Beberapa tahun telah berlalu. Hari demi hari dilewati Sunoo dengan baik, ia sangat bersyukur bersama Sunghoon yang mencintainya sepenuh hati, mereka melewati waktu bersama dengan baik.
Tak banyak yang terjadi selama 8 tahun tersebut, hidupnya hanya seputaran membuatkan Sunghoon bekal dipagi hari dan berberes serta menyiapkan peralatan kantor Sunghoon, ia juga menjemur dan mencuci. Hanya itu, mengingat betapa dinginnya sang keluarga Park untuk Sunoo.
Kini, nenek canggah, paman serta bibi buyutnya pun telah menghilang. Kedua buyut keluarga Sunghoon juga mulai memudar.
Baru-baru ini ada anggota keluarga lain yang meninggal. Sunoo-pun turut serta dalam upacara pemanggilan bayangan.
Sunoo sudah melakukannya beberapa kali, Sunoo selalu berusaha melakukan yang terbaik sebagai bagian dari keluarga Park.
Tapi, meskipun sudah 8 tahun sejak kami menikah, keluarga Sunghoon tetap dingin kepada Sunoo. Sunoo pikir dirinya memang tak cukup berusaha dalam kurun waktu 8 tahun itu. Sunoo-pun berusaha lebih keras lagi untuk memenangkan hati dingin milik kedua mertuanya.
Seperti biasa, Sunoo akan memasakkan bekal untuk sang suami berangkat kerja. Sunoo kerjakan sembari bersenandung kecil. Ia selalu senang dan bersemangat jika menyangkut teman sehidup sematinya.
"Sunoo-ya aku berangkat." Sunghoon berucap dibalik pintu dapur.
"Siap hoonie, selamat bekerja!" Sunoo mengepalkan kedua tangannya, memberikan semangat serta senyuman hangatnya dipagi hari.
Sunghoon hanya diam, ia tak menatap mata rubah milik Sunoo seperti biasanya. Sunghoon langsung berlalu keluar dari dapur.
Sunoo menghela nafas, akhir-akhir ini Sunghoon nya jadi sedikit pendiam, entah apa yang terjadi. Tak lagi ada pelukan hangat tiap malam, Sunghoon lebih sering mengabaikan kehadirannya. Sunoo pikir pekerjaan kantornya terasa berat, Sunoo berharap Sunghoon akan membagi masalahnya kepada Sunoo menjelang malam sebelum mereka tidur.
Terlalu lama melamun, Sunoo baru sadar jika suaminya lupa membawa bekal yang ia siapkan. Sunoo berlari dengan cepat. Berharap suaminya belum pergi ke persimpangan untuk mencari taxi.
Sunoo tersenyum senang kala mendapati suaminya belum menjauh.
Semuanya terasa melambat. Sunoo menjatuhkan bekal yang belum sempat ia berikan ke sang suami. Dunianya terasa berhenti berputar.
Sunghoon-nya tersenyum untuk wanita lain. Bercengkrama dan tertawa juga saling merangkul satu sama lain.
Sunoo terbangun, ia melihat jam disamping tempat tidurnya. Sudah jam 8 malam. Sunoo sedikit terkejut, sekarang seharusnya Sunghoon-nya sudah pulang, dan benar ia melihat disampingnya sosok sepucat salju tersebut sedang tertidur dengan tenang.
Ia sepertinya ketiduran karena lelah menangis sejak siang. Sunoo sedikit bingung, sebelumnya ia tak berada di kasur, mungkin Sunghoon memindahkan tubuhnya.
Sunoo menghela nafas, ia sudah kehilangan Yeji, dan kini seseorang yang membawanya kedalam rumah ini justru mencampakkannya.
Dirinya sungguh tak ingin terlalu berburuk sangka, ia berusaha membiarkan seluruh pikiran tersebut meluap, namun Sunoo terus terjaga.
Sikap Sunghoon sangat berubah, meski secara perlahan. Ia tak semanis dahulu.
Sunoo memilih untuk keluar. Perlahan ia menggeser badannya agar tak membangunkan sang suami. Ia berjalan menuju taman kesukaan Sunghoon dan kini menjadi tempat favorit Sunoo juga.
Ditaman, ia duduk dibawah ayunan kayu sambil memandangi bulan. Ia berusaha mengingat kenangan lama mereka serta bagaimana Sunoo dan Sunghoon bertemu.
Ah, mereka bertemu dengan cara klasik. Mereka bertemu klub fotografi yang diikuti Sunghoon serta klub melukis yang diikuti Sunoo mengadakan project bersama. Sunoo tersenyum ia sungguh merindukan masa itu.
"Sunoo." Sunoo terkejut ketika mendapati suara bariton milik Sunghoon mengalun tenang.
"Ayo tidur." Sunghoon hanya mengucapkan hal itu, tak ada lagi kata sayang serta afeksi manis yang Sunoo biasa terima.
Sunoo tersenyum simpul, ia cukup senang Sunghoon-nya masih peduli. Ia rasa, ia akan tetap bertahan. Ia cukup meskipun hanya ini yang sekarang dia dapatkan, semoga.
.
.
.To be Continued
[270623]
.
.
.Milky's side note:
Ini udah mau abis ya, sabar aja dulu :) Sunghoon sama sekali ga jahat kok, percaya deh.Maaf ya kalo misalnya banyak plot hole, karya dari Junji Ito ini berupa komik/anime short yang peradegannya jelas cepet perpindahannya, aku bakal berusaha buat nyesuaiin tanpa merubah originalitasnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love(lies)
Fanfiction[sungsun] [short story] Benua seolah mempermainkan takdir hidupku, membiarkan aku hidup dalam ketidaktahuan berkepanjangan, membiarkan aku hidup dalam kisah fiksi belaka, membiarkan aku hanyut dalam kisah yang sang penciptanya sendiri mengakhirinya...