Chapter 5

5.8K 645 90
                                    

Halooo.... terima kasih untuk yang masih bersedia menunggu update-an cerita ini 🤗


HAPPY READING


***
Setelah situasi memalukan yang terjadi beberapa saat lalu, Hana kembali masuk ke dalam kafe lagi untuk mengecek tumpahan kopi yang juga mengotori lantai—kini sedang dipel oleh salah satu pegawai pria. Hana ikut berjongkok, tanpa malu ia ikut membantu sambil terus meminta maaf. Dan melihat kerendahan hati Hana, siapa yang bisa berlama-lama marah padanya? Dia malah tampak sungkan dan melarang Hana agar tidak ikut bantu membersihkan.

"Maaf jadi menambah pekerjaan masnya. Saya memang ceroboh banget!" Hana terus merutuki diri sendiri. "Maaf ya...."

"Iya mbak, nggak apa-apa. Namanya juga nggak sengaja." Lantai sudah bersih, dan dia izin permisi ke belakang.

Bertha menepuk-nepuk punggung Hana agar dia kembali rileks dan berhenti menekuk wajahnya. "Udah lah, Han, nggak usah terlalu dipikirin. Hal-hal tak terduga kayak tadi memang sering terjadi dalam hidup ini. Ambil hikmahnya aja, paling nggak lo bisa tabrakan sama cowok ganteng."

"Iya, dan dianggap cewek paling aneh dan menyebalkan pastinya."

"Lo lupa kalau para pemeran utama di novel-novel romansa yang lo baca, kebanyakan berawal dari rasa sebal lalu saling jatuh cinta?"

Hana mendengkus, "Dunia nyata nggak seindah khayalan di novel-novel yang gue baca. Lo ngomong kejauhan, Bertha...."

"Intinya, ini hari bahagia lo. Kejadian tadi, jangan terlalu diambil pusing. Tujuan kita ke sini untuk having fun, kecelakaan tabrakan itu anggap sebagai pemanis dari kesenangan hari ini."

"Betul. Mending kita duduk ke kursi yang udah gue pilihin, pesen kopi dan camilan terenak di sini, sambil mikirin apa yang akan kita lakukan di masa depan? Lo nggak berencana jadi pengangguran abadi, kan?" Cecilia menimpali. "Katanya lo nggak cocok gabung di perusahaan ortu lo."

Berusaha mengenyahkan pikiran mengganjal yang cukup mengganggu, Hana mengangguk lantas menggandeng lengan kedua sahabatnya—mengajak mereka berjalan menuju meja yang dipilih.

"Kayaknya gue pengin ngelamar kerja di perusahaan penerbitan deh, biar sinkron juga sama jurusan yang gue ambil. Jadi, ilmu yang gue dapetin selama tiga tahun lebih itu, bisa gue pakai dan berguna buat banyak Penulis."

"Ortu lo bakal setuju?"

Hana sejenak terdiam, ia juga tidak tahu.

"Menurut ... kalian?" Ia bertanya penuh pertimbangan, "kira-kira mereka bakal setuju nggak ya?"

"Kalau bokap lo, kayaknya sih akan setuju-setuju aja. Tapi, kalau nyokap lo ... emm, gimana ya, maaf-maaf aja ya, Han, nyokap lo tuh nggak bisa diprediksi. Kadang kayak baik banget sama lo. Tapi, terkadang ... susah dijelaskan lah." Cecilia yang menyahuti.

"Terlalu banyak ngatur. Dia selalu banyak menuntut lo untuk mengikuti keinginan dia. Dan gue tahu, ketika dia bilang A, maka lo harus juga jalan ke arah A. Because yea, it's Hana Leira—an Angel yang selalu ingin membuat Mamanya bahagia." Bertha juga langsung menimpal cepat ucapannya sendiri. "Tapi, tapi... ya gapapa juga, it's a good thing. Selama itu yang terbaik buat lo, kami akan selalu mendoakan."

Hana agak termenung mendengar ucapan Bertha, rasanya selama ini ia memang selalu berusaha mengutamakan kebahagiaan Lusi—Ibu angkatnya—di atas kebahagiaannya sendiri. Karena ia tahu, berkat beliau, ia bisa merasakan kehidupan yang tidak pernah ia pikir akan ia dapatkan sebagai anak panti yang awalnya cuma hidup sebatang kara. Pendidikan, kehidupan sosial, materi, dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak bisa ia sebutkan. Sebagai balasan, Hana hanya perlu menuruti permintaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken RingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang