Nyesek banget, udah ngetik lumayan panjang, dan kehapus begitu saja karena wattpad error, dan aku ngetik lagi dari awal dengan sepenuh hati. oke mulai belebihan. Langsung saja di baca ya, ada si tampan Miller hadir di Bab ini, dan maaf kalau masih sangat berantakan.
=================================================================
Hari ini aku terbangun sangat pagi,semua rasa dingin yang kemarin kurasakan masih sama, namun aku tak terlalu mempermasalahkan hal itu. Yang aku fikirkan pagi ini adalah bagaimana nasib ulangan Math ku. Aku belajar dengan benar dan penuh perjuangan, tapi kau tahu kan tidak semua perjuangan berbuah manis? Tapi yasudahlah, walau bagaimana pun aku harus tetap berusaha dan berdoa, supaya tak kutemukan nilai kursi terbalik di kertas ulanganku. Kini aku sudah melompat ke kursi meja belajar ku untuk memperlajari lagi yang sudah aku pelajari tadi malam.
Kini aku telah mandi dan berseragam, seragam yang baru kudapatkan di koperasi kemarin, seragam resmi SMA ku. Kulihat diriku sendiri di cermin, mataku sangat seperti panda pagi ini, ada garis kehitaman yang sangat terlihat seperti aku belum tidur selama sebulan, padahal kenyataannya aku hanya tidur pukul dua belas malam, tidak terlalu malam bukan? Mataku memang berbeda. Kini aku sudah memasukan segala perlengkapan sekolah ke dalam ransel dengan terburu-buru, memakai sepatu dengan seadanya dan langsung berlari ke lantai satu untuk sarapan. Kak Reno masih dengan setelan piama kesayangannya sedang asyik menonton televisi yang memutar film kartun favorit nya, dan Mom yang layaknya wanita karir sedang menyantap sarapannya dengan anggun.
"Kak, nggak kuliah?" tanyaku sembari mengoleskan selai strawberry ke dalam roti, dia menggeleng dan meneguk susu yang sudah dibuatkan oleh Mom. Aku hanya mengangguk dan terus menikmati sarapanku. Setelah selesai, aku berdiri dan membawa ranselku. Melihatku sudah siap berangkat Kak Reno hanya menguap dan menarik selimutnya. Kini aku sudah benar-benar telat, fikirku.
"Kak, ayo dong!" Teriakku tanpa ampun.
"Kamu berangkat sama Mom, Laura." Ucap Mom masih dengan sarapannya. Kulihat dari ujung mataku Kak Reno sedang terkekeh dan membuatku sangat geram.
"Tapi Mom, aku bisa telat." Tawarku, kemudian aku teringat saat terakhir kali Mom mengantarku saat aku duduk dibangku SMP, ia mengendarai mobil layaknya siput yang sedang belum makan satu tahun. Lambat sekali. Dan berakhir dengan aku dipulangkan karena terlambat setengah jam. Tapi sepertinya hari ini aku harus pasrah, karena Mom tidak menerima tawaranku, dan ia malah bangkit mengambil kunci mobilnya dan meninggalkanku. Tentu saja, aku langsung berlari mengikutinya dan masuk ke dalam mobil dengan harap harap cemas.
"Pakai sabuk pengamanmu." Ucap Mom dengan ketus, mungkin dia tersinggung dengan ucapanku di ruang keluarga tadi, ia memang sangat sensitif dan mengerti setiap gerak gerikku. Aku hanya mengangguk dan memasangkan sabuk pengamanku. Dan kau tahu apa yang terjadi? Saat ini Mom sedang mengendarai mobil seperti kesetanan, aku hanya bisa menggeleng gelengkan kepala. Karena Mom mengendarai mobil dengan laju kencang, dan sampailah aku di depan gerbang tanpa kata telat.
Kini aku sudah melepaskan sabuk pengamanku dan memakai ranselku, lalu setelah itu aku salim dan berniat keluar dari mobil.
"Laura, tunggu sebentar!" Mom menarik pergelangan tanganku dan memaksaku untuk masuk lagi kedalam mobil, aku hanya menaikkan alis tak mengerti, dan Mom kini sudah mengambil sebuah bingkisan kecil di jok belakang, dan menyodorkannya kepadaku. Aku menerimanya dengan ragu.
"Kue buatan Mom, untuk teman-temanmu."
"Tapi, kenapa?" Tanyaku tak mengerti.
"Supaya mereka melihat kebaikanmu, dan mau berteman sama kamu, Laura." Jelasnya, Oh, menyogok toh? Batinku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I see you again
Fiksi RemajaLaura Andrea, gadis remaja selalu terlihat ceria bertemu dengan Miller pria teman satu bangku nya yang ternyata sangat tampan dan pintar, namun juga memiliki sifat yang sombong. Namun ia tak pernah bersikap baik kepada Laura. Sampai satu titik Laur...