Prolog

40 11 9
                                    

Bugh...
Bugh...
Bugh...

"mati aja lo bangsat!", "shh,haha,gua gak akan nyerah gra!".

Bugh...
Plak...

"gra udah,kita cabut aja,lagian vero juga udah gak berdaya" Geo menatap perihatin vero,bukan nya apa kalau agra masih menghajar vero habis-habisan! yang ada lawan nya bisa mati malam ini juga. Sebelum meninggalkan vero,agra terlebih dulu menginjak bagian perut vero dengan seluruh tenaga nya sehingga membuat vero kesulitan bernafas.

"jangan coba-coba cari mati sama gua!" Peringat agra dengan nada datar hal itu membuat vero menelan saliva nya susah payah.

Hari sudah malam disertai turunnya hujan deras membasahi jalanan ibu kota Tanggerang Selatan. Disebuah toko furniture terlihat seorang gadis sedang berdiri didepan toko wajahnya penuh dengan ke'kecewaan mondar-mandir menunggu taxi yang tak kunjung datang

Huftt...
"ihh hujan berhenti dong! aku mau pulang!" sudah hampir 20menit yara menunggu didepan toko furniture karna taxi online yang dirinya pesan tak kunjung datang juga.

"YARA..." Teriakan cempreng yang menyebut namanya itu tak lain dari sahabat yara sendiri. Sahabat satunya ini tidak bisa berbicara dengan nada santai, yara tersenyum tipis melihat kedatangan ratu.

"kamu ngapain kesini?" Beo yara ketika ratu sudah berada didekat nya. Ratu terlebih dahulu mengatur nafasnya karna sedari tadi berlarian mencari yara. "duduk dulu sini" Yara menepuk bangku disampingnya untuk menyuruh ratu duduk disebelah nya.

Ratu mendudukkan bokongnya dibangku dengan kasar. "kamu ngapain disini? aku cariin tau! kirain aku kamu hilang ra!" Raut wajahnya begitu cemas jangan lupakan keringat yang membasahi pelipisnya. "Sorry tadi aku bosan disana jadi lebih baik aku cari tempat yang agak sepi aja" Ratu meloloskan nafas kasar sebelum akhirnya membuka mulut untuk bicara.

"ih! kan bisa bilang dulu,aku panik tau! kamu gak ada didalam toko" Ucapnya kesal jangan lupakan gerakan tangan yang menunjuk-nunjuk sembarang arah.

Tinnn...
Tinnn...

Syara klason mobil terdengar dari arah depan toko furniture sontak mereka berdua menoleh kearah mobil verari berwarna putih. Ratu menyipitkan matanya sebelum beranjak berdiri untuk menyadari itu mobil jemputannya.

"Yara itu mobil aku! kayanya aku udah dijemput deh" Ratu mengkerucutkan bibirnya,padahal ratu masih ingin berlama-lama ditoko ini. Tak lama kemudian Bodguard ratu membawa payung berwarna biru tua untuk menjemput ratu masuk kedalam mobil verari miliknya.

"yah kita berpisah deh" ucapnya mendramatis,Yara tekekeh geli melihat raut wajah ratu yang di imut-imutkan. Yara mengkode ratu dengan gerakan matanya agar cepat masuk kedalam mobil.

"yaudah aku duluan ya, ra" mobil verari itupun melaju dengan cepat, sekarang tinggal dirinya sendiri menatap hujan deras yang tidak berniat untuk berhenti,dimana taxi online nya?apakah ada masalah dijalan?oh ayolah yara ingin pulang saat ini!.

"Apa aku nekat aja ya?" monolognya, dengan seratus persen tekad akhirnya yara menerjang derasnya hujan dimalam hari. 'Ternyata main hujan-hujanan dimalam hari gak seburuk yang aku pikirkan' dibawah derasnya hujan yara menyempatkan waktu untuk menari-nari ditengah jalanan yang kebetulan sedang sepi kendaraan,sesekali tertawa ria tak lupa melompat-lompat digenangan air.

"HAHAHA,andai aja aku dansanya bareng na-jaemin pasti jadi romantis" membayangkan nya saja sudah indah bukan?.

Brumm...
Brumm...
Brumm...
Slippp....
Brukk....

"Shitt!" Umpatnya ketika membanting stang motor kearah tembok untuk menghindari menabrak gadis yang sedang menari-nari dibawah derasnya hujan,Yara yang menyadari bunyi tabrakan menghampiri seseorang disana yang sedang terduduk dengan memegang sikunya yang tergores aspal.

"kak?kamu gak papa?" Ara sedikit membungkukan badan untuk melihat seseorang yang merintih kesakitan dibalik helm full fack nya. Agra tak menjawab melainkan menatap lekat manik mata hitam gadis itu.

JEDANG...
JEDUNG...
KEJEDANG...
KEJEDUNG...

Agra menyentuh dadanya yang berdebar hebat. Aneh?ada apa dengan jantungnya?tidak biasanya jantung agra berdetak secepat ini!. Ara melambaikan tangannya keudara sontak agra tersadar dalam lamunannya.

"kakak gak papa?" kedua kalinya ara bertanya dan hanya direspon dengan anggukan kepala. "Huftt... syukurdeh kalo gak papa" Ara tersenyum manis, tentu saja hal itu membuat jantung agra kembali tak aman.

"Ekhemm..." Agra berdeham agar tidak merasakan canggung lalu berdiri dan membuka helm full facenya membiarkan rambut hitamnya dibasahi oleh guyuran hujan. "Ngapain lo disini?" ucapnya datar tanpa ekspresi.

"main hujan" ucap gadis mungil itu santai dengan senyum yang masih mengembang. "ckk! lo bego?main hujanan malem-malem" Yara menggelengkan kepalanya lucu. "Kakak juga kenapa main hujanan?" Agra berdecak sebal mendengar pertanyaan Yara, "Kalo gua nanya lo jawab anjir! bukannya malah balik nanya" ucapnya kesal dengan penekanan diakhir kalimat.

"tadinya aku gak mau main hujanan" Agra menaikan satu alisnya tanda bertanya. "Huftt... karna taxi online aku gak datang-datang yaudah lebih baik aku terjang aja ni hujan, hehe".

"oh" Agra manggut-manggut tanda mengerti lalu menaiki motor sportnya untuk menuju mansion. "kak" Agra menoleh kearah samping lalu menaikan satu alisnya, yara menundukan kepalanya dirinya sangat malu ingin mengatakan kalau mau menumpang pada agra untuk pulang.

"Lo manggil?terus diem?gak guna!" ucapnya dingin sontak yara memegang lengan kekar agra agar ia tidak pergi meninggalkan dirinya. "Anu kak, emm... yara boleh numpang sama kakak?".

"Ckk! nyusahin!". "plis kak boleh ya" ucap gadis mungil itu dengan penuh permohonan tak lupa dengan pupy easynya yang begitu menggemaskan.

"Ekhemm..." Agra berdeham untuk menghilangkan raca canggungnya lalu menyuruh yara naik dengan gerakan kepalanya.


" Agra berdeham untuk menghilangkan raca canggungnya lalu menyuruh yara naik dengan gerakan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agra Bascara Wilantara


Yara Alea anandaliyon

AGRA BASCARA WILANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang