Mom & Daughter 1

563 37 3
                                    

Bocah berusia kurang dari lima tahun terdiam lama. Memperhatikan mommynya yang telah lama menekan bel kediaman kawan karibnya. Belum ada tanda akan dibukanya pintu officetel. mommy dari bocah itu berganti metode dengan menggedor pintu. Tak patah arang bergantian menggedor pintu dan menekan bel rumah. Mommynya tidak berhenti karena ia mengetahui bahwa kawan karibnya berada di dalam sana karena suara televisi yang sepertinya sedang menayangkan film suaranya terdengar sampai luar. Bahkan perempuan yang lebih dewasa dibanding bocah lima tahun itu pada jari tangannya telah meremas sebuah kertas kecil berisi keluhan dari tetangga sekitar karena suara televisi yang sangat keras hingga mengganggu tetangga.

Di dalam kediaman itu, tepatnya diatas sofa panjang seorang perempuan tidur tengkurap. Tidurnya begitu nyenyak tidak peduli entah itu pagi, siang, sore, bahkan malam sekalipun.

Dalam tidurnya telinga perempuan itu seakan tergelitik oleh suara bel rumah yang terhubung dalam intercom dan juga gedoran pada pintu. Siapa manusia biadab yang berani mengganggu waktu tidurnya. Pastinya orang itu memiliki nyali yang besar membangunkan putri es. Perempuan itu pada akhirnya bangun lalu bangkit dari kasur nyamannya. Sebelum ia membukakan pintu, ia melihat siapakah gerangan yang mengusik ketentramannya. Wajah yang tidak asing terpampang pada layar intercom. Ia menekan tombol untuk membuka pintu.

"Seungwan-na, kenapa kau datang pagi-pagi sekali?" perempuan itu menguap. Bertanya pada orang yang berhasil mengganggu waktu hibernasinya.

"Pagi? unnie tidak lihat, langit sudah berubah menggelap seperti itu kau bilang pagi?" perempuan bernama Seungwan itu menerobos masuk berjalan cepat ke arah televisi yang menjadi sumber suara yang amat keras.

"unnie pikir ini di Slovenia, bisa menyetel musik atau film keras-keras" Seungwan mengomel sambil mematikan layar datar berukuran 40 inch. "Unnie kau tahu tetanggamu bahkan menulis surat cinta karena suaranya sampai terdengar dari luar saking kencangnya" omelan Seungwan yang merupakan mommy dari bocah lima tahun tak luput dari anak kecil itu. Ia hanya berdiam diri melihat interaksi dua orang dewasa yang ada di hadapannya.

"Seungwan-na kenapa kau tiba-tiba harus ke Kanada? Kau tidak bisa sekalian bawa dia?" Joohyun menyedekapkan kedua tangannya di depan dada. Dua hari lalu Joohyun dihubungi oleh sahabat dekatnya yang telah lima tahun tidak pernah bersua. Sahabatnya ingin menitipkan anaknya pada Joohyun.

"aku harus menghadiri meeting penting. Kasihan kalau aku bawa Yerim ke Kanada. Dia akan kesepian di hotel kalau aku rapat. Lagi pula aku bisa kena marah pimpinan kalau membawa anak pada perjalanan dinas ke luar" Seungwan mencuci tangannya pada wastafel yang terdapat pada open kitchen.

"kenapa tidak dititipkan ke eomma saja?" ibu yang dimaksud Joohyun merujuk pada ibunya. Seungwan merupakan sahabat Joohyun dari SMA. Mereka selisih dua tingkat. Seungwan adik tingkat Joohyun. Mereka sangat akrab hingga mereka saling mengenal orang tua masing-masing. Joohyun telah lama tidak mengunjungi orang tuanya yang berada di Daegu. Ia sekarang tinggal di Seoul setelah kepindahannya dari salah satu negeri di Benua Eropa.

"beliau sudah tua Unnie. Akan sangat kesulitan apabila Yerim dititipkan padanya. Unnie aku sebenarnya tidak ingin merepotkanmu. Aku tahu ini tidak mudah untuk unnie. Juga tidak mudah bagiku. Sekali ini saja unnie. Aku percayakan Yerim sama unnie" Joohyun melihat anak lima tahun yang dikuncir dua mengenakan topi bundar warna coklat muda. Guratan pada wajah anak itu begitu mirip dengan Joohyun. Joohyun terpikat pada bola mata hitam pekat nan bening seperti miliknya.

Joohyun menggangguk menyetujui. Hanya satu minggu. Joohyun harus menjaga anak itu selama satu pekan saja. tidak lebih. Kalau berkurang sebelum satu minggu Seungwan sudah pulang, itu lebih baik.

Birthday (Yerim Birthday Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang