SKYNARA: 02

468 23 0
                                    


KARENA INI HARI MINGGU, AK KASIH BONUS DEHH! TP TTP RAMEIN YAAA!

HAPPY READING!!

***
Semuanya terasa seperti mimpi. Sosok lelaki dengan rambut yang kusut, acak-acakan serta penampilan yang tak karuan itu tidak pernah membayangkan jika ia akan bangun dari tidur dengan rasa penyesalan yang tak berkesudahan. Ia melangkahkan kaki keluar dari kamar, merasakan rumah yang kini penuh kesunyian.

Tidak ada teriakan sang mama untuk menyuruhnya sarapan, tidak ada kejahilan sang papa yang kerap kali mengumbar kemesraan dengan sang mama di depannya dan juga tidak ada rengekan si bungsu Rora.

Sky mendudukkan dirinya di ruang makan. Biasanya ruangan ini yang membuat kehidupannya lebih hidup. Mencari-cari tentang sosok papanya adalah bagian yang sulit ia lalui. Namun Tuhan berkenan untuk mempertemukannya dengan sang papa lalu ia benar-benar merasakan utuhnya sebuah kasih sayang orangtua. Yah, ia berhasil melewatinya dengan begitu mulus sampai sang papa membawa sosok Anara dalam hidupnya.

Dari awal menyadari perasaannya pada Anara, ia membangun prinsip yang begitu kuat; ia harus menjaga kekasihnya sebaik mungkin, membuat Anara aman berada di sampingnya dan menjamin kebahagiaan kekasihnya. Namun siapa sangka jika logikanya saat itu hilang dan ia juga kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Ia bahkan hampir melupakan adik perempuannya. Bagaimana jika Rora mendapatkan perlakuan seperti dirinya kemarin? Bagaimana jika ada lelaki yang berani menghancurkan kehidupan adiknya? Ia menggeleng cepat.

"Rora. Maafin abang. Abang ... Masih belum bisa jadi abang yang baik buat Rora," lirihnya seraya menelungkupkan kepalanya di meja lalu ia terisak pelan.

***

Di hari ketiga juga sama. Semula yang penuh rasa senyum penuh canda tawa ini kini menjadi rasa yang hambar namun menyakitkan. Mama dan papanya benar-benar tidak pulang ke rumah sama sekali. Bahkan ia rela tidak tidur seharian hanya untuk memastikan apabila sang papa atau mamanya pulang di saat dirinya tertidur. Ternyata tidak ada tanda-tanda sama sekali.

Tangannya bergerak meraih ponsel di meja makan. Ia mendapatkan pesan dari Anara.

My Angel: kak? Kaka udah maem? Kmren kata bibi, Kaka enggk maem sama sekali. Makan ya kak? Aku udh kirim makanan ke rumah Kaka.

Ia menarik kedua sudut bibirnya. Setidaknya, selama dua hari ini, Anara tidak berhenti untuk meyakinkan jika semuanya pasti kembali baik-baik saja. Bahkan lebih baik.

Me: mksih ya. Nanti aku makan. Km jga jngn lupa jg kesehatan. Jangan telat makan ya.

My Angel: iyaa kakaaakk. Siap! Em mama sama papa km belum pulang jg kak?

Me: belum, Anara. Tp km gak ush ikut cemas ya? Ttp yakinin aku klo semuanya bakalan baik-baik aja. Dan, aku enggak akan berhenti minta maaf sama kmu atas sikap buruk aku waktu itu.

My Angel: 🥺🥺 aku syng bngt sama kakakkk. Hubungan klo gk dikasih cobaan, enggak akan sekuat itu nantinya kak. Jdi it's okay for us. Dan plis kak, stop minta maaf kayak gini. Aku udh maafin kamu, sumpah kak.

Ceklek.

Suara pintu terbuka berhasil mengejutkan Sky. Ia otomatis bangkit dan melihat ke arah pintu rumah. Tubuhnya menegang seketika melihat sang papa yang kini juga terkejut mendapatinya di dalam rumah. Ini hari Senin, mungkin papanya mengira ia berada di sekolah namun ia memilih bolos sekarang.

"Papa," panggilnya. Bukannya melanjutkan langkahnya memasuki rumah, Papa Langit malah membalikkan badannya untuk kembali keluar rumah. "Papa jangan siksa Kai kayak gini. Kai ... Enggak tau harus gimana pa," lirihnya pelan namun berhasil menghentikan gerakan sang papa.

SKYNARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang