3

103 11 0
                                    

Renjun membawa Xhajun duduk di salah satu bangku di dalam kafe, sekarang jam 2 sore jadi kafe tidak terlalu ramai. Karena itu Renjun dapat sedikit santai, ia memesan cheesecake untuknya dan semangkuk eskrim untuk Xhajun.

"Renjun?"

Namanya dipanggil, dengan spontan Renjun mengalihkan pandangannya kearah seorang pria manis dengan banyak freckles di wajahnya.

"Aku akhirnya bertemu denganmu, selama ini kau kemana? Kau baik-baik saja kan?" pemuda itu bertanya dengan beruntun, seakan tidak memiliki waktu jika bertanya satu persatu.

"Ya, aku baik." Renjun menjawab dengan seadanya, ia kemudian menoleh kearah Xhajun disaat balita itu menarik lengan bajunya pelan. Pemuda itu ikut menoleh kearah yang dilihat oleh Renjun, ekspresi kaget yang begitu ketara muncul di wajahnya.

"Kenapa?" tanya Renjun pada balita itu, Xhajun menggeleng kemudian menunjuk cheesecake milik Renjun.

"Kau mau ini?"

Xhajun kemudian mengangguk, dengan begitu Renjun menyuapi balita itu dengan dessert nya.

"Lama tidak bertemu denganmu, Felix" Renjun kembali menatap kearah pemuda dengan bintang di wajahnya itu, ia memberikan sebuah senyuman manis untuk si pemuda.

Felix, Lee Felix lebih tepatnya. Teman SMA Renjun dulu, pemuda manis itu omega sama seperti dirinya. Sudah lama sekali ia dan Felix tidak berkomunikasi, lebih tepatnya Renjun yang memutuskan komunikasi secara sepihak. Bukan hanya pada Felix, tapi kepada semua orang diluar keluarganya.

"Renjun~, i Miss you." lirih Felix kemudian memeluk Renjun erat, mereka tidak terlalu dekat, tapi tidak juga dikatakan berjarak. Felix dan Renjun, bagaikan teman sekelas yang sudah saling mengenal satu sama lain.

"Dan, siapa si kecil ini?" Felix melepaskan pelukan itu, kemudian menatap takjub pada Xhajun yang sudah mengotori wajahnya dengan eskrim.

Renjun diam, tak langsung menjawab pertanyaan Felix. Melihat reaksi Renjun, Felix pun mengerti. Ia tak lagi membahas topik yang satu itu.

"Hei, siapa namamu?" tanya Felix sembari mengambil tissue diatas meja, ia mengelap pelan pipi Xhajun yang ditempeli eskrim rasa vanila.

"Juju" jawab balita itu, Felix menggigit bibirnya gemas lalu mencubit pipi tembam itu pelan.

"Imutnya" puji Felix, Renjun yang melihat interaksi mereka ikut tersenyum tipis. Kemudian ia menyesap teh miliknya, ini cukup membuat perasaan nya lebih baik.

"Ngomong-ngomong, aku akan segera menikah"

"Sekarang?"

"Tentu saja tidak! Aku akan menikah dua Minggu lagi, kau akan datang kan?" Felix bertanya dengan binar di wajahnya, ia sangat mengharapkan agar Renjun dapat hadir nanti di pernikahannya.

"Aku tidak tahu, kau akan menikah tepat setelah lulus SMA? Siapa dia?"

Pemuda dengan freckles di wajahnya itu kecewa dengan jawaban pertama Renjun, namun detik berikutnya ia tersipu malu dengan pertanyaan Renjun.

"Aku sudah lelah belajar, lagipula alpha ku juga tidak masalah jika aku tidak melanjutkan studi. Kau ingat dengan kak Changbin?"

Renjun mengerutkan keningnya, mencoba mengingat siapa itu Changbin. Setelah ingatannya ketemu, ia langsung membulatkan mulutnya.

"Oh, kakak kelas dengan bisep itu?" Felix hanya menanggapi dengan anggukan, membuat Renjun kembali terdiam.

"Kau masih lama disini? Jika iya, aku akan menghubungi yang lain. Mereka pasti akan senang jika bertemu denganmu juga"

Last house  [Guanren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang