Name

315 26 0
                                    

Picture from pinterest

"Kata siapa aku tidak bisa mencintai orang lain? Aku bisa! Hanya saja... Aku merasa orang itu belum ada"

Ranpo melamun di tempat kerjanya, ia kehabisan permen untuk kesekian kalinya. Ia memperhatikan kantor Agensi yang sepi, hanya ada dirinya sendiri. Sejenak pandangannya tertuju pada jendela, awan kelabu melatari langit cerah pada sore hari. Ia tahu jika hujan pasti turun, makanya perasaan pria itu sangat aneh. Mau tidak mau Ranpo harus keluar sendiri, membeli permen sendirian.

"Aku harap terdapat keajaiban" pinta Ranpo dalam hati.

Ia berjalan menuju pintu, memungut payung plastik. Lalu membuka pintu, langkahnya mengantarnya menuju keluar.

"Pasti ada keajaiban, lagipula sekarang akan hujan bukan?" tanya Ranpo dalam hati.

Jalan menuju toko permen memang tidak terlalu jauh, saat jaraknya dengan kantor agensi cukup panjang untuk di lalui. Rintik hujan justru turun perlahan, dengan segera Ranpo membuka payungnya. Payung plastik melindungi kepalanya, suara tetesan air mulai terdengar keras. Hujan deras membasahi kota Yokohama, tapi Ranpo tetap berjalan santai. Orang-orang yang berjalan sama seperti Ranpo, mereka membuka payung. Sesekali payung mereka seperti menghiasi kota, di kala hujan yang cukup deras.

"Kenapa hanya aku yang percaya keajaiban?" tanya Ranpo berpikir.

Di tengah jalan, langkah Ranpo terhenti. Yang membuatnya berhenti adalah seorang gadis di depannya, gadis dengan pakaian panjang duduk di bangku sambil menatap langit. Bibirnya sedikit terbuka, seperti menadahi air hujan di mulutnya.

"Dia kenapa?" tanya Ranpo dalam hati.

Ranpo memberanikan diri untuk menghadap gadis itu, sebelum Ranpo sampai di depannya. Gadis itu menundukkan kepalanya, terdapat aura suram dan sedih. Dan Ranpo datang dengan perhatiannya.

"Siapa namamu?" tanya Ranpo kepada gadis itu.

Gadis itu mengangkat kepalanya, sosok Ranpo terlihat begitu terang baginya. Wajah gadis itu benar benar berantakan, rambutnya kusam dan basah menutupi hampir seluruh wajahnya. Terdapat kantong mata, menunjukkan jika gadis itu seolah tidak tidur teratur atau bahkan tidak pernah tidur.

"Aku tidak tahu namaku, aku sudah tidak memiliki nama" jawabnya.

Hujan yang semakin deras mulai membasahi rambut gadis itu, sementara Ranpo masih di terlindungi di bawah payungnya.

"Ayolah, meski kau hilang ingatan. Apa kau harus menghilangkan nama mu juga?" tanya Ranpo memaksa.

"Memangnya ada orang hilang ingatan yang ingat namanya?" timpal gadis itu mengada.

"Ternyata dia lumayan pintar" ucap hati Ranpo

"Sebenarnya aku ingat namaku, tapi jika kau tahu namaku. Apa yang akan kau lakukan?" tanya gadis itu.

"Merawatmu, dengan imbalan kau harus menjadi pembantuku" jawab Ranpo dengan jelas.

Seketika gadis itu merasakan kehangatan dari Ranpo, sinar matahari seakan terpancar dari pria itu. Ranpo tersenyum manis kepadanya, sedangkan ia masih merasa murung.

"Jadi, siapa namamu?" tanya Ranpo sambil meneduhi kepala gadis itu dengan payungnya.

"Aku... Y/N." jawab gadis itu.

"Nama yang bagus, Y/N-san. Ayo ikut aku" ajak Ranpo tiba tiba.

"Eh, ke mana?" tanya Y/N.

"Kantor agensi, tempat kau akan pulang" jawab Ranpo

Dengan cepat Ranpo menarik lengan Y/N dan berlari di tengah hujan,


Date bab :
27 June 2023

Stup!d Love [ Ranpo × Readers × Poe ] ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang