DUA - Ou?

18 0 0
                                    


            Satu Gedung jadi kena amarah Galang hanya karena aku membangunkannya dengan tidak elit, dia terkadang akan bertingkah seperti Wanita. Yang mana sifat Ibu 100% menurun ke Galang, dan itu kadang membuatku dan Ara kerepotan. Padahal dia ini pria, tapi perilaku didepan keluarganya seolah aku memiliki dua adik perempuan.

"Jangan bikin anggota lain ketakutan, kalau marah bisa lampiasin ke gue." Aku ingin Galang mencoba berhenti bersikap demikian.

"hmm."

"Kurasa Tuhan sudah menyesal melahirkan mu di bulan desember."

"Lo juga lahir di bulan itu, sialan!" sungut Galang padaku tak terima. Yah, aku pun hanya bisa tertawa menanggapinya.

Membuatnya kesal adalah hobiku, jika dia sering menjahili keluarga. Maka lain hal nya dengan ku yang hobi membuat Galang kesal, anggap saja balasan lain atau dengan istilah Karma.

Tidak semua orang mampu mengatasi amarah Galang, hanya orang tertentu saja yang mampu mengatasi mood yang berubah secara instan layaknya perempuan. Termasuk Fitri, gadis itu juga salah satunya yang mampu mengendalikan mood Galang sampai seimbang. Sedangkan aku mampu membuat Galang berhenti menjahili. Amara? Dia mampu menyingkirkan sisi moodyan Galang hingga bersikap seperti kakak pada umumnya dengan bersikap manja pada Galang. Sedangkan Ibu selalu menjadi prioritas utama Galang, Ibu tak pernah memarahi Galang dengan kejahilan yang sering dialami. Bahkan mampu membuat Galang bertekuk lutut dengan satu kali perintah saja. Itulah kekuatan seorang Ibu.

Tapi Galang akan bertindak agresif, tenang, dan psikopat Ketika didepan musuh. Bengis seolah tak ada ampun untuk musuhnya itu. Membunuh adalah hal yang sering dilakukan nya. Tidak denganku yang selalu menyerahkan buruanku pada Ayah.

Aku bukan tidak bisa membunuh. Tapi sisi kemanusiaanku masih ada dan sulit untuk dihilangkan. Akan sangat sulit untuk melakukannya sampai aku berada di titik paling rendah dan tak ada pilihan lain. Maka aku akan melakukannya detik itu juga.

Aku memang bakal calon mafia yang akan mewarisi bisnis Ayah. Jangankan mewarisinya. Membunuh musuh saja masih terlalu sulit untuk dilakukan olehku. Tapi ayah dan Ibu sama sekali tak mempermasalahkan itu. Sebaliknya Galang malah mengajukan dirinya. "Biar gue yang jadi bayangan buat lo, bang. Kalau lo emang gak bisa bunuh, biar gue yang lakuin demi lo."

Entah maksud apa dia melakukan demikian, hanya karena kami memiliki wajah dan rupa yang sama. Lama kelamaan dunia bawah hanya mengenalku sebagai putra pertama dan satu-satunya putra dari Tora. Keberadaan Galang seolah lenyap begitu saja. Menyisakan kepercayaan orang dunia bawah bahwa aku satu-satunya pewaris mutlak yang tak kenal ampun. Namun berbaik hati dan lembut. Padahal sisi tak kenal ampun itu bukanlah aku. Tapi Galang.

Benar. Selama beberapa misi yang diberikan ayah jika bersangkutan dengan membunuh seseorang. Galang akan mengajukan diri dan mengganti identitas menjadi diriku. Benar, seperti dalam game buatan cina yang sangat terkenal saat ini. Yang mana salah satu karakternya merupakan seorang Kagemusha memiliki kembaran seorang dewa petir yang sifat dan pandangan nya bertolak belakang. Karena rupa yang mirip, orang-orang dalam game itu hanya mengira bahwa mereka memiliki satu dewa. Nyatanya segelintir petinggi sadar bahwa dewa mereka ada dua dan itu kembar. Sedikitnya yang menyadari hal ini membuat nya menjadi rahasia besar yang selama ini ditutup rapat dari rakyatnya.

Cerita itu agak mirip denganku. Aku memiliki seorang kembaran dengan sifat yang sangat bertolak belakang. Galang dengan sisi sadis tak kenal ampun yang tak semua orang tahu dan itu turunan dari Ayah. Lalu aku yang memiliki sisi kemanusiaan yang begitu tinggi sehingga sulit untuk membunuh seseorang dan itu adalah turunan Ibu.

Galang memang mampu merahasiakan sisi itu. Tapi emosinya yang gampang tersulut membuatku waspada jika sisi itu keluar begitu saja. karena itu aku membuat geng ini dengan tujuan Galang akan mampu mengendalikan emosinya yang bisa saja mengakibatkan hal yang fatal. Termasuk terbongkarnya rahasia kami sebagai siluman.

"Lo akhir-akhir ini pergi sama Akila? Gue ngerasa mood lo bagus banget pagi ini bang, biasanya dua kali lo bangunin gue langsung nyerah. Ini kagak. Mana pake cara lama pula. Bajingan." Tanya Galang Ketika moodnya merasa mulai baik.

"Kenapa aku harus memberitahumu?" dan yah. Aku Kembali ke sisi lama ku.

Mata beda warna itu berotasi malas, "Keluar lagi Lidah tajam lo,. Nyebelin."

Aku hanya bergumam ria. Aku tak ingin galang menggodaku dan membuatku semakin malu. Lagian apa yang ada dipikiran Galang belum tentu benar, Dan perasaanku padanya masih belum pasti. "Apa sudah ada misi baru dari Ayah?"

Raut wajah Galang berubah serius. Menatap Garuda dengan tatapan tajam. "Hanya mengurus tikus kecil di dekat sini. Kau mau ikut?"

Mataku ikut berubah tajam. "Tentu saja aku ingin melihatnya tersiksa."

Tatapan Galang terkejut sesaat, lalu Kembali lagi seperti semula dalam sekejap. "Lo yakin?" Ia mengubah gaya Bahasa nya.

"Gue yakin, Eagle."

Eagle adalah nama panggilan Galang di dunia mafia, nama itu tak hanya melekat pada Galang, namun juga padaku kembarannya. Karena dunia bawah hanya mengenali Andana Garuda Pramestha. Bukan Galang Andana Pramestha.

"Kalau itu kemauan lo, okay then. Follow me. Ou."

DUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang