vote dan komen, wajib!!!
sambil nunggu cerita ini update, kalian bisa baca book yang lain. ada beberapa book : step brother | jaemin, kak tio | taeyong, my student my husband | jaemin.
jadiii diawal bulan agustus kemarin aku sakit, tapi sekarang udah sembuh kok. kalian jaga kesehatan ya, tau sendiri lah cuaca di bulan agustus kek apa.
•
•
•
Vira menghembuskan nafasnya berulang kali dengan kasar. Dia benar-benar merasa takut karena sekarang ini Vira bersama Cleo akan menemui kedua orang tuanya.
Cleo membuka sabuk pengamannya lalu menoleh kesamping. "Ayo, jangan takut kan ada gue."
Vira menunduk.
"Lo gak tau semarah apa orang tua gue waktu itu," gumamnya.
Entah keberanian darimana Cleo menggenggam tangan kanan Vira. Laki-laki itu berkata akan melindunginya, ekspresi wajahnya sangat serius membuat Vira menjadi yakin.
Vira langsung bersembunyi dibelakang tubuh Cleo saat pintu rumahnya terbuka. Wanita paruh baya yang membuka pintu itu kebingungan melihat Cleo.
"Maaf anda siapa ya? Ada keperluan apa?"
"Saya ada perlu dengan ibu dan suami ibu."
"Vira?" Wanita paruh baya itu langsung menarik pelan lengan Vira.
"Mah-"
"Yaampun sayang, maafin mama nak. Maaf karena sudah usir kamu, mama dan papa nyariin kamu dimana-mana tapi nggak ketemu."
Kedua wanita berbeda usia itu menangis karena saking rindunya. Cleo tersenyum melihat kedua wanita itu. Tak lama setelah itu ada seorang pria paruh baya dan gadis cantik menghampiri mereka dari dalam rumah.
"Kakak! Aku kangen!"
Vira semakin menangis karena merindukan adiknya. Dia rindu bermain dengan adiknya, jalan-jalan dan menghabiskan waktu seharian diwaktu libur bersama adiknya itu.
"Ekhem, masuk!" Perintah sang papa.
Kini semuanya sudah berada diruang tamu.
"Veza kekamar dulu ya nak, nanti kak Vira nyusul kekamar kamu."
"Iya mah."
Setelah memastikan anak bungsunya masuk kekamarnya, wanita itu menanyakan siapa laki-laki asing yang datang bersama Vira ini.
"Dia siapa Vira?"
"Apa dia laki-laki yang sudah menghamili kamu?!"
Cleo menatap wajah papanya Vira.
"Iya, saya om. Dan saya kesini ingin bertanggung jawab atas anak yang Vira kandung."
"Punya apa kamu sampai berani menemui saya?"
"Saya memang tidak punya apa-apa om karena apa yang saya pakai saat ini semuanya dibeli menggunakan uang orang tua saya. Tapi, saya datang kesini benar-benar dengan niat baik karena ingin bertanggung jawab. Saya mohon restui saya menikahi anak om, saya akan berusaha membahagiakan Vira dan anak kami."
"Siapa kamu?" Pertanyaan itu membuat mama Vira terkejut. Wanita itu seperti tau maksud suaminya menanyakan hal itu pada laki-laki putih ini. Laki-laki ini pasti bukan orang sembarangan.
"Saya Cleo Zyvandes Wijaya."
"Anak Christian Wijaya dan Saquela Martin?"
Cleo mengangguk pelan. Mama Vira terkejut bahkan wanita paruh baya itu sampai menutup mulutnya.
"Kenapa mah?" Tanya Vira.
"Dia beneran orang yang hamilin kamu nak? Dia anaknya pengusaha besar, ibunya pemilih bank yang cabangnya ada diseluruh Indonesia."
Vira benar-benar tidak tau menahu tentang keluarga Cleo karena laki-laki itu tidak pernah bercerita apapun. Yang dia tau hanya dua adik kembarnya saja.
"Jadi selama ini kamu tinggal diapartemen nya Clara?" Vira mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu tinggal disini lagi ya nak, kami masih rindu sama kamu apalagi adikmu itu dia nanya-in kamu terus."
"Besok ya mah, aku mau ngomong ke Clara dulu sekalian bawa barang-barangku."
"Kakak jangan tinggalin adek lagi yaaa," gadis itu merengek untuk kesekian kalinya.
Vira tersenyum, dia memeluk adiknya erat sambil mengusap-usap rambut panjang adiknya itu.
"Kakak nggak akan ninggalin kamu, besok kakak kesini lagi.
"Janji?"
"Iya kakak janji."
Setelah perbincangan yang lumayan lama itu dan drama perpisahan Vira dengan adiknya, akhir Vira bisa pulang keapart nya Clara. Cleo menoleh kearah Vira, wanita itu melamun sejak tadi entah apa yang sedang dipikirkan.
"Laper lagi nggak? Mau mampir beli makanan dulu?"
Vira menggeleng pelan.
"Ada yang lo pinginin nggak, mumpung belum sampe apart."
Vira terdiam, dia tampak ragu menyebutkan keinginannya.
"Ngomong aja, gue pasti usahain kok."
"Gue pingin makan masakan lo."
"Boleh, lo mau nya dimasakin apa?"
"Terserah lo aja."
"Yaudah, kita mampir kesupermarket dulu beli bahan-bahannya."
Vira tak henti melirik kearah Cleo, dia benar-benar tak menyangka kalau Cleo pintar memilih bahan makanan. Dia kira Cleo itu cowok yang apa-apa harus dilayanin, dan nggak bisa belanja apalagi masak.
"Lo emang jago masak ya?"
"Enggak jago, cuma bisa aja."
"Udah-udah, belanjaan lo banyak banget!"
"Biarin sekalian isi kulkas diapartnya Clara."
"Makasih ya Cle, lo udah baik banget sama gue. Bisa aja lo pergi tanpa tanggung jawab karena gue juga nggak mengharapkan itu dari lo, tapi nyatanya sampe sekarang lo tetep ada disamping gue."
Cleo tersenyum tipis.
"Udah ayo kekasir."
Kini Vira sudah duduk anteng dikursi meja makan sedangkan Cleo sibuk memasak didapur. Mereka tidak hanya berdua karena ada bibi yang sedang membersihkan toilet. Jangan tanya dimana Clara karena dia sedang berkencan dengan Hario. Sepasang kekasih itu memang tidak pernah menyia-nyiakan hari libur. Karena kerjaan mereka cuma kuliah-kencan kuliah-kencan saja.
"Ini cobain."
Vira terdiam setelah merasakan masakan Cleo.
"Kenapa? Aneh ya dilidah lo?"
Vira menggeleng, "kayaknya masakan lo cocok deh dilidah gue. Boleh nggak kalo nanti lo masakin gue lagi?"
"Ya boleh dong, bilang aja kalo lagi pingin makan masakan gue ntar gue masakin yang banyak biar lo dan anak kita sehat."
Vira tersenyum lalu mengangguk semangat.
tebece.
jum'at, 11 agustus 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
Positif | Chenle
Fiksi Penggemar[Zhong Chenle fanfiction] Menceritakan kehidupan Vira setelah dinyatakan positif.