Emosi!

1 1 0
                                    

      HAPPY READING



Huftt...

Yara menghela nafas berat didepan cermin, bayang-bayang kejadian tadi sore membuat dirinya bergidik ngeri, dirinya sudah pasrah menerima takdir ini.

"Apakah hidup ku akan menderita? Jika berada ditangan kak vero?!" Monolog nya didepan cermin, tatapan nya menjadi buram karena kantung mata yang sudah tidak bisa menahan air mata. Lemah? Yara akui untuk saat ini diri nya memang sangat lemah, hal itu semakin membuat yara tidak percaya lagi dengan yang nama nya cinta dari seorang laki-laki terkecuali sang papah.

Yara menyeka air mata nya, entah sudah berapa lama gadis itu menangis hingga membuat kantung mata nya menjadi sembab. Rasanya sangat lelah memikirkan semua ancaman vero tadi sore. Bergelud dengan pikiran sama saja ujung-ujung nya akan menjadi emosi tanpa membuahkan hasil.

Brukk...

Yara menjatuhkan dirinya diatas kasur dengan kasar, mencoba untuk memejamkan mata nya agar bisa ber'istirahat dengan nyenyak.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

"Morning gusy" Teriak eva riang ketika sampai dikelas. "Eitss napa nak diem bae?" Mendengar suara rea membuat atensi sahabat-sahabat yara tertuju pada seseorang yang dimaksud.

"gak papa" Sahut yara seada nya, Ya!! gadis yang sedari tadi diam itu adalah yara pikiran nya masih memikirkan tentang ancaman vero yang selalu menghantui nya terus menerus. Rasa marah, kecewa, takut dan kesal sudah menyatu dalam otak gadis itu sehingga tidak bisa berfikir jernih saat ini.

"Nape kamu? muka kek silit ke tekuk" Riska melototkan mata nya ke arah ratu yang berbicara tanpa berfikir terlebih dahulu. Seakan pahan dari raut wajah riska akhirnya ratu mengeluarkan jurus andalan nya yaitu nyengir kuda seperti biasanya jika salah. "Hehe, lagian aneh aja yara yang biasa nya tersenyum lah ini malah murung kek gitu" Riska mengangguk setuju dengan ucapan ratu kali ini.

"Ra, kamu lagi ada masalah?" Pertanyaan eva hanya direspon dengan gelengan kepala saja. "Cerita aja ra kalo ada masalah kita kan besty" Yara menghembuskan nafas kasar tangan nya mengepal erat, bujukan dari sahabat nya malah membuat yara semakin risih karena pikiran nya yang sedang kacau.

"Walaupun kalian semua besty aku bukan bearti harus ceritain semua masalah aku juga kan!?" Suara yara terdengar begitu ketus, jangan sampai emosi nya meluap saat ini juga. "Harus dong nak, siapa tau kita bisa bantu" Rea membujuk yara dengan nada lembut, bukan nya memaksa mereka hanya ingin membantu yara agar keluar dari masalah nya.

"Gak usah!" Lagi-lagi yara menolak dengan nada bicara nya yang terdengar sangat ketus tetapi mereka memaklumi itu dan pantang menyerah untuk membujuk yara agar mau bercerita. "Gak papa ra cerita aja kek sama siapa aja malu-malu" Ucapan ratu sukses membuat emosi yara semakin naik pitam tanpa berfikir jernih yara menggebrak kuat meja di depan nya membuat mereka terlonjak kaget, pasalnya mereka baru pertama kali melihat yara semarah ini. Yara memberi sorotan tajam ke arah ratu sehingga membuat sang-empu menciut kehilangan nyali.

"Kalian ngerti gak sih? kan aku bilang gak usah!" Bentakan yara membuat tubuh ratu gemetar, eva menatap yara dengan tatapan kecewa?. "Kok kamu malah ngebentak kita sih?" Yara beralih menatap tajam eva lalu memajukan langkah nya untuk berhadapan dengan eva.

"Aku gak suka di kasihanin, aku juga gak perlu bantuan dari kalian, aku bisa sendiri gak usah sok baik!" Nada bicara yara memang rendah tetapi sukses menusuk hati mereka, percayalah untuk saat ini yara benar-benar diselimuti oleh emosional nya sehingga jalan pikiran nya menjadi buntuk dan merugikan orang lain.

AGRA BASCARA WILANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang