Regret

68 10 2
                                    


"Dari semua yang telah terjadi, mungkin aku menyesali ini." Batin Y/N.

Sebelumnya Y/N adalah gadis normal yang di sayangi keluarganya, dan orang yang paling dekat dengan Y/N adalah kakak laki lakinya. Mereka benar-benar dekat, bahkan Y/N tidak memiliki teman karena menganggap kakaknya saja sudah cukup. Hingga suatu ketika, kakak Y/N meninggal karena kecelakaan tunggal. Kejadian itu membuat Y/N merasa kehilangan dan kesepian, sehingga gadis itu memilih untuk mengurung diri di kamar kakaknya dalam waktu yang lama. Sikap Y/N juga berubah menjadi agresif dengan beralasan jika kematian kakaknya adalah kesalahan semua orang, sampai sampai Y/N memutuskan kabur dari rumah dalam keadaan tidak sadar. Y/N terus berhalusinasi jika dirinya baru saja di usir dan di buang, pelarian diri Y/N menempatkannya di Yokohama. Kota yang sangat jauh dari rumah asli Y/N, dan menemukannya dengan orang baik.

"Siapa namamu?."

Seorang pria yang menyelamatkan Y/N dari keterpurukannya, pria yang tersenyum dengan payung hujannya yang juga meneduhkan Y/N. Ialah orang yang Y/N anggap sebagai malaikatnya, Edogawa Ranpo.

---

Y/N mulai berubah pikiran, ia mulai menyadari jika asal penyesalannya adalah kesalahannya juga.

"Apa Ranpo-san memang sejahat itu? Tidak mungkin orang yang sudah menolongku akan berbuat jahat" batin Y/N.

"Poe-kun, kenapa Ranpo datang ke sini? Untuk apa dia datang?." Tanya Y/N memberanikan dirinya bertanya.

"Dia ingin membawamu pergi, dan membuatmu melakukan apapun yang dia mau lagi." Jawab Poe

Lalu Poe berjalan mendekati Y/N, tangannya mulai mengangkat dagu gadis itu. Matanya sangat menggambarkan jika Poe sangat terobsesi pada Y/N, namun gadis itu tidak menyadarinya.

"Maka dari itu aku melindungi mu dengan cara ini, karena dia sudah pasti tidak bisa membebaskan mu." Lanjut Poe.

Tak lama, terdengar suara dobrakan pintu yang sangat keras. Dari suara itu membuat Poe dan Y/N beralih pada sumber suara, dan yang mengejutkannya lagi dobrakan pintu itu berasal dari Ranpo.

"Wow, aku tidak tahu jika bisa mendobrak pintu. Padahal aku hanya ingin mendorongnya." Gumam Ranpo.

"Bagaimana dia bisa tahu–."

"Oh, hai, Poe-kun! Apa kabarmu?." Tanya Ranpo yang berpura-pura akrab.

"Kau ini...." Gerutu Poe dengan amarahnya.

"Karena kau sendiri juga aku harus mendobrak pintu ini, ingat itu." Ucap Ranpo menekankan.

"Persetan! Aku tidak peduli pada pintu itu." Sarkas Poe dengan kasar.

Y/N mengamati bagaimana Poe berbicara kasar, namun ia tidak bisa bertanya untuk saat ini.

"Persetan itu... Artinya apa? Apa aku bisa bertanya padanya sekarang?." Batin Y/N dengan polos.

"Sesuai janjimu, aku akan menerima tantangan itu." Ucap Ranpo menuju tujuan utama.

Poe merasa takut untuk menyatakan keinginannya sendiri, namun ia tetap harus melakukannya. Poe mengambil bukunya dan segera menunjukkan buku tersebut pada Ranpo, sedangkan Ranpo hanya tersenyum remeh.

"Tapi sebelumnya, aku membuat taruhan." Ucap Ranpo.

"Apa taruhanmu?." Tanya Poe.

"Jika aku berhasil, aku harus membawa Y/N pulang." Jawab Ranpo dengan tegas.

Wajah Ranpo sangat serius, tidak seperti biasanya yang selalu bercanda.

"Dan jika kau kalah, Y/N akan tetap bersamaku." Sambung Poe sambil membuka bukunya.

Stup!d Love [ Ranpo × Readers × Poe ] ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang