Suna Rintaro (Haikyuu!!) | Shutter-Yuuri

75 2 0
                                    

Suna sedang duduk termenung di ruang tengah. Memainkan ponselnya. Menatap jengah pada layar ponsel. Kemudian menutupnya. Sambil menghela nafas. Dan mengusap wajah kasar.

Suna menatap kamera yang di letakkannya di atas rak. Lalu beralih menatap jendela yang terbuka. Tampak beberapa kembang api mengudara dengan indah.

'Seharusnya kita lihat ini berdua, Y/n' batin Suna.

Flashback
Suna dan Y/n sedang berjalan-jalan disekitar taman. Sesekali Suna memotret Y/n dengan kamera yang dibawanya.

Senyuman Y/n begitu menyejukkan di mata Suna. Berkali-kali dia memotret senyuman indah itu.

Suna dan Y/n memutuskan duduk di sebuah bangku taman setelah lelah berkeliling.

"Hey, Suna, minggu depan liat kembang api, yuk. Katanya bakal ada festival minggu depan. Aku pengen kesana" ujar Y/n memandang air mancur di depannya.

Suna menoleh. Memandang Y/n intens lalu tersenyum.
"Iya" jawabnya.

Tak lama setelah itu, mereka memutuskan untuk kembali pulang. Suna dan Y/n berjalan beriringan.

Mereka berhenti beberapa saat ketika lampu lalu lintas untuk pejalan kaki berubah merah. Seketika lampu berubah hijau, Y/n segera melangkahkan kaki.

Tapi nahasnya, sebuah mobil melaju dengan sangat cepat. Menabrak tubuh kecil Y/n. Membuatnya terkapar penuh darah.

Suna melihat itu hanya dapat diam membeku. Seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan.

Orang-orang sekitar panik dan segera menelepon ambulans. Suna terduduk. Kakinya lemas dan mulutnya kelu. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Hanya isakan tangis yang terdengar.

Beberapa menit kemudian ambulans datang. Y/n dibawa ke ambulans agar segera mendapat pertolongan. Suna masih terdiam. Menatap tubuh Y/n yang dibawa petugas medis.

"Apa ada orang yang bisa mendampingi?" tanya salah seorang petugas.

"Tadi saya liat mbaknya bareng mas ini" seseorang menunjuk Suna yang masih terduduk lesu.

"Masnya bisa ikut ke rumah sakit?" tanya petugas itu memastikan. Suna hanya menjawab dengan anggukan. Dan mengikuti langkah petugas itu menuju ambulans.

Selama perjalanan, Suna hanya diam menatap tubuh Y/n yang tebujur tak berdaya bersimbah darah. Tak menghiraukan petugas medis yang sedang melakukan pertolongan pertama.

Bahkan ketika sampai di rumah sakit pun pria bermata sipit itu masih tak mau membuka mulutnya. Dia hanya mengirimkan sebuah pesan pada Ibu Y/n.

'Tante, Y/n kecelakaan. Sekarang di RS'. Kurang lebih seperti itu pesan yang dikirimnya pada Ibu Y/n.

Tak berselang lama setelah pesan dikirim, seorang wanita paruh baya dan pria yang nampak seumuran datang menghampiri Suna.

"Suna! Y/n dimana?" Ibu Y/n menghampiri Suna.

Suna tak menjawab. Dia hanya menunjuk ruang UGD yang ada di depannya.
Ibu Y/n duduk di samping Suna. Menunggu keputusan dokter dalam kegelisahan.

Beberapa menit kemudian seorang dokter keluar dari ruangan. Wajahnya tertunduk. Ibu Y/n segera menghampirinya.

"Bagaimana keadaan anak saya dok? Dia baik-baik saja kan?" tanya Ibi Y/n dengan terburu-buru.

Dokter itu menatap wajah Ibu Y/n sekilas. Lalu menundukkan kepalanya. Dia menggeleng.

Kaki Ibu Y/n seketika lemas. Dia terduduk di lantai. Menangis tersedu-sedu. Begitu pun Suna dan lelaki yang tadi bersama Ibu Y/n.

Upacara pemakaman dilakukan esok harinya. Suna datang ke sana masih tanpa suara. Seolah pita suaranya hilang. Bahkan ketika Ibu Y/n menanyakan kronologi kecelakaan itu, Suna masih saja bubgkam.

Flashback end

Suna bangkit dari duduknya. Dia mengambil beberaa lembar foto dari album. Lalu meraih jaket yang tergantung di kursi. Memakainya dan melangkah keluar.

Dia berjalan menuju sebuah toko bubga. Membeli sebuah buket bunga mawar.

Dia berjalan sambil terus menatap bunga di tangannya. Dia menuju sebuah pemakaman.

Suna berjalan ke makam keluarga Y/n. Dia meletakkan bunga dan beberapa lembar foto di sana. Lalu mengatupkan tangannya dan berdoa.

Setelahnya dia memandang langit. Kembang api bertebaran tampak luar biasa menghiasi langit malam.

"Kembang apinya indah kan, Y/n? Apa kau suka? Padahal ku harap kita bisa menghabiskan waktu bersama" Suna menghela nafas di akhir kalimatnya.

"Selamat tinggal, Y/n. Semoga kita bertemu di kehidupan selanjutnya" lanjutnya.

Suna mengusap air mata yang menggenang di ujung matanya. Sambil terus menatap langit yang di hiasi kembang api.


Fin.




Husbu x Reader | Oneshoot FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang