Bagian 4 (Dia tersenyum!)

45 2 0
                                    

"You okay?" Tanyanya dengan tatapan kosong. Aku diam mematung dan hanya diam. Aku menelan ludah beberapa kali, dan mengerjapkan mata pula. Bukan karena aku belum sadar sepenuhnya, hanya saja masih tak bisa mempercayai siapa yang sedang berada di depan ku. Mataku memerhatikan seluruh ruangan, dan ternyata hanya ada aku dan dia. Kenapa bukan Fira yang berada disini? Kenapa bukan para PMR yang berada disini? Atau bahkan tak ada guru piket satu pun.

     Karena aku hanya diam hingga beberapa menit waktu berlalu, akhirnya ia berdeham dan meneguk air mineral yang tersedia di dalam ruang UKS.

     "Miller." Panggilku dengan sedikit terbata. Ia menyimpan gelas plastik bekas air mineral, menoleh dan menatap lekat kearahku, dengan tatapan yang, entahlah. Aku tak bisa mengartikannya. Miller duduk di kursi sebelah ranjangku tanpa sepatah katapun. Akhirnya aku memberanikan diri untuk kembali bercakap. "Fira kemana?"

     "Dia dan semua murid lagi ikut test atletik, dan karena gue temen sebangku lo." Ucapnya dan kini menatap tepat di depan mataku. "Pak Amir nyuruh gue untuk bawa lo kesini." Lanjutnya dengan wajah menyebalkan. Oh bukan dia yang menyebalkan. Tapi aku. Siapa yang tidak kesal ketika semua teman-teman mengikuti test Olahraga, dan ia malah mendapat perintah untuk menjaga perempuan bodoh nan ceroboh yang terkena hantaman bola basket. Dan ironisnya perempuan harus tak sadarkan diri.

     "Sori ya, gue selalu bikin lo kesal." Ucapku sambil meringis. Miller hanya mengedikkan bahu dan berkata dengan nada angkuhnya. "Bagus kalau lo sadar."

     "Terus nilai kita gimana?" Tanyaku dengan terkejut.

     "Urusan nanti dengan Pak Amir." Jawabnya singkat.

     Setelah itu, aku harus memutar otak untuk mencari topik yang well, tentu saja tak semakin membuatku terlihat semakin bodoh dan tak membuat Miller semakin membenciku. Aku menatap langit-langit beberapa kali, dan sialnya aku tak menemukan topik apapun. Kulihat Miller masih terlihat santai menyaksikan para murid kelas kami yang sedang mengikuti test dari Pak Amir, oh mungkin saja ia bukan menyaksikan para murid, tapi menyaksikan Miranda.  Dan benar saja, ketika aku memiringkan kepalaku untuk mengintip ke tengah lapangan, Miranda sedang mengikuti pertandingan untuk penilaian. Ternyata Miller benar-benar mencintai Miranda. Bodoh sekali kau Laura. Tentu saja Miller benar-benar mencintai Miranda, jika ia tak mencintainya mereka tak akan mungkin pacaran.

     "Lo bisa pergi sekarang, gue sudah sadar." Ujarku sembari berusaha turun dari ranjang dan berniat kembali ke lapangan. Miller melepaskan pandangannya dari jendela dan menoleh kearahku. Tak kusangka ia mendorongku, hingga aku terduduk kembali diatas ranjang dengan meringis. Ck, kasar sekali pria ini. Aku melihat ke setiap sudut ruangan untuk mencari CCTV untuk berjaga-jaga jika ia menyiksaku, jadi aku bisa langsung melaporkannya kepada kepala sekolah dan membeberkan semua buktinya. Namun ternyata imajinasi ku terlalu berlebihan. Yang Miller lakukan saat ini hanyalah mengambil satu gelas plastik yang berisi air mineral dan memberikannya kepadaku dengan tatapan datarnya, aku menatapnya, lalu menerimanya dengan ragu. Aku minum dengan tangan gemetaran. Siapa yang tidak gemetaran ketika diperhatikan seperti seolah-olah aku ini adalah perampok? Apa lagi salahku tuhan? Mengapa Miller begitu menakutkan? Ia sedang berdiri tepat didepanku dengan tangan kanan yang diselipkan ke dalam saku trainingnya. Ya, meskipun ia sangat menakutkan, tapi ia selalu bersikap baik meskipun dengan cara yang tak biasa.

     "Kita tunggu disini sampai jam Olahraga selesai, lagipula untuk apa kembali ke lapangan jika hanya duduk dan merepotkan orang lain?" Sindirnya tepat sasaran. Benar-benar menyebalkan. Apalagi yang harus kulakukan disini sampai.. , aku melihat arlojiku dan dengan spontan membelalakan mataku. Jam pelajaran Olahraga masih sekitar tiga puluh menit lagi berakhirnya, dan aku harus berdiam diri disini? Bersama Miller? Menakutkan.

When I see you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang