JEONGGUK tidak berbohong soal ajakannya pada Lisa untuk pergi bersama. Mereka benar-benar pergi bersama dan soal bagaimana sekarang Jeongguk malah berakhir dengan Jihoon, tidak akan dijelaskan untuk mempersingkat cerita. Yang jelas, mereka bertemu ketika Jeongguk dan Lisa sampai di sebuah tempat makan yang cukup populer. Sedang Lisa membuat mereka berakhir berdua karena panggilan darurat dari teman kelompoknya dalam mengerjakan sebuah tugas.
Sampai disini, Jeongguk masih enggan menjawab keraguan di hatinya meski telah terjawab nyaris terlalu jelas. Dan egonya mengatakan untuk tetap bungkam. Maka dari itu ketika Park Jihoon menghampiri, Jeongguk akan menangkapnya seperti umpan untuk membuat pertanyaan dalam dirinya terjawab semakin jelas.
"Lo sama Lisa pacaran?" Pertanyaan dari Jihoon ini terdengar sedikit bergetar kala yang menyampaikan berusaha mengontrol emosinya.
"Enggak, kita temen sekelompok buat pengabdian nanti kan. Jadi deket aja." Sedikit melega, Jihoon tersenyum setelah mendapat jawaban dari Jeongguk. Sesuai dengan keinginannya.
"Oh iya, tentang pengabdian kita nanti, rundown acaranya udah beres berapa persen?" Kemudian percakapan terus berlangsung seputar topik itu. Dengan Jihoon yang banyak bicara dan Jeongguk sebagai pihak pendengar. Sesekali memberi penjelasan kala Jihoon bertanya.
Namun di tengah obrolan, atensi Jeongguk direnggut cepat oleh seseorang berpakaian santai yang baru saja masuk ke dalam tempat makan yang sama. Duduk di meja dengan seorang pemuda yang asing di penglihatan matanya. Jeongguk mengabaikan Jihoon dengan pasti. Terus mengikuti gerak-gerik dari seseorang yang duduk di meja yang dapat tertangkap mata olehnya.
"Gguk." Panggilan itu membuat Jeongguk kembali memberi perhatian. Menatap Jihoon yang sepertinya telah mengetahui objek apa yang berhasil mendistraksi Jeongguk.
"Tadi sampe mana?" Seolah tidak ada yang tengah terjadi, Jeongguk berusaha kembali membangun suasana. Meski nyatanya moodnya memburuk setelah menangkap dua orang yang telah melewati mejanya duduk.
"Lupain." Jihoon tampak kecewa. Suaranya terdengar tidak ceria seperti tadi ketika sibuk mengoceh. "Gue mau tanya sesuatu, boleh?"
Jeongguk mengangguk tanpa ragu. Hanya ingin cepat selesai dan pulang. Meminimalisir penglihatannya untuk menatap kearah dua orang yang Jeongguk kenal dan kini berstatus sebagai kekasihnya—Kim Taehyung. Pemuda manis itu terlihat bersenda gurau dan bicara nyaman dengan pemuda asing tersebut. Dan Jeongguk jelas merasa iri meski denial.
"Gue pacar lo kan?" Pertanyaan yang berhasil membuat Jeongguk terkejut.
"Gimana?" Jeongguk tidak berbohong soal ketidaktahuannya. Karena seperti yang sudah-sudah, pemuda Jeon ini memang sering menerima ajakan berkencan seseorang tanpa berpikir panjang. Berpikir mereka tidak akan mengganggu jika diterima dan Jeongguk menyukai segala bentuk perhatian yng diberikan.
"Sehabis basket waktu itu, gue confess ke lo, dan lo terima. Jadi, bisa gue ngerasa jadi pacar lo kan?" Artinya, Jihoon menginginkan jawaban yang lebih jelas daripada sekedar anggukan kepala kemudian ditinggalkan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO [KV]
FanfictionJeon Jeongguk bertanya-tanya akan tingkah salah satu kekasihnya yang terlalu cuek. ©queen_na1