[ p o s i t i f : 01 ]

1.3K 49 0
                                    

vote dan komen, wajib!!!

"Dasar anak nggak tau diri! Brengsek malu-maluin keluarga aja! Disekolahin tinggi-tinggi malah hamil diluar nikah, goblok!"

Vira mendapat tamparan dan pukulan diwajah dan seluruh tubuhnya. Sebisa mungkin wanita muda itu melindungi perutnya supaya tidak terkena pukulan dari ibunya.

Wanita paruh baya itu sangat emosi dan terus-terusan memukuli anak sulungnya itu. Berbeda dengan pria paruh baya yang hanya diam memperhatikan istri dan anaknya. Pria itu juga marah, dan kecewa dengan anaknya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena anaknya itu sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal.

"Maaf mah."

"Kemasi barang-barang kamu dan angkat kaki dari rumah saya! Nggak sudi saya punya anak macam kamu!"

Vira menyeka air matanya, lalu dengan tertatih dia berjalan menuju kamarnya. Vira mengemasi barang-barang yang sekiranya dia butuhkan.

Tutt..tutt...

"Halo, kenapa Vir?"

"Boleh gak gue nginep diapart lo?"

"Boleh, tapi gue lagi diwarung bang Mail nih. Lo kesini aja ntar keapart bareng gue."

"Oke, makasih ya."

Vira menggeret kopernya keluar kamar, tanpa berpamitan dia langsung keluar dari rumah orang tuanya. Beberapa menit kemudian, taksi online pesanan Vira sudah sampai.

"OMG! Vir, lo ngapain bawa-bawa koper sama tas ransel gini? Kayak lagi diusir aja."

"Emang," jawab Vira santai.

"What?! Yang bener?"

Vira mengangguk, bang Mail yang mendengar teriakkan Clara langsung menghampiri dua wanita itu.

"Kenapa?"

"Nih adek lo, katanya diusir dari rumah."

"Anjir yang bener?"

"Ck, gak percayaan amat sih!"

"Ya gimana mau percaya, lo nya aja santai gini."

"Ntar gue cerita, tapi nggak disini."

"Yaudah yuk keapart, bentar gue pesen taksi online dulu ya."

Vira sudah berada diapartemen nya Clara.

"Ayo cerita."

Vira mengeluarkan tespack dari saku celana jinsnya. Clara terkaget-kaget sampai menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.

"Anjing, beneran hamil dong."

"Gue haus nih, mau minum dong Ra."

"Iye bentar-bentar gue ambilin."

Vira meneguk air putih itu sampai habis. Clara terus-terusan menatap perut ratanya.

"Apaan sih, ngelihatin nya gitu banget."

"Gue masih gak percaya aja gitu, lo bakal punya bayi."

"Masih lama bego!"

"Emangnya ibu hamil boleh ngomong kasar ya?" Vira mengangkat bahunya, pertanda kalau dia tidak tau.

"Eh iya! Siapa bapaknya?!"

"Kepo lu, gue kagak inget njing."

"Lo gimana sih babi, masa nggak tau siapa bapak dari anak lo."

"Ya mana gue tau onta, gue kan mabuk."

"Makanya jangan mabuk nyet, bunting kan lo."

"Anjing, gak guna gue cerita sama beruk macam lo."

"Tai lo suuu."

Selain diusir, Vira juga memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya karena orang tuanya tidak sudi membayar uang kuliahnya. Vira sedang bersiap untuk melamar kerja dicafe sebagai barista. Walaupun Vira tidak bisa memasak, dia lumayan jago membuat kopi karena dulu pernah coba-coba jadi barista selama dua bulan.

"Lo udah bisa kerja hari ini juga."

"Makasih kak Ryan."

Dream cafe, nama cafe tempat Vira bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dream cafe, nama cafe tempat Vira bekerja. Disini ada dua shif, shif satu berangkat pukul delapan sampai pukul empat sore dan shif dua pukul empat sore sampai pukul dua belas malam.

Kalau disiang hari pelanggannya tidak seramai dimalam hari, walaupun begitu Vira tetap merasa kelelahan apalagi dia sedang mengandung.

Jadwal shifnya sudah selesai, Vira pulang menggunakan ojek online. Diapart, Vira sendirian karena Clara masih ada jadwal kuliah. Tadinya Vira ingin mempir kewarung bang Mail, tapi kepalanya tiba-tiba pusing jadinya dia memutuskan untuk langsung pulang.

Vira mengambil sapu dan mulai membersihkan lantai dari debu-debu lalu setelah itu mengepelnya. Vira merasa tidak enak kalau hanya menumpang saja. Kalaupun Clara tau, dia pasti akan melarangnya, makanya sebelum Clara pulang, dia se-segera mungkin bersih-bersih.

Vira dan Clara itu sama-sama tidak bisa masak, jadi sebelum Clara pulang Vira menyuruh Clara membeli makanan untuk makan malam mereka. Dan lagi-lagi Vira merepotkan Clara karena membeli makanannya menggunakan uang Clara.

Uang Vira cuma tersisa lima ratus ribu, itupun untuk ongkos transport dari apart kecafe. Dan Vira cuma punya simpanan gelang emas, gelang ini dia beli dari hasil kerjanya dulu saat menjadi barista.

"Hai bumil, dan dedek bayi, saat nya kita makan."

"Apaan deh, dia tuh belum jadi bayi."

"Bodo amat nyet, biar gampang gue panggilnya dedek bayi aja."

Vira makan dengan lahap begitupula Clara. Mereka makan sambil menonton konten-konten dari boygrup Nct.

"Semoga anak gue ganteng kayak mereka."

"Tergantung bapaknye ganteng atau enggak."

"Ganteng kok, bapaknya Chindo."

"Anjing yang bener? Lo udah inget?"

Vira menggeleng pelan, "inget dikit sih, pokoknya cowok itu tuh putih banget kulitnya."

"Wah ponakan gue pasti ganteng nih."

"Emangnya lo tau jenis kelamin anak gue? Baru juga empat Minggu."

"Firasat sih."

tebece.

sabtu, 17 juni 2023.

Positif | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang