Hiraeth (6) : pasrah namun benci

8 0 0
                                    

"kamu mau gugurin dia?" tanya mama Avi avi, "yaudah sekalian sakitin mama sini!" lanjutnya, Kia terdiam dengan tubuh kaku.

"kamu tahu gak? Diluaran sana banyak yang nunggu titipan Tuhan. Kenapa kamu gak bisa terima?"

"kehidupan mereka dan kia berbeda, mereka sudah menikah dan kia apa? Kia bahkan belum menikah, dan sekarang di benak kia gak ada kata pernikahan, bahagia maupun masa depan yang cerah" balas kia

"hidup dengan rasa trauma dan bersama dengan anak yang membuat trauma mama tahu rasanya?, memikirkan punya anak dari pria bajingan seperti dia? Kia gak akan mau!" bentak kia.

Plak

Wajah kia tertoleh kesamping, pipinya begitu panas akinat tamparang papah bagas, kia terkekeh sinis sedangkan papah bagas memandangn tangan kananya yang ia gunakan untuk menampar sang putri.

"apa - apaan ini mas?, kamu nampar putri ku?" marah mama avi.

Diva dan ara maju memeluk kia berusaha menyemangati, "gak nyangka lho kia, dia hadir bukan cuma bikin trauma di diri kia, tapi bikin papah nampar kia. Hebat banget dia" ucap kia dan pergi meninggalkan mereka yang terdiam.

Setelah kejadian dibawah kia memilih mengurung diri, ia menangis sejadi jadinya. Hari harinya yang berat kini bertambah berat. Ia hanya tak ingin orang tuanya di olok olok masyarakat karena putrinya hamil diluar nikah.

Tok tok tok

"kia buka pintunya ya?, mama mohon" pinta sang mama

"pergi!"

"kia please, mama mau ngomong sesuatu. Kia sayang mama kan?" pinta sang mama

Ceklek

Pintu terbuka dan kia yang membukanya lamgsung menuju ranjang kembali dan duduk dipinggir ranjang, mama Avi masuk dan duduk ditepi ranjang.

"kia tahu gak mama dulu setelah menikah sama papa lama dikasih titipan sama tuhan, mama baru bisa hamil setelah menikah dua tahun"

"dikatain mandul maupun caci maki lainnya mama udah tahu rasanya, namun setelah itu mama hamil... Hamil namun keguguran" ucap mama Avi membuat kia yang semula memalingkan wajahnya kini menatap sang mama penuh tanda tanya.

"ya sebenarnya mama pernah hamil sebelum hamil bang Reza, dia abangnya bang Reza yang meninggal dikandungan mama yang berusia lima bulan" ucap sang mama. "mama rahasiain, karena itu hari terberat bagi mama. Anak yang dinantikan keluarga memilih pergi meninggalkan mama dari pada hidup dengan mama" lanjutnya.

"makanya mama minta ke kamu. jangan gugurin cucu mama nak, dia berhak lihat dunia. Disana banyak yang mempertahankan anaknya mati matian, ketimbang menggugurkannya. kali ini jangan egois karena bayi itu berhak"

"kia... Takut kalian..."

"biarin masyarakat nganggep kita apa, itu bukan pertama kalinya dan omongan mereka bukan hal penting untuk kita dengar. Biarin ucapan tetangga pedas, karena kita juga gak mau sebenarnya menghadapi cobaan ini. Yang penting Kia bisa rawat bayi ini ya?"

"kia pertahanim tapi ada syaratnya" ucap Kia dengan tatapan serius.

"apa sayang?" tanya mama avi dengan senyum 

"dia lahir didunia tanpa mengetahui aku ibunya, dan aku gak akan kuat melihat wajahnya. makanya mama harus usahain dia ga ada dihadapan Kia" jawaban kia membuat senyum mama Avi seketika luntur.

"tapi kia-"

"itu syaratnya, kalau gak mau yaudah."

"iya, tapi mama bicarain sama yang lain"

Dan mereka memutuskan menyetujuinya, selama kehamilan Kia selalu dimanja. Respon masyarakat?, tak ada gunjingan dari mereka. sebenernya sempat ada masalah, demo yang menuntut Kia untuk meninggalkan desa karena menurut mereka. kia akan membawa dampak buruk bagik generasi desa. Namun hal itu sudah di urus oleh papah bagas, sehingga mereka tak ada keberatan sampai sekarang ini.

Karena sekarang pandangan mereka adalah kia bukan lah gadis yang mau diajak hal menjijikan, kia hanya korban.

Masyarakat sekitar selalu menyemangati kia membuat kia sedikit merasa lega, mereka ingin membantu mencari pria yang telah merusak Kia namun keluarga kia menolaknya karena merak tahu kia tak akan nyaman apalagi cara menemukannya hanya dari kia.

Dan tiga tahun kemudian,
Dimana anak itu, anak yang tak berdosa itu berumur tiga tahun dengan status yang dipalsukan, ya anak itu memang ditulis anak dari Kia serta di akte, namun anak itu tak mengetahuinya.

Karena dia anak laki laki yang begitu lugu bernama Abian Alaska Putra. Anak laki laki berusia tiga tahun yang berwajah begitu tampan dan imut namun siapa sangka anak laki laki.itu memendam luka.

Karena yang ia tahu, kakak perempuannya yang bernama Kia tak menyukainya dan selalu mengabaikannya bahkan menatapnya saja enggan, sekaan ia sebuah lalat sampah yang menempel di keluarganya.


Hiraeth (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang