"hahhhh, hahhh" suara terengah-engah tersebut kembali terdengar dari seorang pria tua yang tengah berbaring di bangsal rumah sakit.
"Sunoo-ya." Ayah Sunoo berucap sambil menggenggam tangannya.
"Sunoo-ya!" Ia kembali menyerukan nama sang anak.
"Ayah! Aku disini ayah, kumohon bertahanlah!" Sunoo mulai menitikkan air matanya, ia mengguncang tubuh lemah sang ayah.
"Sunoo-ya, hiduplah dengan bahagia bersama Sunghon, ya?" Suara serak tersebut mengalun pelan, ayah Sunoo tersenyum manis sambil perlahan menutup matanya.
"AYAHH!" Sunoo berteriak kencang, ia menangis dengan keras. Ia terbangun dari tidurnya.
"Kamu mimpi itu lagi ya?" Gumam Sunghoon yang terbangun akibat suara Sunoo.
"Maafkan aku, entah mengapa aku selalu memimpikan ayahku." Sunoo mengusap air matanya yang tak berhenti jatuh. Ia menunduk, pasti ia sangat merepotkan Sunghoon.
"Tak masalah. Kemari, sayang." Sunghoon menarik Sunoo kedalam pelukannya. Menidurkan Sunoo dilengannya. Mencium keningnya dan membisikkan lagu pengantar tidur.
"Tidur yang tenang, Sunoo ku." Sunghoon menatap dalam netra suaminya. Menahan perasaan sakit yang membuncah di dadanya.
"Ahahahaha, ya ampun Yeji. Kamu sungguh nakal!" Kalimat dari sang ibu tersebut mengundang tawa seluruh anggota keluarga Park.
"Habisnya sih Bu, aku kan cuman mau main." Suara memelas Yeji menambah suasana menggelitik di ruang keluarga tersebut.
"Duh! Jangan ketawa terus dong, ayah!" Sentakan Yeji tersebut, membuat sang ayah tertawa lebih keras.
"Kakek, nenek juga ikut ikutan! Semuanya jahat! Hmph" Yeji melipat tangannya didada memperagakan bahwa dirinya seolah-olah merajuk.
Jangan berharap Sunoo akan disebut, dirinya hanya terdiam dibalik pintu, menatap betapa serunya percakapan keluarga barunya.
Sunoo merasa keberadaannya hanya akan merusak suasana menyenangkan tersebut. Ia memilih kembali menuju kamarnya.
Sunoo kembali menyusuri lorong penuh pintu kemarin.
"Tapi harus ku bilang, ini rumah yang besar...." Gumamnya.
"Ah?" Sunoo menajamkan Indra penglihatannya.
Berulang kali ia menggosok matanya, ia tak percaya dengan apa yang dirinya lihat disalah satu kamar yang terbuka.
"Siapa disana?" Sunoo memanggil sosok tersebut.
Sosok tersebut tak bergeming.
Sunoo memukul kepalanya pelan, namun sosok didepannya tak kunjung hilang.
"Siapa disana?" Suara Sunoo mulai bergetar.
Sosok tersebut kemudian membalikkan badannya.
Dalam diam Sunoo merapalkan doa kala ia melihat sosok nenek tua berbalut hanbok tradisional, menatapnya dengan tatapan kosong tanpa nyawa. Sosok tersebut terlihat pudar, seolah dirinya tak nyata dan tembus pandang.
Sunoo memundurkan langkahnya, ia sungguh ketakutan. Badannya melemas, kakinya terasa seperti agar agar.
Brakkk
Sunoo tersandung kakinya sendiri, sungguh ini terlihat menyeramkan. Meski sosok tersebut tak terluka, tapi dengan tatapan kosong tersebut Sunoo mengerti sosok seperti apa yang dilihatnya sekarang.
Sunoo masih dalam posisi terjatuhnya, ia teringat bahwa kamar disebelah adalah kamar nenek dan kakek buyut.
"A-ada.... Hantu..." ia mengadu sembari menoleh kearah kamar nenek dan kakek buyut ketakutannya hilang.
Namun, ia kembali dikejutkan dengan kondisi nenek moyang dan kakek moyang yang juga tampak memudar, kasat mata.
.
.
.To be Continued
[260623]
.
.
.Milky's side note:
Ini mungkin keliatan genre horor ya? Tapi engga kok, kita baru nyampe dibagian awalnya doang!Tolong tetep lanjut bacaaa, hehe :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love(lies)
Fanfiction[sungsun] [short story] Benua seolah mempermainkan takdir hidupku, membiarkan aku hidup dalam ketidaktahuan berkepanjangan, membiarkan aku hidup dalam kisah fiksi belaka, membiarkan aku hanyut dalam kisah yang sang penciptanya sendiri mengakhirinya...