Hampa - Ari Lasso
____________________________P.S
Timeline di fanfic ini berbeda dengan di anime aslinya.
Di fanfic ini Loid bukan mata-mata. Tapi Psikiater.
____________________________
Seorang lelaki berusia sekitar akhir 20 tahun sedang berdiri di tepi jembatan. Memandang kosong sungai kecil di bawahnya.
Loid Forger namanya. Seorang Psikiater di sebuah rumah sakit swasta yang cukup terkenal di koranya.
Loid menghela nafas berat. Mengalihkan pandangannya pada gedung Universitas yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Dia lalu melangkah pergi. Kembali ke rumah sakit karena jam makan siang sudah selesai.
Sepulang bekerja, seperti biasa Loid akan mampir ke perpustakaan sampai waktunya tutup.
Loid selalu duduk di dekat jendela. Tempat kesukaannya bersama orang yang dicintainya dulu.
"Kak Y/n, kakak dimana? Apa kakak baik-baik aja?" gumam Loid menatap langit malam yang kala itu sedang cerah.
Y/n adalah pujaan hati Loid. Seseorang yang membuat Loid merasa berarti dan berguna dalam hidupnya. Seseorang yang membantu Loid keluar dari keterpurukan.
Mata Loid terasa berat. Dan dalam waktu singkat, dia sudah terlelap.
***
Seorang anak lelaki kurus berusia 10 tahun sedang menerima perlakuan tidak menyenangkan dari Ayahnya sendiri dihadapan publik.
"Dasar anak tidak berguna! Pergi sana! Jangan pernah mencariku! Katakan pada wanita jalang itu kalau kau bukan anakku!" teriak sang Ayah sambil memukuli anaknya.
Nahasnya lagi, tak ada seorang pun yang mau membantunya. Mereka hanya memperhatikan kekerasan yang dilakukan seorang Ayah pada anaknya. Seolah sedang menonton sebuah pertunjukan sirkus.
Setelah diusir Ayahnya, anak itu berjalan entah kemana. Dia tak tahu harus pergi kemana. Dia tidak bisa kembali karena Ibunya mengusirnya dan menyuruhnya tinggal dengan Ayahnya. Namun ternyata Ayahnya juga mengusirnya.
Hingga tak terasa dia sudah berjalan sangat jauh dari lingkungan tempatnya tinggal.
Anak itu akhirnya memutuskan tidur di teras sebuah toko kue karena hari sudah sangat larut. Entah bagaimana besok dia akan diusir, yang terpenting saat ini adalah tempat berteduh karena saat ini langit mulai menangis.
Seketika dia duduk di teras toko kue itu, hujan turun sangat deras seolah ikut menangis bersamanya.
"Hei langit, apa kau juga merasakan kesedihanku? Kenapa kau menagis sangat kencang? Aku saja tidak menangis meski badanku terasa remuk. Jangan menangis, karena aku merasa kedinginan. Kalau kau terus menangis nanti aku mati kedinginan" gumam anak itu memandang hujan yang mendadak sangat deras.
Tak terasa, anak itu akhirnya tertidur dalam beberapa menit. Tidur ditengah dinginnya malam yang hujan dan berangin. Tanpa alas ataupun selimut.
Dan tepat seperti dugaannya, di pagi harinya dia diusir oleh pemilik toko kue itu.
Anak itu kembali berjalan menuju rumahnya. Entah nantinya dia akan diperlakukan seperti apa. Asalkan dia bisa tidur tanpa kedinginan itu sudah cukup.
Namun tidak seperti bayangannya, saat dia tiba di depan rumahnya, rumah itu sudah di penuhi orang.
Anak itu membelah kerumunan orang di depan rumahnya. Dan telihat dua jasad manusia yang amat dikenalnya tergeletak bersimbah darah di dalam rumahnya.
"Nak, sepertinya mereka semalam bertengkar" ujar seorang pria paruh baya yang kemarin hanya menontonnya di pukuli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husbu x Reader | Oneshoot Fanfic
FanfictionFanfic Oneshoot tentang kisah asmara Y/n dan karakter-karakter cowok dari anime yang ditulis berdasarkan lagu.