"AYAH CEPET!" suara kecil Itu teriak memperingati ayahnya yg terlalu lama bersiap.
"Pa! Ayah tidur apa ya?!" Gerutu Minwoo putra pertama Mingyu dan Wonwoo, 4 tahun. Bulan besok sudah masuk TK.
Persyaratan agar Kim Minwoo mau masuk sekolah hanya satu, ialah Adek. Dia mau punya adek.
"Minu emang ga takut kalo ayah sama Papa ga sayang lagi sama Kamu?" Tanya Wonwoo iseng, saat anaknya itu meminta punya adek.
"Ga. Kan nanti adek pasti bakal sayang aku!"
"Emang iya? Kata siapa?"
"Oma!"
"Oh.."
"Emang nanti kalo aku punya adek, Ayah sama Papa ga sayang aku?"
"Ga. nanti kamu Papa kasih ke Uncle Jong atau uncle Seok"
"YEAY!"
"Kok malah seneng sih?" Wonwoo bingung.
"Soalnya uncle pasti turutin semua keinginan aku. Boleh makan coklat banyak, makan eskrim sampai puas , boleh ga makan sayur, boleh jajan banyak. Pokoknya semua boleh!"
"Hadeuhh.."
"Minu mau adek cewe apa cowo?" Kali ini Mingyu bertanya.
Minu berpindah ke pangkuan Mingyu. "Dua boleh?"
"Satu dulu dong!" Wonwoo yg menjawab.
"Yah.. kalo gitu terserah aja!"
Kalo adopsi lagi dan itu dua anak, Wonwoo yg pusing. Setelah nikah dan kontrak kerjanya habis, Wonwoo memilih untuk dirumah saja urus suami dan setahun setelah ia menganggur, ia dan Mingyu memutuskan untuk mengadopsi bayi di salah satu Panti tempat Mami Kim berdonasi.
Ketakutan Wonwoo tak berarti, dirinya tidak bisa memberi keturunan, toh ada jalan lain. Dan adopsi tidak menjadi masalah bagi mereka. Keluarga Kim dan Jeon malah sangat mendukung. Malah mereka sekarang mendesak untuk nambah momongan.
Dan saat ini mereka siap menjemput anggota keluarga baru. Minwoo sungguh tidak sabar, semalam ia sudah menanti nanti hari ini, bahkan tidak bisa tidur akunya.
Dia sudah menyiapkan bunga untuk adeknya nanti. Sebulan setelah mengatakan terserah mau adek cewe atau cowo, Minwoo mengutarakan jika ia memutuskan ingin adek cewe.
"Pa! Susulin Ayah dong!" Sifat Minwoo sudah terlihat, pasti nanti akan seperti Wonwoo. Hadeuh..
"Sabar dong sayang. Ini ayah sudah siap! Ayo." Mingyu keluar kamar menghampiri Minwoo dan menggandeng tangannya.
"LET'S GO!"
Wonwoo hanya mengintili dari belakang.
"Masih lama?" Tanya Minwoo dari kursi belakang.
"Sebentar lagi" jawab Wonwoo.
"Dari tadi sebentar lagi sebentar lagi! Papa bohong nih!"
"Beneran. Tuh belok situ terus jalan bentar sampe. Ga sabaran banget sih kamu."
"Ya kaya siapa.." gumam Mingyu dikemudinya.
"Ngomong apa kamu hm?"
"Ga ada sayang heheh" Mingyu sudah melihat lirikan tajam sang Suami.
■■■■■
"Mana! Mana! Mana adek aku?"
"Lagi diambil, sayang." Mingyu mengusap rambut Minwoo.
"Tuh!" Ucap Wonwoo melihat seseorang menggendong bayi perempuan.
"Halo! Adek! Aku kakak kamu!" Sapa Minwoo dengan semangat! "Aku kasih nama boleh, Pa?" Tanya Minwoo ke Wonwoo yg menggendong putri kecilnya.
"Boleh dong!"
"Kim Woo.. Ri??? Kim Woori bagus ga?"
Mingyu dan Wonwoo saling pandang dan mengangguk bersama dengan senyum lebar.
"Halo Kim Woori! Ini bunga untuk kamu!" Minwoo menyerahkan Bunga yg dia siapkan untuk adeknya. Lalu mencium pipi gembil itu. "Cepat gede ya nanti kita main sama Uncle JongJong dan uncle Seok nanti kita boleh jajan banyak!"
"Aku mau gendong!"
"Belom bisa sayang"
"Ya udah mau pangku!"
"Wah kecil bingit!"
"Ayo bawa pulang, Pa!
"Woori kakak udah siapin kamar buat kamu! Bagus loh!"
YOU ARE READING
LOVESICK NARASI
FanfictionJangan langsung scroll ke next page yah😁 Narasi dari Lovesick AU ENJOY 😉