The Mother 7

114 13 6
                                    


Joohyun dan Yerim berlari membawa senapan masing-masing. Berlari pada tanah salju yang tebal menyulitkan Yerim melangkah cepat. Ia berada di belakang Joohyun. Ia mengikuti gerak Joohyun yang tiba-tiba merunduk diatas dinginnya salju. Senapan yang Joohyun bawa telah berada pada posisi siap menembak. Lain dengan anak gadisnya yang terengah-engah menghela nafas karena baru saja berlari. Ia memanfaatkan waktu untuk merunduk menjadi waktu istirahatnya.

"angkat senapanmu. Tidak ada waktu beristirahat" air muka Yerim nampak kesal. Tapi tak mengapa semakin rajin ia belajar melindungi diri, ia bisa keluar dari neraka dan juga orang yang paling ia benci lebih cepat.

"kita merunduk seperti ini agar kau bisa berpikir saat kelelahan" ceramah Joohyun berlanjut. Yerim memposisikan senapan seperti yang Joohyun.

"angkat kepalamu, mata ke arah depan" Yerim mengikuti perintah Joohyun dengan nafas masih tersengal.

"selubung" Yerim menarik selubung yang berfungsi membuka agar jalannya peluru terbuka.

"fokus"

"hembuskan nafas" Yerim melihat sebuah kaset yang tergantung oleh tali yang diikat pada dahan pohon.

"tembak"

Dooorrr

Tembakan Yerim melesat jauh ke depan tetapi tidak mengenai target.

"lagi" Yerim kembali mengulangi langkah dari awal yang harus dilakukan. Percobaan kedua masih belum mengenai target. Yerim berulang kali mencoba dan masih belum bisa mengenai target. Pelajaran menembak Yerim berakhir setelah gadis remaja itu untuk kali pertama bisa menembak target di depan yang jaraknya teramat jauh dari pandangan mata. Memang untuk bisa ahli atau expert terhadap sesuatu hal yang baru harus melalui banyak proses. tidak serta merta dalam waktu singkat bisa ahli. Termasuk Yerim yang harus berusaha lebih lagi belajar menembak dengan cara merunduk.

Dilain waktu Joohyun mengajari menembak masih menggunakan senapan panjang tetapi posisi berdiri.

Yerim mengangkat senapannya. Hendak menembakkan target didepan sana berupa botol-botol soju yang diletakkan diatas batu tinggi. Joohyun menggunakan kayu membetulkan postur Yerim. Joohyun memukul kaki Yerim tanda untuk melebarkan kuda-kudanya. Lalu posisi tangan kirinya menyangga senapan tidak melengkung. Posisi bahu juga harus tepat. Yerim menembak sebanyak empat kali. Dan tidak ada satu botolpun yang terkena. Sampai-sampai suara gagak di langit seakan mengejek dirinya yang tak kunjung mahir menembak dalam posisi merunduk ataupun berdiri.

Setelah berjuang keras akhirnya Yerim bisa menguasai teknik-teknik tersebut. Yerim mendahului Joohyun turun dari gunung yang teramat dingin. Saat ia hendak pulang, di dekat sungai yang airnya 20 % membeku ada sekumpulan anak serigala. Wajah-wajah anak serigala itu terlihat begitu imut seperti anak anjing. Di rumahnya Yerim memelihara seekor anjing berwarna putih ras maltase bernama Totori.

Yerim bersimpuh diatas salju untuk mengelus anak serigala sampai ditegur oleh Joohyun yang baru sampai.

"mereka bukan piaraan. Disini tak ada yang bisa jadi hewan piaraan. Mereka liar dan bisa menyerangmu kapan saja" mata Yerim membelalak ketika melihat seekor hewan buas mendekati Joohyun sambil menyalak.

"seberapa dekat hewan itu?" tanya Joohyun waspada pada Yerim. ia bersiap mengangkat senapannya.

"tepat di belakangmu" serigala besar berjalan mengendap-endap masih menyalak.

"lari!" Yerim berlari sekuat tenaga sehingga dikejar oleh serigala besar. Joohyun dari belakang menembak serigala yang kini hanya berjarak dekat dengan Yerim. hendak menerkamnya. Setelah Joohyun melepaskan pelurunya. Menembus tubuh besar serigala, hewan itu langsung terkapar.

Birthday (Yerim Birthday Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang