Rest

430 50 2
                                    

•••

Malam sudah berganti, matahari sudah turun dari tahtanya digantikan dengan bulan yang bersinar terang, menemani lelaki yang tengah duduk dibalkon rumah. Tangan kirinya terangkat dan kini melihat selembar foto yang dia pegang.

"Aku membenci menjadi lemah seperti ini." Gumam Asahi dengan air mata yang menetes turun.

Pemakaman sudah dilakukan siang tadi, mayat para rakyat biasa sudah dipulangkan kedesa masing-masing, mayat para bangsawan juga sudah dimakamkan dengan baik. Pemakaman kedua orang tuanya juga sudah dilakukan, dan meninggalkan bekas yang mendalam. Ia sedih, tentu saja. Juga kecewa karena kedua orang tuanya meninggalkannya tanpa perpisahan.

Tidak pernah terpikiran oleh Asahi untuk memimpin kerajaan diusia muda seperti ini tanpa ada sosok Ayah yang membantu. Dirinya juga masih memerlukan kasih sayang Ibunya, namun kejadian kemarin, ah sudahlah.

Asahi menghela mafasnya pelan sembari menatap foto itu yang berisikan dirinya dan kedua orang tuanya, dengan senyum bahagia yang terlihat.

Didalam pikirannya terdapat banyak pertanyaan, kenapa Haruto melakukan itu? Apa dia ada dendam pada Asahi? Atau apakah ada yang belum Jaehyuk jelaskan tentang kejadian kemarin padanya?

Asahi binggung, dia dilema. Apakah dia harus mengambil alih kerajaan dan terus terpaku pada pemerintahan atau mencari hidup sebagai rakyat biasa tanpa adanya peraturan yang mengatur dirinya.

"Ada apa pangeran?" Satu suara berat memasuki indra pendengaran Asahi, membuat lelaki itu berbalik dan melihat Jaehyuk yang berjalan mendekatinya.

"Kau sudah tau jawabannya." Ketus Asahi.

"Kau boleh menangis didalam pelukank." Ujar Jaehyuk.

Netra keduanya bertemu, tak lama setetes air mata kembali jatuh. Asahi memeluk erat tubuh Jaehyuk lalu menumpahkan semua kesedihannya didalam rangkulan lelakinya. Sekarang Asahi hanya punya satu tempat bersandar, dan itu adalah Jaehyuk.

Tangan Jaehyuk terangkat lalu mengelus surai Asahi dengan sayang. Tanpa sadar Jaehyuk juga meneteskan air matanya. Setelah Asahi cukup tenang, Jaehyuk mengelap jejak air mata di wajah Asahi dan merapikan rambut sang Kekasih.


"Ada sesuatu yang ingin ku sampaikan padamu," jeda Jaehyuk.

FLASHBACK ON

"Bolehkan aku minta waktumu sebentar, Putri Karina?" Tanya Jaehyuk yang diangguki oleh Karina.

Keduanya- Jaehyuk dan Karina berjalan beriringan sampai ke taman disamping Kastil. Karina langsung saja duduk di bangku taman lalu terus menatap kolam yang berisikan ikan dan bunga teratai.

"Aku tau tujuanmu, Jaehyuk."

Jaehyuk menghela nafasnya pelan, "Jadi yang dipikirkan oleh Pangeran Haruto itu benar?" Tanya Jaehyuk.

Karina mengangguk. Gadis itu lantas melihat Jaehyuk yang juga melihatnya.

"Sejak awal aku datang ke kerajaan ini-, Tidak! Sejak aku mendengar bahwa aku akan dijodohkan dengan pangeran Asahi, aku menolak mentah-mentah hal itu. Aku menjaga perasaan kekasihku jadi aku menolaknya. Namun suatu hari setelah makan malam, Kakak menarikku lalu menghasutku. Dan entah kenapa aku mengiakan hasutannya. Aku sempat bertanya, kenapa sampai Kakak mau aku menerima perjodohan ini dan alasan yang dia katakan yakni dia ingin menguasai dua Kerajaan ini."

Kiss a Fae || JaeSahi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang