Wehehehee..
Kangen cerita ini kah?Komen + Vote yuk!
___________________________
Pagi ini Jihoon sedang di ruang guru untuk bertemu dengan Mr.Lee. Ada beberapa berkas yang harus ditandatangani beliau karena keperluan organisasi.
Sebenarnya menjadi ketua OSIS bukan keinginannya saat ini. Kepalanya terus dibikin pening pasal masalah-masalah yang tak kunjung usai dan bebannya menjadi ketua di grup.
Ia memicingkan mata ketika mendengar diskusi guru-guru tanpa sengaja. Mencoba mengemasi beberapa kertas untuk menyimak kembali pembicaraan mereka.
"Gedung itu akan operasi minggu depan"
"Bukankah itu menghabiskan dana kita?Eoh..aku lupa bahwa sekolah ini kaya raya..haha"
"Mengapa jadinya hanya ruang kelas 10 yang dipindahkan?
.. Sebenarnya saya agak direpotkan ketika Lab Sains juga ditaruh sana"
"Kau harus bersemangat Pak Hoon. Fasilitas baru menantimu disana"
Pak Hoon hanya memijit pangkal hidungnya yang mancung.
Jihoon memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Ia tak habis pikir dengan ke hedonan sekolah ini. Diakui memang banyak petinggi dari perusahaan yang menyekolahkan anaknya, bahkan artis ternama juga ada. Namun pembangunan seperti ini bukannya memubazirkan uang?
Apakah ini teknik sekolah untuk lebih memfokuskan murid kelas 10? Dengan Lab Sains, perpustakaan, dan beberapa ruang fasilitas lain dipindahkan agar persiapan untuk kedepan lebih matang?
Entahlah. Masi banyak yang harus Jihoon fikirkan.
***
"Yak..Rora! Tak bisakah kau menyingkir dari tubuh Asa Eonnie? Ia seperti terkena tempelan kuntilanak sekarang"
Haram sudah memperingatkan Rora untuk menjauh dari tubuh kakak tersayangnya. Sudah 3 jam ia masih menempel bahkan sampai ketiduran disampingnya.
Rora sudah lepas dari perawatan sekarang. Semenjak Asa siuman, ia langsung memaksa dokter agar kondisinya segera pulih.
"Kalau aku bilang gamau ya gamau!"
Jawab Rora tak terima.
"Gwenchana Haram-aa..kau merindukanku Eoh?"
Asa melirik adiknya yang masih memainkan selang infus.
"Kau sudah sehat, dan seharusnya besok berangkat! Kasihan Chiquita berangkat sendirian 3 hari ini"
Ucapan Haram membuat Rora terdiam. Ia baru ingat jika adik kandungnya pasti luntang luntung sendirian disana.
Bagaimana jika ada yang menyakitinya lagi?
Siapa yang menemaninya?
Apa dia baik-baik saja?
Aish!
"Nee.. Arraseo..besok Rora sekolah. Tapi gimana sama Asa Eonnie..??"
"Hey..Eonnie sudah sehat. Berangkatlah, Eonnie akan sedih jika kau terus membolos seperti ini.."
"Yak!Wajahmu tak cocok dengan ekspresi itu Eonnie!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM (BABYMONSTER)
Fanfiction"We're seven, as babymonster.." ___________________________________ Rank #1 Babymonster #4 Asa