Bab 1

78 2 0
                                    

Udara segar dan dingin yang biasanya jarang mewarnai pagiku,kini hadir. Bedcover yang hari sebelumnya memang terasa dingin, namun hari ini berbeda penyebabnya. Hari ini aku berhenti memakai AC,dan akan memakainya hanya disaat hari benar benar terasa panas. Pagi ini udara memang dingin karena alami,karena kini aku bukan lagi tinggal di kota metropolitan penuh kemacetan disana sini, yaitu Jakarta. Tapi mulai hari ini aku resmi pindah ke Bandung,kota kembang yang cuacanya sangat dingin jika di pagi hari ternyata. Mungkin masyarakat Bandung berkata cuaca di kotanya masih terbilang biasa,tapi untuk orang pindahan sepertiku yang berasal dari Jakarta,yang tiap hari kurasakan teriknya matahari adalah suatu hal yang sangat berbeda ketika mendapatkan cuaca sedingin ini. Sejak menginjakan kaki di rumah baruku ini,sudah tak terhitung berapa kali aku mengeluh karena cuacanya sangat dingin kepada Mom, aku juga berkali kali berkata bahwa hari ini akan melupakan rutinitas mandi malam seperti yang biasanya kulakukan di Jakarta. Mom hanya menjawabnya dengan gelengan kepala,dan Kak Reno yang adalah saudara kandung yang kupunya satu satunya itu terus memintaku untuk berhenti mengeluh atau ia mengancamku akan mengguyurkan air dingin saat aku masih tertidur,mendengar ancaman yang begitu menakutkan tentu saja aku langsung bungkam dan kembali membereskan barang barang kami yang masih berantakan karena pindahan.

Teringat lagi bahwa ini pagi pertamaku di kota kembang,pagi pertama aku masuk sekolah baru,Mom memang sangat kejam,baru saja pindah ke Bandung,tapi ia sudah memerintahkanku untuk masuk sekolah yang sudah ia daftarkan,padahal aku masih benar benar lelah karena membenahi barang yang sebenarnya tak kulakukan dengan sepenuh hati. Aku menarik selimut lebih tinggi lagi,karena tubuhku mulai mengigil belum terbiasa,selain karena cuacanya memang sangat dingin,Bandung juga sedang dalam musim hujan,dan pagi ini hujan pertama yang kualami semenjak aku pindah ke kota ini. Mungkin kota ini akan membuat sejarah baru di hidupku,dan membuatku melupakan beberapa kenangan yang kutinggalkan di Jakarta,kenangan menyakitkan atau kenangan menyenangkan sekalipun. Mungkin kota ini suatu saat nanti akan kutinggali pengalaman dan kenangan lagi seperti kota Jakarta,atau bahkan mungkin suka duka akan kulewati disini hingga aku mati nanti,itu semua hanya kemungkinan,tak ada yang tahu bukan?

Jam weker butut ku kini sudah menyaring tanpa kesabaran,weker jadul yang kubeli saat masih duduk di bangku sekolah dasar dan sudah beberapa kali kubawa ke tukang service dengan wajah yang cukup tebal karena menahan malu, bagiku weker ini bukan masalah harga ataupun yang lainnya,melainkan karena kenangannya.

"Ra,bangun gih,beker butut itu menganggu kita semua." Satu detik,dua detik,tiga detik. "Kamu denger nggak?! Mom banjur kamu ya!"

Mom,satu kata. Wanita yang melahirkanku dengan penuh perjuangan,wanita yang membesarkanku dengan kerja kerasnya,dan wanita yang paling berharga di dunia,Mom memang kadang sangat menyebalkan,atau dalam bahasa yang lebih lembutnya adalah mengesankan. Beberapa kali aku protes dan bercerita kepada Kak Reno kalau sifat Mom sedang menyebalkan,tapi jawaban Kak Reno enteng saja. 'Setiap Ibu di dunia,mencintai anaknya dengan cara yang berbeda Ra,mungkin itu cara Mom mencintai dan menyayangi kita' ceramah nya. Dan setelah bertubi tubi mengatakan nasihat yang sama,aku tak pernah bercerita lagi kepada Kak Reno. Tapi mungkin yang dikatakan Kak Reno memang benar, walaupun sifatnya yang berubah dan sering membentak,tapi ia selalu punya cara membuat kami kembali dalam keadaan mood yang baik,misalhnya dengan cara memasak makanan favorit kami sepulang ia dari kantor,membelikanku novel keluaran terbaru,atau membelikan DVD yang diincar Kak Reno,dan hal pintar lainnya. Yang pasti Mom berubah seperti ini semenjak Dad pergi,pergi tanpa rasa bersalahnya telah menyakiti kami,sudahlah jangan bahas dia lagi.

"Hmm,iya Laura bangun sekarang koq." Jawabku dengan suara serak masih dalam lindungan selimut. Dan brakk, pintu terbuka sangat kencang. Mom sudah dengan wajah fresh nya masuk kamarku.

"Mom tau apa yang kamu lakukan." Mom,menarik selimutku dengan tidak sabar dan setelah selimut sialan itu terangkat,Mom melemparnya ke sisi ranjangku yang masih kosong.

When I see you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang