Prolog

99 4 0
                                    

Beberapa pria berbadan kekar berjajar dengan rapi,mereka lengkap dengan jas dan kameja putih di dalamnya, aku tak yakin,tapi kupikir bahwa mereka semua adalah pengawal yang sudah diutus oleh seseorang yang penting. Semuanya tertunduk sembari melempar senyum. Senyum yang entah mereka berikan ikhlas atau tidak. Aku membalasnya dengan anggukan kecil dan masih terus berjalan dengan fikiran yang tak karuan,masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa bisa seperti ini? Aku sungguh tak tahu,memang semuanya terasa sangat membingungkan. Setelah puluhan langkah aku berjalan,akhirnya aku sampai di sebuah pintu besar dan sangat megah,pintu seperti yang selalu kulihat di film kerajaan seperti Snow White dan film lainnya,namun ini sedikit berbeda,ini kerajaan layaknya di zaman serba canggih. Ini sangat terasa maya namun ini semua nyata,seperti film yang selalu ku tonton saat aku masih berada di bangku sekolah, saat sang pemeran utama berjalan di antara pengawal yang siap berjaga jaga ketika pemeran utama berusaha untuk melarikan diri,semua ini sama sekali tidak pernah terfikirkan olehku,bahkan dalam mimpi buruk atau indahku sekalipun. Ini negara yang memang ingin ku kunjungi saat masa remaja ku,tapi datang ke tempat yang layaknya kerajaan ini bukan mimpiku sama sekali, aku datang untuk berlibur bukan untuk terculik seperti ini.

Dua buah pintu besar dengan pahatan kayu yang super sempurna itu perlahan dibuka oleh dua pria ber jas yang berada tepat di depan pintu menyambut kehadiran ku. Saat pintu terbuka terdapat dua kursi yang membelakangi pintu dan tentu saja membelakangiku, satu kursi di duduki oleh pria berjas hitam yang kini sama sekali tak terlihat bagaimana bentuk wajahnya,dan satu kursi lagi tampak kosong tak berpenghuni. Aku ingin sekali berteriak kepada semua orang yang berada di tempat ini dan bertanya 'Mengapa aku dibawa kesini? Mengapa kalian menggangu liburan ku? Mengapa kalian membuat pengalaman buruk di hidupku?' Tapi apa daya,aku memang tak akan melakukan itu,aku mungkin akan terbunuh sebelum selesai mengatakannya. Walau belum pasti bahwa tujuan mereka sebenarnya bukan menculiku,tapi jika bukan menculik,lalu apa?

Saat aku sudah masuk kedalam ruangan utama,para pengawal pun sudah mulai meninggalkan kami -Maksudku;aku dan pria yang menurutku sangat berkuasa karena kekayaannya ini- ruangan sangat hening,tak ada satupun diantara kami yang berbicara,aku masih diam tak berani berkata. Setelah beberapa menit pun keadaan kami masih sama,dia duduk mematung membelakangiku dan benar benar terpaku,dan aku disini berdiri dengan tak sabar dan menahan amarah.

"You come." Aku diam mendengar ucapan pertamanya sedikit bergetar,yang sedari tadi kutunggu. Aku ingin sekali memakinya dan berkata 'Tentu saja aku datang! Kau yang menyeretku ke tempat yang bagaikan kerajaan ini.' Tapi kenyataannya aku sama sekali tak berani berkata apapun dan hanya diam menunggu dia mulai berbicara lagi.

"It's very like dream." Seru pria itu masih dengan suara bergetar. "Dream come true."

Aku masih belum mengerti dengan keadaan aneh seperti ini,bahkan setelah menculiku dia tak membiarkanku duduk sekalipun atau bahkan melakukan hal yang biasa penculik lakukan. Tapi aku teringat lagi bahwa dia tidak mungkin menculiku,orang kaya sepertinya? Menculiku? Terdengar sangat ironis bukan? Jadi kusimpulkan saja bahwa dia mengetahui aku orang Indonesia dan akan menjadikanku TKW seperti yang dia fikir tentang orang Indonesia; mungkin.

"Freak day." Ucapku akhirnya dengan hembusan nafas pelan,dia diam terpaku mendengarku akhirnya membuka suara,dia fikir orang Indonesia tidak bisa berbahasa Inggris?

"Do you miss me?" Sekarang aku yang benar benar diam,bukan karena pertanyaan anehnya,tapi karena suara yang ku kenali. Aku diam mematung,terpaku. Kini kursi yang ia duduki mulai mundur,pria itu kini berdiri dan perlahan lahan berbalik dan menolehku dengan pandangan yang sulit terbaca. Tapi aku tak kalah melemparkan pandangan yang bercampur aduk, mulai dari terkejut,marah,rindu,atau bahkan perasaan senang juga termasuk. Kini ia mulai maju satu langkah, dan dengan refleks aku mundur. Kini dia mulai mengendalikan raut wajahnya,dia memberikan senyum tipis yang tak seharusnya aku akui bahwa ternyata aku merindukannya. Kini dia mulai membuka mulutnya akan berkata sesuatu masih dengan ragu, tapi akhirnya ia mengatakan sesuatu.

"Long time no see." Dan kata-kata itu keluar begitu saja, Yang dengan sialnya membuat perasaan yang dulu kurasakan membuktikan keberadaannya, meski dengan segala rasa benci yang kucoba tahan beberapa tahun ini, Tidak. Tidak boleh seperti ini, aku tak seharusnya bersikap baik setelah dia pergi meninggalkan aku dengan segala kenangannya.


------------------------------------------------------

Hello guys, ini novel pertamaku, maaf kalau kata-katanya masih agak berantakan, masih amatir hihi, harap dimaklum yaaaa . And also, Vomment please;)

When I see you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang