Para Pemegang Sendok Emas (Satu).

142 8 3
                                    

Selama 2 jam rapat bersama para komisaris berjalan cukup alot, berapa kali Sri Devi Notosukma harus menahan kesabaran menghadapi orang-orang tua dengan pola pemikiran lama, tapi ia bersyukur tidak semua demikian masih banyak berada di pihaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama 2 jam rapat bersama para komisaris berjalan cukup alot, berapa kali Sri Devi Notosukma harus menahan kesabaran menghadapi orang-orang tua dengan pola pemikiran lama, tapi ia bersyukur tidak semua demikian masih banyak berada di pihaknya. Bantuan baru datang ketika Kargantara memunculkan batang hidungnya, adik bungsunya tersebut terlambat karena mengadaka
n pertemuan dadakan bersama calon investor baru mereka, ia hadir sambil membawa bukti-bukti kualifikasi kualitas dari sub-kontraktor maupun pengembang bersangkutan.

Hasil akhir pemungutan suara menyebutkan kalau Noto Group resmi akan melebarkan sayap mereka hingga ke Eropa Timur, daerah yang telah lama Kargantara incar bukan tanpa alasan.

Kargantara menghela nafas lega seraya menjabat tangan para Dewan Komisaris sekaligus mengucapkan terima kasih atas kepercayaan mereka, setibanya hanya tingga berdua saja barulah Devi bangkit dari duduknya, berjalan anggun menghampiri si adik.

"Hampir aja semuanya gagal, kolokan banget orang-orang itu, tapi wajar sih semuanya baru bagi mereka" ucapnya sambil menyandarkan badan di depan meja.

"Memang sulit bagi orang lama untuk mengikuti perkembangan zaman sekarang yang apa-apa serba digital, tapi dengan posisi serta status beliau-beliau semestinya bisalah kalau mau belajar. Cuma ya udahlah mbak, toh kalau tanpa mereka semua perusahaan nggak akan jadi seperti sekarang" jawab Kargantara terdengar bijaksana.

Devi menatap adiknya sesaat lalu mendesah sambil melihat ke arah bahu bidang lelaki itu. "Kamu benar, aku bersyukur sebab kamu pada akhirnya mau menuruti keinginan Papi untuk ikut mewarisi perusahaan, rasanya segalanya berjalan makin baik setelah kamu bergabung. Orang-orang tua itu seenggaknya mau mendengarkan saran dari yang muda soalnya selama ini mereka kurang menganggap ku cuma karena aku seorang perempuan". Ucapan Devi terdengar seperti orang sakit hati.

Kargantara tertegun, sejak dulu dia tahu kalau dalam tubuh perusahaannya ada diskriminasi kasat mata terhadap kaum hawa, para pria terkesan kurang bersungguh-sungguh serta tidak mau mengakui kinerja pegawai wanita padahal ada sangat banyak karyawati berbakat di tempat ini, namun ia tak menyangka kalau kakaknya juga merasa demikian. Akan tetapi segalanya mulai berubah semenjak dirinya masuk, bahkan beberapa posisi penting perusahaan cabang ataupun pusat mulai dipegang oleh perempuan dan itu semua juga berkatnya. Kargantara memperjuangkan mereka semua karena ia teringat akan istri sekaligus ibunya sendiri.

"Yah, biarkan saja mereka ngomong jelek soal kakak yang terpenting kakak adalah wajah sekaligus pilar bagi Noto Group. Nggak usah memusingkan hal nggak penting, semua karyawan juga tahu siapa pemimpin mereka sesungguhnya".

Devi menggerakkan wajahnya cepat, mata mereka bertemu dan ia terharu oleh kata-kata penenang adiknya barusan. Tapi bukan Devi namanya kalau terlalu mudah menampakkan emosi, dia hanya berterima kasih melalui netra kemudian berucap. "Kita ganti topik. Ngomong-ngomong kamu sudah yakin kan sama investor kita ini? Sekuritas Wayden dan sepak terjangnya sudah kamu selidiki dengan benar?". Air mukanya berubah serius.

The Dangerous Love : Lancelot Revenge. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang