[ p o s i t i f : 15 ]

332 20 3
                                    

vote dan komen, wajib!!!

pliss guys belajar menghargai orang lain, dan terimakasih buat yang udah ngevote dan komen disetiap chapternya. luv sekebon buat kamu.

mohon maaf jika ada kata yang salah.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Tidak banyak yang datang, beberapa teman Cleo pun masih ada yang belum datang.

Cleo sangat gugup, tapi untungnya kedua kokonya menemani dan menenangkannya.

"Jangan minum terus Cle, ntar lo kebelet pipis pas pemberkatan."

"Gugup koh."

"Udah Cle, ayo."

Cleo diam.

"Kenapa? Mau pipis?" Tanya Rendy.

Cleo menggeleng pelan lalu berjalan bersama kokonya menuju altar. Acara pemberkatan lancar, terdengar teriakan dari teman-teman Cleo.

Laki-laki putih itu menggandeng tangan Vira, menuntunnya menuju kursi. Cleo takut Vira kecapean.

"Mau minum?" Vira mengangguk.

"Temen lo yang dateng berapa?"

"Lima itu sama sepupu gue terus sama sepupu satu lagi."

Teman-teman Cleo menggampiri mereka dan mengucapkan selamat pada mereka. Vira merasa bingung karena ada salah satu teman Cleo yang menatapnya terus-terusan.

"Maaf, apa sebelumnya kita pernah ketemu?"

Laki-laki itu tersenyum.

"Ya, kita pernah ketemu dicafe Dream."

"Lo salah satu pelanggan dicafe itu?"

"Ya, dan kayaknya lo lupa deh sama gue. Nama gue Naren."

Vira mencoba mengingat, dan tak lama dia langsung ingat dengan laki-laki bernama Naren ini. Dia laki-laki yang meminta nomornya disaat dia masih bekerja menjadi barista.

"Kalian saling kenal?"

"Cuma kenal nama doang sih."

"Selamat ya Vir, akhirnya lo nikah juga sama si Cleo. Gue seneng deh liatnya, bahagia selalu ya buat kalian."

"Makasih Ra, makasih juga buat semua yang udah dateng keacara ini."

Setelah acaranya selesai, Cleo mengantar Vira kerumah orang tuanya. Sebenarnya Cleo ingin mengajak Vira makan-makan bersama teman-temannya tapi dia khawatir kalau nanti Vira malah kecapean. Dan akhirnya hanya Cleo yang ikut makan-makan merayakan pernikahannya bersama teman-temannya.

"Oh iya guys, kenalin temen gue namanya Hario."

"Wah tinggi banget ya si Hario, lo makan apa bisa setinggi itu?"

"Makan nasi lah bang," jawabnya.

"Gue Rendy, kakak sepupunya Cleo."

"Juno."

"Gue Naren."

"Gue Mahesa panggil aja Mahes."

"Dan gue cowok paling ganteng ditongkrongan ini, Devano."

Rendy langsung memukul punggung Devan yang terlalu percaya diri itu.

"Gantengan juga gue," ucap Naren.

"Udah-udah malah ribut, ayo makan."

"Cle, kenapa lo mutusin nikah muda? Mana mendadak banget lagi."

"Sorry gue gak bisa jawab, nanti kalian tau sendiri kok jawabannya."

Setelah makan-makan, Cleo kembali kerumah orang tuanya Vira. Dia mandi lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai.

"Cle, lo nggak keberatan kan kalau kita tinggal disini dulu?"

Cleo menggeleng, "keluarga lo nerima gue dan memperlakukan gue dengan baik. Tapi gue nggak bisa kalau kita tinggal disini terlalu lama."

"Kenapa?"

"Karena ada saatnya gue pulang kerumah Vir, gue nggak mau adek-adek gue nanyain keberadaan gue yang terlalu lama nggak dirumah."

"Nanti gue sendirian dong?"

"Nggak akan, gue bakal sewa asisten buat nemenin lo dan bantu bersih-bersih rumah."

"Nggak perlu, gue bisa kok bersih-bersih sendiri."

Cleo diam, dia akan tetap sewa asisten rumah tangga karena dia nggak mau Vira kecapean. Dia benar-benar takut Vira dan kandungannya kenapa-napa.

"Kita mau pindah kapan?"

"Terserah lo maunya kapan."

"Lusa?"

Cleo mengangguk, "oke."

Keesokan harinya, Cleo yang akan pergi ketempat mamanya tak sengaja melihat adiknya Vira yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Berangkat naik apa dek?"

"Naik ojek koh."

"Udah pesen?" Remaja itu menggeleng.

"Ayo koko anter aja."

"Nggak ngerepotin?"

"Nggak kok lagian kita searah."

"Adek udah pesen ojek?" Tanya mamanya.

"Biar Cleo aja yang anter mah."

"Oh gitu, terima kasih ya nak."

Cleo kembali keatas, kekamarnya Vira. Laki-laki itu mendekat kearah Vira yang sedang merapihkan ranjangnya.

"Loh ada yang ketinggalan?"

Cleo menggeleng, "gue mau pamitan sama dedek bayi."

"Eh-"

Cleo langsung berlutut dan mengelus-elus pelan perut Vira. "Baba pergi dulu ya dek, jangan rewel kasihan bunda kamu. Kalo pingin apa-apa langsung kabarin ya Vir, jangan merasa sungkan karena gue udah jadi suami lo dan keinginan dedek bayi adalah kewajiban yang harus gue penuhi."

"Iya Cle."

"Baba pergi ya," sebelum berdiri Cleo sempat mengecup perut Vira yang terlapisi piyama satin ungu.

"Hati-hati."

"Iya, jangan lupa minum susu dan vitamin."

Setelah Cleo pergi, Vira langsung memegangi dadanya. Dia benar-benar terkejut dengan sifat Cleo yang sangat manis itu. Beruntung sekali dia mendapat lelaki sebaik Cleo apalagi Cleo sangat menyayangi anak yang ada dikandungannya.

"Dedek bayi sehat kan didalam? Bunda harap begitu, kamu pasti udah nggak sabar ya ketemu bunda dan baba? Sama bunda dan baba pun begitu. Maafin bunda dan baba ya nak, kamu hadir karena kesalahan kami. Tapi bunda dan baba nggak menyesal kok, bunda dan baba sayang banget sama kamu."

tebece.

sabtu, 26 agustus 2023.



Positif | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang