After that

781 64 1
                                    

Dia merebahkan badannya tanpa mengganti pakaiannya.

Dimana ponselnya.

Spontan dia bangun dari rebahan nya. Mengecek sakunya.

Oh ternyata ada.

Kembali merebahkan badannya. Tangannya terangkat menutup mata.

Mau nangis rasanya. Matanya sudah tidak mampu menahan airmata nya.

Gue gak mau nangis, tapi keadaan yang mendukung buat nangis.

Sunyi, hanya terdengar isakan kecil Yoichi.

Jam terus berdenting. Disana menunjukkan pukul 1 dini hari.

Dia tidak pantas menolak tentang perjodohan ini. Memiliki anak omega tidak sebanding dengan permintaan orang tuanya.

Bahkan menurutnya ini belum cukup, karena sangat berat memiliki keturunan seorang omega.

Dan dengan perginya gue dari rumah bisa membuat orang tua gue lega, gue gak masalah.

Maaf ma, pa kalo keberadaan Yoichi beban.

Maaf juga rin, dengan adanya gue, kita dijodohin. Pasti lo menolak keras tadinya. Jelas lah, orang setelah acara selesai dia langsung pergi entah kemana.

Dia terkekeh disela sela tangisnya.

Dia mengusap airmatanya. Sepertinya sudah cukup menangis sekarang ini.

Jam disana sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Yoichi terbangun.

Keadaan masih sama, dengan pakaian jasnya dan kamar hotel yang sunyi.

Ponselnya berdering. Menunjukkan "kak sae" Disana, dia buru buru mengangkatnya.

Chi? Baru bangun ya? Maaf bangunin.

"Gapapa kak. Udah pagi juga"

Chi kamu sakit?

"ENGGA KAK"

Terdengar kekehan dibalik ponsel.

Rin bakal jemput kamu di lobi, kalian duluan aja. Mungkin sekitar 30 menit dia sampai.

Tubuh Yoichi kaku. Yang benar saja?

"Oke kak makasih, bisa bilangin juga ga kak? Hp ku lowbat, sebisa mungkin aku entar nemuin dia. Aku pamit bebersih badan dulu"

Oke Chi tersampaikan. Bye.

Panggilan berakhir.

Bersambung.

Arranged Marriage | RinsagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang