3. SALTING

83 59 125
                                    

3. Salting.

     Usai dari sekolah Rara, Karina bergegas menuju ke sekolahnya. Di sepanjang perjalanan ia terus memikirkan tugas Rara.

Bukan tugas, lebih tepatnya kepada siapa ia harus meminta tolong. Haruskah cowok itu?

"Yakali gue minta tolong ama dia, walaupun gue pernah suka ama dia, bukan berarti gue mau-mau aja. Lagian kan. . gue dah ilfeel ama dia." ujarnya lalu menarik tuas mobilnya dan segera turun dari sana.

"Ahh bodo ahh, daripada Rara sedih mending minta tolong dah." ujarnya membatin sambil bersedekap dada kesal.

Hendak masuk ke koridor sekolah. Ia melihat siswi berkumpul bak ingin menunggu sembako. Mereka berkumpul sambil berbicara tentang seseorang.

Karina mengikuti arah pandang mereka. Matanya tertuju kepada seorang lelaki yang baru saja turun dari motor hitam yang bermerk - Zx25r.

"Anjir, motornya kayak si Theoo." ucapnya membatin lalu memerhatikan helm yang hendak dibuka.

Cowok itu membuka helm nya. Siswi-siswi yang berada didepan koridorpun lantas berteriak histeris.

"Loh, dia Devan?! Devan yang ngeselin itu?!" ujar Karina sedikit membesarkan suaranya.

Di sebrang sana, cowok yang merasa namanya terpanggil sayup-sayup terdengar dari telinganya. Ia menoleh.

Karina yang mendapat tatapan itupun menggertak. "Apa?!"

Sedetik setelahnya cowok yang sering di panggil Devan itu berjalan menuju sekolah.

Menghiraukan semua siswi yang menunggunya. Ia menerobos masuk dari kumpulan orang-orang itu.

Lelaki yang menggunakan hoodie hitam, dengan wajah yang terpahat sempurna, memiliki rahang yang tegas, senyum yang manis, dan tatapan yang tajam dengan pupil mata yang berwarna oranye samar. Cewek mana yang tak menyukainya? Ada satu, Karina Fairana namanya. Maybe.

Sempat suka, berganti benci karena perihal bola kemarin.

Karina mengikuti arah jalan Devan. "Kok pas gue lagi ilfeel-ilfeelnya baru kelihatan lebih ganteng tu orang. Kemarin gantengnya hilang kemana!?" ucapnya ke diri sendiri.

Cowok didepannya berbalik ke belakang. Karina tersentak karena hampir tertabrak. "Ihhh! Kalau mo balik liat-liat, dong! Kalau ketabrak gimana!?" Geram Karina menahan senyum setengah mati.

"Lo bicarain gue?" Tanya Cowok itu, Devan.

Karina menggeleng kikuk. "Eng-enggak! Kata siapa!?"

"Gue. Lo bilang lo ilfeel ama gue, karna apa? Bola?" Tanya Devan membuat Karina terpojok di dinding.

Tangan Devan tergerak satu ke dinding, kepala Devan yang menoleh kebawah membuat Karina senam jantung saat ini.

"Bisa ga, lo ga usah liatin gue kayak gitu!?" Gertak Karina berusaha membuang apa yang ada dipikirannya saat ini.

"Kenapa?" Sela Devan semakin membuat Karina senam jantung.

"DEVAN!" Panggil seorang gadis tak jauh dari mereka.

Devan menoleh, begitu juga dengan Karina.

Saat hendak memilih kabur, lebih dulu tangan nya di cekal oleh Devan.

Devan menyatukan tangan mereka, ia berbalik dan meninggalkan gadis yang barusan berteriak itu.

Karina linglung. Tak tau mau berbuat apa sekarang. Gadis yang berteriak itu tiba-tiba menghalangi jalan mereka. Karina mengeryit heran. Ia menoleh melihat Devan sekilas lalu melihat gadis didepannya.

𝐃𝐄𝐕𝐀𝐍𝐀 | 𝐝𝐞 𝐜𝐨𝐦𝐞𝐝𝐲 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 . . Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang