˚˳*.
27 Oktober,
bertepatan dengan waktu bersinarnya mentari ke wajah Tevyat.
SUMERU merupakan negara yang didominasi wilayah hutan tropis yang amat luas dan padang tandus yang tak terhitung bulir pasirnya. Bagi orang-orang di Kota Sumeru, hari ini adalah hari yang amat penting, sebab mereka akan memperingati hari kelahiran sang Archon: Lesser Lord Kusanali–dewi kebijaksanaan.
Pada tanggal 27 Oktober setiap tahunnya, rakyat Sumeru akan merayakan dengan meriah momentum ini dengan sebuah perayaaan: Festival Sabzeruz. Bukan hanya berarti hari kelahiran sang Archon–pemimpin mereka, Festival ini juga dikenal dan dapat dikatakan sebagai hari memperingati lahirnya Sumeru sebagai sebuah negara, mengingat kata 'Sabze' yang berarti hijau; rumput; daun; pertumbuhan; pelahiran kembali dan kata 'ruz' yang berarti hari. Namun, bagi beberapa kalangan, Festival Sabzeruz juga merupakan sebuah festival untuk mengingat kelahiran Dewi Bunga–Nabu Malikata, yang telah lama meninggalkan dunia ini.
Bagi Vannie, Festival Sabzeruz tidaklah berbeda dari festival lain yang hanya sekedar acara musiman dan akan selalu diselenggarakan tiap tahunnya. Namun, tidak bisa disangkal bahwa rakyat Sumeru diwajibkan untuk berpatisipasi dengan serius dan penuh hormat, terutama bagi utusan-utusan Akademiya yang sepantasnya menjadi panutan bagi rakyat biasa. Otomatis, setiap pelajar Akademiya–termasuk Vannie, wajib mengambil bagian dalam festival ini, baik sedikit maupun banyak.
Awalnya, Festival Sabzeruz hanya diselenggarakan melalui banyaknya prosesi-prosesi kuno yang penuh aturan dan tata krama. Sebagai contoh, rakyat Sumeru akan menyediakan 7 jenis buah-buahan kering dan 7 jenis kacang-kacangan. Setiap jenis makanan tersebut mewakili 7 elemen penting dalam kehidupan: api, bumi, air, udara, tanaman, hewan, dan insan (manusia). Namun, seiring dengan melajunya peradaban, perayaan ini semakin berkembang dan terdiri atas banyak acara-acara yang berkaitan dengan Sumeru itu sendiri.
Tahun ini, festival diselenggarakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Apabila di tahun kemarin festival dirayakan di pusat kota dan tempat-tempat formal dan ramai seperti pasar, kali ini dilaksanakan eksklusif oleh Akademiya melalui campur tangan para sage (pemimpin tertinggi dalam Akademiya; dapat mewakili darshan tertentu) di area Akademiya itu sendiri. Festival yang berlangsung pun bersifat informal dan lebih bebas tanpa prosesi tertentu yang bersifat sakral. Tentu, hal ini menarik hati para pemuda-pemudi sampai anak-anak untuk ikut serta dalam merayakan hari besar ini.
Meski bukan seorang berdarah asli keturunan Sumeru, Vannie tetap etis dan menyikapi keseluruhan acara dengan hormat. Sesekali, ia akan menghampiri stan-stan bazar tertentu yang dianggapnya menarik dan menambah pengetahuannya sebagai seorang pelajar.
"Selamat memperingati hari ulang tahun Dendro Archon, semoga kebijaksanaan senantiasa menyertai kamu!" Ujar seorang gadis bermata merah magenta sembari membagikan selebaran berwarna hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐃𝐀𝐆𝐈𝐎 𝐵𝑙𝑜𝑜𝑚 | Alhaitham
عاطفيةRANGKAIAN kisah mengenai seorang pelajar rasional yang menyadarkan Vannie bahwasanya hidup tidak akan semulus kisah romansa yang selalu ia baca ketika berada di Negeri Beribu Anggur dan Lagu. 𝘼𝙙𝙖𝙜𝙞𝙤; secara perlahan, lambat, dengan tempo yang...