33.Menikah [✓]

143 6 0
                                    

Ucapan Sastra memang tak main-main, Lyora kini dia sudah memakai pakaian pengantin yang bagus. Ketiga sahabatnya pun terkejut dengan undangan mendadak, tapi apapun mereka lakukan demi Lyora senang.

"Cepet banget sih Lo nikahnya, gue aja baru mau bulan depan." Ucap Seana, Seana masih tetap dengan Geano. Lyora sendiri sampai kagum, bahkan kedua orang itu menjadi sukses bersama dan tak ada masalah apapun. Lyora mengingat bahwa Seana adalah tipe orang yang tidak suka ribet, jadi jika Geano akan memilih perempuan lain dia akan mengikhlaskan nya.

"Gue aja juga kaget ternyata ini beneran, tadi malem tuh Kak Sastra bilang kalau besok ngajak nikah eh taunya beneran dong. Ya udah deh, padahal hari ini gue ada meeting penting bahas proyek." Jawab Lyora.

"Gue juga sama anjir, malem-malem gue lagi lembur tiba-tiba dapat notifikasi dari Kak Sastra kalau Lo berdua mau nikah." Ucap Queen yang mengingat dimana tadi malam saat ia masih di kantor dan membahas beberapa ide untuk proyek nya tiba-tiba dia mendapat pesan dari Sastra kalau Sastra dan Lyora akan menikah.

"Gue santai sih, untung hari ini free jadi bisa sama Lo sepuasnya." Ucap Amelya dan kemudian memeluk Lyora.

Tak lama setelah itu mereka di panggil untuk segera keluar dan acaranya akan segera dimulai. Lyora duduk disamping Sastra dan tersenyum. Sastra menyenggol lengan Lyora.

"Kamu cantik deh kalau kayak gini."

"Udah deh jangan bikin aku salting terus." Sastra terkekeh ketika melihat kedua pipi Lyora memerah karena ulahnya. Sastra kemudian fokus kepada penghulu dan segera menyelesaikan semuanya.

"Jagain anak ayah ya? Jangan dibuat nangis, kalau ketauan kamu buat anak ayah nangis awas aja kamu." Ancam Fano kepada Sastra.

"Siap yah, Sastra akan jagain anak ayah dan akan bahagiain anak ayah sampai nanti."

"Sip bagus, gini baru mantu ayah." Sastra terkekeh. Setelah seharian acara pernikahan, kini Sastra dan Lyora sedang menuju rumah yang sudah di beli oleh Sastra sebagai mahar.

"Besar banget rumahnya, padahal aku maunya yang sederhana aja." Sastra tersenyum dan menatap Lyora.

"Gapapa, nanti Kakak cari pembantu biar kamu gk capek." Lyora mengangguk dan mereka berdua segera masuk ke dalam, membersihkan badan. Lyora juga sudah selesai dan menggunakan baju santai, Lyora segera masuk ke area dapur dan betapa terkejutnya dia ketika melihat semua sayuran dan bumbu-bumbu dapur yang sudah tersedia disana.

"Oke, let's go." Lyora dengan lincahnya memotong dan mulai memasak semua Yang ada disana. Lyora yang sibuk dengan masakan nya di dapur sampai tidak menyadari bahwa ada Sastra di belakangnya.

Sastra mendekat kearah Lyora dan memeluk pinggang ramping istrinya dari belakang, dan menaruh kepalanya di pundak sang istri.

"Kamu gk capek? Kan bisa pesan online aja." Ucap Sastra.

"Gapapa, udah lama juga gk masak. Kamu duduk dulu gih di meja makan, sebentar lagi udah mau selesai."

"Mau di bantuin gk?"

"Gk usah ini tinggal nunggu mendidih aja." Sastra langsung mengiyakan dan segera duduk di meja makan, menunggu sang istri membawakan makanan untuk mereka berdua.

Dan tak lama setelah itu Lyora datang dengan mangkok besar yang berisi sayur bayam dan satu piring berisi lauk. Sastra menatap kagum istrinya itu yang bisa membawa banyak barang dengan dua tangan.

"Ayo dimakan, kalau ada yang kurang bilang ya sama aku." Sastra mengangguk dan segera mencicipi makanan yang Lyora buat. Sastra melotot dan tak bergeming sana sekali.

"Kenapa kak? Kurang enak ya? Atau kurang asin atau manis? Atau ap—"

"Ini enak banget! Persis kayak masakan Bunda." Lyora menghela nafas lega. Ngomong soal kedua orang tua Sastra, dia sudah pergi karena sebuah kecelakaan maut. Dan saat itu Sastra masih berumur 6 tahun, Lyora tau hal itu dari Erlangga.

Lyora Dan Kehidupannya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang