3. lagi

208 11 0
                                    

Suara berisik berdengung dikuping janu yang kini sedang duduk disebuah kursi taman dekat fakultasnya.

Ternyata suara itu berasal dari kelas kelas yang telah selesai dan semua yang didalam kelas berhamburan

" woi bolos lagi lu? " ucap cowok tinggi yang menghampiri janu

" jun " panggil janu, junior kurniawan teman sekelas janu

" gak tobat tobat lu bolos mulu "ucap jun sambil memberikan fotocopy kertas yang ternyata materi minggu lalu

" buat apaan? " tanya janu melirik sinis kearah kertas yang diberikan jun untuknya

" walau lu bolos seenggaknya lu punya catetan " ucap jun tak bosan tiap kali dia memberikan salinan materi untuk janu

" gak bosen lu foto copyin buat gue? "tanya janu dan jun hanya menaikan bahunya

" cuma fotocopy " hanya itu balasan jun

" ayo kantin gue lapar " ajak jun dan janu akhirnya berjalan bersama jun kekantin

" kantin mana ya yang enak, kantin arsi aja yuk katanya enak loh " ucap jun yang sama sekali gak tanggapi janu yg pikirannya masih entah dimana

Sesampainya mereka berdua dikantin janu dan jun hanya duduk diam sebelum akhirnya mereka pesan makanan

Janu menatap kertas ditangannya ingatannya sampai dimana dia dan ayahnya bicara dan itu membuat janu menghembuskan nafasnya kasar

"nih bos " ucap jun sambil memberikan minum yang datang lebih dlu

" kenapa muka lu suntuk bgt bahkan lebih suntuk dari sebelumnya " tanya jun

" biasa "

" ohh gue inget kmrin kata Haru lu murka abis diklub sorry gue gk bisa gabung nyokap gue dirumah sakit " jelas jun sambil meminum lemontea nya

" biasa lah ketemu orang gak jelas diklub " ucap janu

" dimuntahin kan? " tanya jun dan wajah janu semakin masam mendengarnya

" gue denger denger orang yang buat onar di panggil ke kaprodinya kemungkinan karna berurusan sama lu dia bakalan diskors gak sih? " tanya jun, jun tau ucapannya yang panjang lebar hanya menjadi angin lalu yang tak mendapat jawaban

" gak peduli " jawab janu samb mengaduk kopinya

" woii " ucap kencang seseorang yang janu kenal betul

" masuk lu " tanya haru sambil duduk dan begitu juga wildan yang duduk dengan tenang disamping jun

" gue punya info menarik buat lu nu, anak yang kmrin yg muntahin lu diklub dicabut baesiswanya " ucap haru dengan keras yang mungkin hampir semua orang mendengar nya

" oh cepat juga tindak mereka " ucap janu sambil minum kopi

" emg siapa anaknya?" tanya wildan tak tahu siapa yang dibicarakan

" masa gak tau itu seangkatan sama kita miss falkultas teknik sih katanya " ucap haru

" ohh yang terkenal mahasiswi terpintar seangkatan ya " ucap jun

" kasian " ucap jun dan wildan bersamaan, janu yang mendenarnya menaikan alisnya

" kenapa kasian, siapapun yang bikin masalah sama gue patuh dikasih plajaran, mau dia anak terpintar atau apalah itu sekalinya dia macem macem sama januar dia bakalan abis jdi jangan macem macem sama januar " ucap janu sambil senyum meremehkan

Ya begitulah jika berhadapan dengan janu, mau salah mau benar siapapun lawannya bakalan habis jika orang Itu satu universitas dengannya. Ya karna orang tua janu sangat penting dan janu sangat diistimewahkan

My Enemy My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang