Bagian Sepuluh

757 108 9
                                    

CUACA sedikit mendung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CUACA sedikit mendung. Berefek besar pada suhu udara yang menurun. Lebih dingin dari biasanya, itu mengapa banyak orang mengenakan pakaian tebal. Taehyung menjadi salah satunya. Berjalan sendirian di lorong kampus menuju kelas dengan paper bag di tangannya, lagi.

Ini hari yang sedikit menyebalkan karena Taehyung terlambat bangun, ketinggalan bus, pesanan taxi online-nya selalu ditolak dan taksi jalanan yang tidak mau berhenti. Pada akhirnya Taehyung berhasil datang ke kampus dengan Park Jimin. Sahabatnya yang berasal dari Universitas yang sama tetapi fakultas yang berbeda. Jimin anak hukum, jelas area kampusnya berbeda dan jauh. Tapi syukurnya Jimin tidak menolak untuk datang memberi tumpangan.

Namun ketika sampai di kampus, terlambat setengah jam, dan Taehyung sudah menyiapkan mentalnya untuk masuk kelas, ternyata kelasnya kosong. Taehyung tidak membaca pesan di grup bahwa kelas hari ini kosong karena dosennya berhalangan hadir. Ini kejam. Taehyung bahkan tidak sarapan dan melalui banyak ujian hati.

"Kak!" Mungkin ini bukan pertama kalinya Taehyung disapa oleh adik tingkatnya, namun Taehyung sedang dalam mood yang tidak baik. Berdoa saja bahwa pemberhentiannya karena junornya adalah sesuatu yang bermanfaat.

"Iya?" Meski dalam suasana hati yang buruk, Taehyung bersuara dengan nada yang dibuat seramah mungkin. Tidak benar jika melanpiaskan emosi pada orang yang tidak salah.

"Aku junior kakak. Aku denger-denger kakak pinter musik." Ini basa-basi, jelas sekali.

"Iya. Kenapa?" Taehyung kira, kehebatan musiknya kini diakui meski tidak pernah berharap demikian—pernah sih.

"Boleh minta nomornya kak Jeongguk?" Namun ternyata sangat salah. Raut ramahnya lenyap seketika. Taehyung merasa jengkel dengan gadis seperti ini. Itu karena—karena memang suasana hatinya buruk.

"Gue nggak punya." Katanya kemudian berlalu. Abai dengan suara panggilan yang menyebut namanya.

Lalu ketika ponselnya berdering, Taehyung menjawab dengan nada jengkel. "Apa?" Katanya dengan suara yang tidak ramah.

Park Jimin diseberang sana jelas tidak terima. Hey! Taehyung itu baru saja dibantu bahkan Jimin sampai perlu berangkat satu setengah jam lebih cepat dari jadwal kelasnya hanya untuk mengantar Taehyung!

"Gue lagi males ngomong, chat aja." Bahkan Taehyung tidak memberi Jimin waktu untuk bicara. Menutup panggilan kemudian berjalan dengan fokus pada ponselnya.

Jimin bilang, dia tidak sempat untuk sarapan dan nyaris terlambat karena Taehyung. Jadi Jimin ingin traktiran sebagai bentuk permintaan maaf katanya. Jika bukan Jimin, maka Taehyung akan bersedia tanpa mengomel. Tapi ini Jimin, jadi banyak omelan dikirim lewat bubble chat tentang Jimin yang ternyata tidak iklas. Pada akhirnya Jimin yang akan membeli makanan untuk mereka berdua nanti.

Terlalu sibuk dengan ponselnya, Taehyung bahkan tidak menyadari ketika seseorang berdiri didepannya. Tabrakan seperti di film romansa terjadi. Kopi yang orang itu pegang tidak sengaja menodai kemeja putih yang dikenakan. Bedanya, jika dalam film akan terjadi cinta pandangan pertama, disini Taehyung mendapat ocehan.

XOXO [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang