vote dan komen, wajib!!!
•
•
•
Vira benar-benar merasa bosan diapart sendirian, sebenarnya tidak sih karena sudah ada art. Tapi dia butuh teman mengobrol sedangkan Clara lagi dikampusnya.
Wanita dua puluh tahun itu tiba-tiba ngidam makan donat karena tidak sengaja melihat orang makan donat.
"Ih pingin donat, tapi mager pesen online."
Vira membuka aplikasi whatsapp dan menemukan nomor Cleo. Entah kenapa dia malah langsung menelpon nomor itu.
"Halo? Kenapa Vira?"
"E-eh itu, mau donat."
"Kenapa nggak pesen online aja?"
"Enggak."
"Yaudah gue pesenin online ya-"
"Nggak! Maunya dibeliin langsung sama lo. Please, ini keinginan dedek bayi."
"Oh oke, tapi lo mau nggak nunggu bentar, gue mau jemput adek gue dulu."
"Iya nggak papa. Makasih ya Cleo."
"Iya sama-sama, lain kali kalo mau apa-apa ngomong sama gue ya Vir."
Vira langsung mematikan saluran telponnya. Dia benar-benar salah tingkah mendengar ucapan Cleo. Benar kata Clara kalau Cleo cowok yang bertanggung jawab. Mungkin Clara bakal nerima lamaran cowok itu kalau suatu saat Cleo ngajak dia nikah, seperti yang dia janji-in.
Vira ketiduran di sofa ruang tamu saat menunggu Cleo. Sekitar satu jam-an Cleo datang keapartnya. Bibi langsung membukakan pintu apart dan mempersilahkan sang tamu masuk.
"Maaf den, non Vira nya ketiduran disofa. Mau saya bangunkan?"
"Eh nggak usah, nanti biar saya saja yang bangunkan."
"Baik, kalau begitu saya permisi."
"Ayo adik-adik kita masuk."
"Ini rumah siapa koh?"
"Rumah teman koko."
Cleo mendudukan kedua adik kembarnya disofa tunggal. Dan tak lupa memberi kedua adiknya donat masing-masing satu donat.
Cleo menepuk pelan bahu Vira, "Vira bangun, gue bawa donat pesenan lo nih."
Dengan perlahan bulu mata lentik itu bergerak. Cleo membantu Vira agar bisa duduk dengan baik disofa. Setelah itu dia mengambil satu box donat dan memberikannya kepada Vira.
"Sorry lama."
"Nggak papa, emm enak banget."
Cleo meringis pelan, dia jadi merasa bersalah karena terlalu lama membelikan Vira donat.
"Enyak banget!"
Vira menoleh, "mereka? Adik lo?"
"Iya, sorry gue bawa kesini ortu gue nggak ada dirumah kebetulan nanny mereka lagi pada cuti."
Vira langsung menghampiri kedua bocah kembar itu. Dia gemas sendiri melihat dua bocil itu tertawa cekikikan karena wajah mereka belepotan topping donat.
"Hai nama kamu siapa?"
Keduanya tampak terkejut, tapi setelah itu tersenyum. Vira tak sadar saat kedua tangannya mencubit pelan pipi kedua bocah itu.
"Gemes banget sih kalian."
"Ayo perkenalan," ucap Cleo.
"Nama aku Cessa, panggil aku Eca, umur lima tahun."
"Nama aku Cakha, panggil aku koko Cakha, umur aku lima tahun."
Wow, apa-apaan itu suara mereka sangat lucu.
"Vir, gue numpang ketoilet dong kebelet nih."
"Oh itu lo tinggal lurus aja deket dapur."
Kini Vira fokus pada kedua adik Cleo, dia mengambil beberapa helai tisu lalu membersihkan topping donat disekitar bibir dan pipi mereka.
"Cici," Cessa merentangkan kedua tangannya.
What? Vira nggak salah denger kan? Masa dia dipanggil cici?
"Iya?"
"Minta tolong, bantuin aku turun."
Vira membantu Cessa turun, bocah itu membuka tas barbie pink miliknya. "Ini buat cici."
Vira menerima stiker berbentuk bunga itu.
"Wah makasih ya."
"Sama-sama."
Brukk..
Tak lama dari itu, suara tangis mulai terdengar. Cakha menangis sangat kencang, refleks Vira menggendong bocah itu.
"Cup-cup sayang, mana yang sakit?"
Bocah itu tidak menjawab dan terus menangis.
Cleo yang kebetulan sudah selesai dengan urusannya langsung berlari dan mengambil Cakha dari gendongan Vira.
"Cakha kenapa? Udah jangan nangis, nanti matanya tambah sipit loh."
Kini Cakha sudah lumayan tenang, walaupun masih menangis. Vira sudah mengobati lutut Cakha yang luka akibat terjatuh dari sofa.
"Koko Cakha kalo mau turun minta tolong sama cici aja, koko kan pendek."
"Kamu hugh kan juga hugh hugh pendek."
"Koko mau pulang."
"Yaudah ayo pulang," Cleo menggendong Cakha sedangkan Cessa digandeng.
"Kita pulang dulu ya Vir."
"Eh iya, hati-hati ya. Jangan ngebut lo harus berkendara dengan baik. Cessa makasih ya stikernya, Cakha cepet sembuh ya."
"Dadah cici!"
"Bye cici."
Vira ikut melambaikan tangannya kearah dua bocah itu. Dia jadi merasa bersalah gara-gara Cakha jatuh. Memang sih bukan salahnya tapi tetap saja seharusnya dia lebih memperhatikan keduanya. Kasihan juga melihatnya Cakha mana tadi nangisnya kenceng banget pasti sakit banget lukanya.
Malam harinya, Vira terdiam saat makan malam bersama Clara. Clara bingung dengan temannya ini, nggak biasanya begitu.
"Lo kenapa Vir?"
"Ha? Enggak, gue nggak papa."
"Bohong, cerita dong lo kenapa? Cleo nyakitin elo? Dia nggak mau tanggung jawab, apa gimana?"
Vira menggeleng pelan, "gue sedih, tadi kan Cleo kesini sama adiknya dan ternyata adiknya itu masih kecil-kecil banget."
"Terus?"
"Ya gue nggak tega aja gitu. Gue nggak akan maksa dia tanggung jawab, gue nggak mau ambil Cleo dari adik-adiknya."
"Tapi lo juga butuh Cleo, Vir."
tebece.
minggu, 16 juli 2023.
cie besok udh mulai sekolah, sedih deh aku udh nggak sekolah lagi. dah lulus hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Positif | Chenle
Fanfiction[Zhong Chenle fanfiction] Menceritakan kehidupan Vira setelah dinyatakan positif.