Mingyu kelabakan. Ditambah lagi Wonwoo tahu dirinya disini. Ya Mingyu ke Solo dan lebih tepatnya dia berada didalam mobil yg dia sewa (atas bantuan travel yg ia temui di bandara) dan terparkir tidak jauh dari rumah Wonwoo.Wonwoo sudah curiga, sedari tadi dia keluar untuk makan siang dirinya merasa ada seseorang yg menguntitnya. Dengan akal yg cemerlang Wonwoo mencoba beberapa kali memancing orang itu dan akhirnya dirinya tau jika penguntitnya itu adalah Kim Mingyu. Sengaja ia diamkan saja sampai malam ini. Wonwoo melihat mobil yg sama berhenti tak jauh dari Rumah sewa nya, masih menguntit.
Wonwoo gemas. Kasihan juga. Tidak kuat dengan pura pura ketidaktahuan itu, akhirnya dia mengirim pesan kepada Mingyu.
"Kok bisa tau sih!?" Gumam Mingyu panik. Apalagi sekarang ia melihat Wonwoo keluar rumah dam berjalan kearahnya. Mampus.
Mingyu menurunkan kaca mobil itu begitu Hanya beberapa langkah saja Wonwoo akan tiba. Mingyu dengan senyum terpaksa (meskipun memakai masker) karna ketahuan, menyapa Wonwoo, tetapi apa? Wonwoo hanya melirik dan tetap berjalan tanpa membalas senyum Mingyu.
Mingyu dibuat melongo dengan sikap Wonwoo. Mampus Wonwoo marah, batinnya. Dengan cepat Mingyu keluar dan menyusul Wonwoo.
"Maaf" cicitnya. Wonwoo hanya diam saja melanjutkan perjalanannya. "Wonwoo.." panggil Mingyu dengan menarik ujung kaos Wonwoo. Dasar anak kecil!.
"Sebagai hukuman, kamu harus bawa belanjan aku sampe rumah!"
"Oke!" Dengan semangat Mingyu menyanggupi itu. Lalu ia merangkul Wonwoo. Wonwoo tersenyum tipis menggelengkan kepada tidak percaya dengan tingkah Mingyu. Dan tanpa ragu, Wonwoo melingkarkan tangannya pada pinggang Mingyu.
Bagai pasutr-- Pasusu baru, wajah mereka terlihat sumringah mengitari Swalayan, Mingyu mengajak Wonwoo untuk berbelanja di superind0, walaupun berjalan lebih jauh ketimbang mini market tujuan awal Wonwoo. Sekalian saja beli keperluan yg lain katanya. Karna Ini juga sudah lebih lima hari dari pergantian bulan.
Bisa sekalian kencan, maksud hatinya.
"Mingyu ih! maskernya! Udah bukan penguntit lepas aja!" Omel Wonwoo.
"Hehehe ga bakat aku jadi penguntit" ucapnya sambil melepas makser hitamnya. "Ayo!" Mingyu merangkul Wonwoo melanjutkan kearah perlengkapan Mandi.
Jika dilihat, Mingyu merangkul Wonwoo dan tangan satunya mendorong troli. Sangat membuat iri!.
"Heh heh, jangan gini deh!" Wonwoo berbisik. Wonwoo agak risih dilirik beberapa orang disana.
"Kenapa?"
"Itu diliatin orang orang!"
Oh dirinya tau..
"Pake lagi masker kamu!"
"Tadi suruh buka"
"Buruan!"
"Iya iya.."
"Sini dulu" Wonwoo menarik Mingyu menuju rak tempat Mie instan. Mingyu melotot melihat kelakuan Wonwoo yang dengan seenaknya mengambil berbagai bungkusan Mie disana.
"Stop!" Mingyu mengembalikan Mie yg sudah masuk dalam troli kembali pada Rak walaupun tidak tertata dengan rapi. Menyisakan satu... dua.. tiga.. empa-- oh hanya tiga bungkus saja. Lalu menarik Wonwoo menjauhi tempat itu.
Wonwoo melirik tajam. "Ya masa Tiga doang?!"
"Seminggu satu kali"
"Ck!"
"Ga baik sayang. Kita beli spaghetti aja."
"Mahal!"
"Yang penting sehat!"
Orang kaya mah beda Won.
Dengan masih hati gondok Wonwoo dan Mingyu mengakhiri belanja dengan troli hampir penuh.
Mingyu terlebih dulu menyerahkan black card pada kasir, Wonwoo yang juga mengulurkan card nya terpaksa menarik kembali. Bukan kesempatan dibayarin, tapi Wonwoo malu jika harus berebut untuk membayar. Nanti dia akan ganti.
"Terimakasih" ucap Mingyu lalu membawa tas belanja dan menggandeng Wonwoo keluar.
"Apa apan sih kamu!" Omel Wonwoo. "Ini!" Wonwoo menyerahkan ponsel yg menampilkan m-banking supaya Mingyu memasukkan no. Rekeningnya.
"Gapapa aku yg bayar. Itung itung kita simulasi " Balas Mingyu "ayo Pulang"
Keesokan Harinya, Mingyu mengantar Wonwoo kerja. Setelah makan malam Mingyu malas kembali ke Hotel yg sudah ia pesan (karna ia yakin tidak akan ketahuan). Setelah melakukan bujuk rayu Mingyu berhasil mendapat izin untuk menginap ya walaupun Wonwoo memaksa untuk lapor dulu ke Pak RT.
"Sayang banget uang nya kalo kamu ga balik ke hotel!"
"Lebih sayang kembali ke hotel dan ninggalin kamu"
Ah dan juga semalam mereka membuat spaghetti, berterima kasih kepada Mingyu karna Wonwoo mau tidak mau harus mempelajari resep untuk memasak saus spaghetti. Sial!.
"Pagi, Pak Seungcheol." Sapa Wonwoo pada Atasannya yg kebetulan juga baru datang.
"Pagi." Singkatnya. Seungcheol melihat penampilan Mingyu yg berdiri disebelah Wonwoo dari atas sampai bawah dan juga mobil didekat mereka.
Mobilnya sangat biasa. Bahkan itu mobil keluarga. Tidak ada apa apanya dibanding punya saya. Mobil BMW X6. Batinnya.
Tidak tau saja, Mobil yg biasa ia pakai adalah mobil limited edition yg hanya ada 65 unit didunia dan itu selalu bikin ribut masalah parkir dirumah bersama sodaranya. Mercedes-Benz g65.
Seungcheol pergi begitu saja meninggalkan pasangan itu, mungkin cemburu.
"Pantes kanu suruh aku panggil Pak. Udah tua gitu" bisik Mingyu.
"Ya tapi ga tua tua banget kali. Udah ya aku masuk dulu. Kabarin kalo kamu udah mau flight." Mingyu menarik Wonwoo untuk ia peluk begitu Wonwoo menyelesaikan ucapannya.
"Bulan depan aku kesini lagi.." bisiknya.
"Ga perlu.." sebelum Mingyu akan protes Terlebih dahulu Wonwoo menambahi "bulan depan aku pulang, Dokyeom kan Nikah"
Mendengar itu Mingyu tidak jadi protes dia malah tersenyum.
"Eumm.. Pagi Pak Wonwoo.." sapa Seungkwan dengan ragu, takut ganggu.
Tapi memang ganggu."Masuk gih.." Mingyu melepas pelukannya. "Aku pulang ya." Wonwoo mengangguk.
●●●
Jeon🌻
YOU ARE READING
LOVESICK NARASI
FanfictionJangan langsung scroll ke next page yah😁 Narasi dari Lovesick AU ENJOY 😉