termasuk dia sendiri.

Sasmaya melihat share location alamat rumah Lauren.
Mereka akan mengerjakan tugas kelompok disana.

Sasmaya membiarkan rambutnya terurai lalu memakai bando mutiara.
Dia memakai dalaman crop dengan outer cardigan crop berwarna pink serta rok mini motif kotak-kotak cerah.

Dia mengoleskan liptint pink di bibirnya.
"Selesai," ujar Sasmaya.

Ia mengambil tas selempang dan kunci mobilnya.

SasmayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang