Hari demi hari silih berganti, waktu terus berjalan, kini tinggal menunggu kelulusan Mayra saja, karena satu bulan yang lalu Mayra sudah melaksanakan ujian kelulusan.
Saat ini Mayra dan Athar tengah berada di ndalem, tepatnya di ruang tamu, karena Halimah dan Malik akan membicarakan suatu hal "Apa yang mau Umi sama Abi bicarakan?" tanya Athar kepada Halimah dan Malik
Halimah menatap Athar dan Mayra dengan senyuman kecilnya "Ini ada dua tiket untuk kalian liburan ke Istanbul Turki, dan nanti malam kalian bisa berangkat ke sana" ujar Halimah memberikan amplop coklat yang di dalamnya berisikan dua tiket untuk Athar dan Mayra
"Liburan?"
Malik menatap Athar "Iya nak, kan saat ini Mayra sudah mulai libur sekolahnya jadi Abi sama Umi berpikir untuk membelikan kalian tiket liburan, kalian berdua pasti juga membutuhkan refreshing, qualitime berdua, dan kalian bisa sekalian Honeymoon" ujar Malik membuat Athar dan Mayra saling tatap menatap satu sama lain
Mendengar kata 'Honeymoon', mengapa jantung Mayra tiba-tiba menjadi berdetak tak karuan seperti ini, ya memang selama ini Mayra dan Athar belum menjadi suami istri sepenuhnya di karenakan Athar yang masih belum siap menjadi seorang ayah di usia mudanya.
"Umi sama Abi sudah tahu, kalian berdua belum bersetubuh kan selama kalian menikah, sampai saat ini?" tanya Halimah membuat Athar menundukan kepalanya dan Mayra yang terdiam
"Abi tahu nak, pasti kamu belum siap menjadi seorang ayah di usia muda mu kan? Coba jelaskan kepada Abi mengapa kamu belum siap menjadi seorang ayah?"
Ya Malik dan Halimah sangat mengenal putra mereka ini, Athar memang sudah pernah mengatakan kepada Malik dan Halimah, jika dirinya menikah nanti, ia tidak akan terburu-buru untuk memiliki seorang anak, itulah yang di ucapkan oleh Athar sebelum ia menikah.
"Abi tahu, Athar belum bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk diri Athar sendiri, Athar juga masih harus memperdalam ilmu agama lagi, agar Athar bisa mendidik anak-anak Athar nantinya, Athar tidak mau jika nantinya, Athar salah dalam mendidik dan membesarkan anak-anak Athar Bi, tanggung jawab sebagai seorang ayah itu juga besar Bi tidak hanya seorang ibu saja yang memiliki tanggung jawab yang besar, dan Athar juga belum memiliki pekerjaan yang tetap saat ini" ujarnya
Ya Athar yang baru beberapa bulan lulus dari pendidikan itu, kini juga belum memiliki pekerjaan yang tetap, ia hanya kerja sampingan sebagai penceramah di masjid-masjid saja atau di tablik Akbar itupun, jika ada yang mengundangnya, jika tidak ya tidak ada pemasukkan.
"Jika itu yang menjadi masalah untuk mu, kamu tenang saja, soal pekerjaan, mulai sekarang kamu, Abi izinkan bekerja di perusahaan Abi, membantu menghandle semua pekerjaan Abi di sana" ujar Malik menatap Athar
"Dan soal ilmu agama, Abi tahu kamu sudah mampu nak, Abi sama Umi menyekolahkan kamu dan memasukan kamu ke dalam pondok pesantren di Kairo, itu supaya kamu bisa menjadi pria yang Sholeh, yang mampu bertanggung jawab, membimbing istri kamu ke jalan yang benar, mendidik anak-anak kamu nantinya dengan ajaran dan ilmu yang sudah kamu dapatkan di sana" sambung Malik membuat Athar menatapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ATHAR [On Going]
Teen FictionAwas baper, awas salting >< Seorang Gus muda yang terkenal Alim, tampan, dan bijak sana yang harus menikahi santriwati ponpes Al-Ahzar lantaran perjodohan dari kedua orang tuanya. Bagaimana kira-kira akhir dari kisah rumah tangga mereka berdua? 17+...