Lonely

482 40 13
                                    

"Mau kemana rin? "

"Bukan urusan lo"

Isagi menatap rin yang bahkan rin sendiri sedang fokus dengan ponselnya.

"Kita baru aja nyampe? Masa lo udah mau pergi aja? "

Rin memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Ya terus? "

Rin melenggang pergi setelah membukakan pintu apartemen yang terkunci. Membiarkan si omega masuk ke dalam apartemen dan beberes seorang diri.

Isagi menatap pergerakan rin yang perlahan menjauh. Dia menghela nafas sembari melangkah kakinya masuk kedalam.

Apart sebesar ini hanya dihuni dua orang. Ditambah penghuni satunya entah pulang atau tidak.

Tambah feeling lonely gak sih gue.

Isagi menghela nafas lagi.

Dari awal dia tidak pernah berharap hidupnya akan berubah jika menikahi lelaki itu.

Same as before.

Alone. Again..

_

Isagi merenggangkan otot-otot nya. Badannya cukup pegal karena ketiduran di sofa.

Jam menunjukkan pukul 17.30

Rin belum pulang huh?

Dan gue ketiduran lama banget njir.

Perutnya bunyi. Dia mengeluh lapar.

Isagi sepertinya sedang menyesal karena tidak bisa memasak. Lagian kalau dia bisa memasak pun pasti rin tidak stok bahan masakan mentah saat ini.

Delivery order kah?

Ya satu satu nya jalan pintasnya hanya itu.

Setelah menunggu cukup lama. Akhirnya kebutuhan konsumsi nya terpenuhi juga.

Isagi mulai mengunyah pelan. Pandangan nya beralih tepat ke makanan.

Dia menghela nafas.

Kapan kesendirian gue berakhir. Gue bosen makan sendiri terus. Gue pengen pulang.

Isagi terkejut dengan ucapan yang keluar tiba tiba, dan itu membuat tertawa. Pulang? Pulang kemana? Gue bahkan ga pernah punya rumah.

Lucu sekali.

Isagi menelan makanan dan menghabiskan sepiring makannya dengan cepat. Dia kembali merenung saat sedang mencuci alat makannya.

Baru sadar, gue ga punya nomer rin??

Isagi menghela nafas.

Ya udah sih. Ga perlu juga kan?

Isagi mencoba berkeliling apart. Mencari sebuah kamar kosong. Tapi yang dia dapat hanya satu kamar di dalamnya dan itu kamar pemilik apart ini.

Yang bener aja???! Apart segede ini kamarnya cuma satu???

"Anjirrr.. Apakah gue tidur di sofa. Kalo tidur duluan di kamarnya, serasa ga sopan anjir. Kalo nunggu orangnya pulang, juga ga tau bakal pulang apa kaga" Isagi mengerang frustasi.

Kasian banget lo yoichi. Dirimu sendiri prihatin liatnya.

"Lo ngalangin jalan?? "

"Anjing"

Isagi terkejut. Sungguh.

Isagi menatap pemuda yang baru saja mengagetkan nya. "Bisa ga lo, ga ngagetin gue? "

"Lo salah jangan nyolot. Ngapain lo didepan kamar gue? "

Anjingggg. Ni cowo emosian banget.

"Gue cuma nyari kamar buat gue tidur"

"Oh. Kamar ini buat lo aja. Gue mau ngambil beberapa baju buat gue bawa" Isagi mengangguk.

"Mau gue bantu? Lo mau kemana? "

"Ga ga perlu. Urus urusan masing masing inget? " Isagi menghela nafas untuk merendam kan emosi.

"Iya tau urus urusan masing masing. Tapi seenggaknya gue tau suami gue mau kemana. Masa gitu aja ga mau jawab sih rin? " Rin telah menyelesaikan kegiatannya.

"Ribet. Gue mau keluar kota dan mungkin ga bakal balik ke apartemen ini lagi. Terserah apartemen ini mau lo apain" Isagi terkejut.

"Hah? Lo mau ninggalin gue? " Tangan nya bergetar.

"Gue tetep ngirim lo duit tenang aja" Isagi memegang lengan rin.

"Gue gak mau sendirian, gue ikut lo"

Rin melepaskan lengan Isagi, "emang nya lo anak kecil ngikutin gue mulu? Stop nyusahin" Isagi mengangguk paham, tetapi dia tetap tidak ingin rin pergi.

"Jangan tinggalin gue, katanya gue bolehnya nyusahin lo, jadi biarin gue ikut? " Rin mendecih. Dia mulai melangkah meninggalkan kamar.

"Isagi, lo ga malu ngemis perhatian ke gue? " Langkah Isagi terhenti. Bibir bawahnya digigit olehnya.

Di inget inget, gue ternyata juga suka ngemis perhatian ke mama papa.

Ke suami sendiri gapapa kan? Gue cuma mau di temenin.

"Stop kekanak-kanakan"

Isagi menghirup udara dengan sesak di dada nya. Sulit menghirup udara.

Dia takut sendirian.

"Gue cuma minta di temenin sama lo..salah ya? Lagian kita udah menikah kan? " Rin menghela nafas lelah.

"Gue ga peduli"

"Sumpah, gue gak ngerti jalan pikir lo tau ga? Kalo lo ga peduli sama gue, gak usah terima perjodohan gila ini bangsat! "

"Shut up your fucking mouth isagi"

Pintu tertutup sempurna. Meninggalkan isagi yang menangis sambil memegangi dada nya yang terasa sesak.



Arranged Marriage | RinsagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang