You hurting me again

87 11 0
                                    

Terdiam membisu, iya hanya itu yang bisa kulakukam saat ini disampingnya. Menahan nangis di sampingnya adalah sebuah tantangan yang tak mudah, kemarin baru saja ia meminta maaf tetapi saat ini dia membuatku terluka kembali? "Hei kok diem, sebentar ya ada telfon masuk" ucapnya sambil mengagkat telfon.

"Iya Ran ada apa?" "Kamu dimana?" "Aku di rumah Alexa kenapa?" "Kamu gak jadi pergi sama aku Al?" "Besok aja ya" "terserah deh" "sorry yaa" *tuttt* volume handphone Alendra sangat kencang dan ia menelfon di sampingku, suara mereka bercakap sangat jelas di telingaku. Mereka layaknya seperti memiliki hubungan spesial atau sekedar teman? "Hei masih merah mukanya kamu kenapa?" Tiba tiba Alendra membuyarkan lamunanku "Gapapa" mungkin hanya jawaban itu saja yang bisa kulontarkan. "Nah nangis kenapa?" Ucapnya lagi *menggelengkan kepala* aku tidak bisa menahan lagi dan aku pun tidak bisa mengeluarkan sepatah kata lagi "Bohong jujur aja sama gua, oh iya tadi pas gua buka chat dari Rania kaya udah kebuka gitu, lu buka?" Ketahuan, "e.... so..so...rry tadi kepencet" Damn tak tahan lagi aku pun menetes kan air mata, aku pun cepat cepag menghilangkan air mata ini dari pipiku, "bener nangis, pasti baca chat aku sama Rania ya?" Dia berbicara dengan ku memakai Aku kamu? Tidak hanya kepada diriku saja tetapi kepada Rania pun seperti itu.

"Nih ya Rania mantan gue, kata temennya dia itu masih sayang sama gue, tapi gue gak ada rasa sedikitpun jadi daripada gue ngasih tau ke dia kalau gue udah gak suka nanti nyakitin dia lebih baik kaya gini" ia menjelaskan hal tersebut, apakah ia tau aku mengapa? Ia bilang lebih baik? Sama saja ia menyakiti Rania jauh lebih dalam, Perasaanku saat ini? Tetap sakit rasanya setelah membaca chat mereka walaupun ia telah menjelaskan "Hei masih bengong aja sih, jadi ga mainnya?" Ucapnya mengajaku bermain Play station lagi, "udah gak mood Al sorry ya" ucapku menolak, "yaudah kita dinner aja yuk makan di mana gitu gue bosen juga nih" ia mengajakku dinner? Tidak salah kah aku? Rasa sakit ini jauh lebih kuat dari pada rasa senangku jadi aku tidak merasakan terbang tinggi sekali ataupun senang. "Yaudah izin dulu ya sebentar"

"Bun, aku mau diajak makan malem sama Alendra boleh gak?" Aku menghampiri bunda yang sedang berada di ruang kerjanya "kemana? Yaudah sana hati hati ya dan jangan macem macem" ucap bunda mengizinkan ku. Aku pun menemui Alendra "Al boleh, tunggu ya mau ganti baju dulu" dia hanya membalas dengan acungan jempolnya saja, aku pun keluar dari ruangan ini tak jauh sebelah ruangan ini sudah sampai kamarku. "Pake baju mana ya?duh" aku bingung mencari pakaian yang cocok, *tok tok* ketukan pintu kamarku, "boleh ngomong sebentar Lex?" Oh ternyata Alendra, untung saja aku belum mengganti pakaianku, akupun membuka pintu "pakai apa aja gausah aneh aneh simple aja ya" ia hanya ingin memberi tau ku lebih baik aku memakai pakaian seperti apa. Akhirnya akupun menemukan pakaian yang ingin kupakai, hanya memakai kaos di tutupi oleh cardigan dam celana berwana dark brown dan flatshoes hitam yang akan menemani ku untuk dinner bersama Alendra "gila, cantik banget" Alendra melihatku seperti melihat apa saja sampai seperti ini. "Makasih" ucapku dengan senyuman, tiba tiba bunda menghampiri kami "Nak Alendra, titip Alexa ya" ucap bunda kepada Ale "iya tante itu sih pasti" ucap alendra sambil mengedipkan mata "yaudah hati hati ya".

Pukul 19.55 wib aku pun telah sampai di restaurant *peep*, ia membawaku di tempat ini. Restaurant ini adalah tempat favoritku dan sering aku kunjungi disaat aku sedang sedih karena Alendra, Tetapi saat ini aku disini bersamanya makan malam dengannya, di lantai paling atas adalah tempat fav ku juga tunggu dulu, aku merasakan hal aneh mengapa dilantai ini hanya ada alunan lagu kesukaanku dan bamyak sekali balon? Ada apa ini? Apakah dia tau kalau aku suka disini? "Ini pesanannya ya ka" ucap pelayan tersebut, "hanya ada sebuah tutup besar berwarna biru dan mana pesanan makan malamnya?" Ucapku dalam hati, ternyata aku bersamanya sudah tercakup lama saat ini kami sudah duduk di bangku SMA kelas 11, sejak kelas 8 rasa ku telah kupendam dan hingga saat ini. "Gue tau kan lu suka kesini pas lagi sedih? Sengaja gue pesen disini tempatnya" Damn dia tau kalau aku suka kesini? "Tau dari mana?" Ucapku penasaran "Hei kita tuh udah kenal dari kelas 7, satu SMP sampe sekarang kita bareng lagi di SMA apa sih yang gak gue tau tentang lo?" Ucapnya membuatku terkejut, ternyata selama ini ia tau tentang diriku? "Ohh" "cuma gitu jawabannya? Gue udah jelasin Rania siapa kan? Masih aja sih kaya gini" WHAT THE MENGAPA IA TAU KALAU DARI TADI AKU SEPERTI INI KARENANYA? "Engga" ucapku singkat "gue gak bisa di bohongin Lex, nih makan malem kita ini nih kotakan HAHAHA" dia tertawa terbahak bahak, sedangkan aku? Terdiam saja. "Buka deh Lex" ucapnya menyuruhku membuka kotak tersebut.

Perlahan akupun membuka, isinya ada sebuah kotak lagi. "Apa deh ini? Mau ngasih bom ya?" Perkataan panjang pun terlontarkan dari mulutku "yes akhirnya gak singkat lagi ngomong nya" senyumannya memenuhi perkataan itu. Kotak tersebut aku buka dan berisi sebuah boneka dan case tak lupa sepucuk surat ber aroma parfumenya khas. "Mba ambil pesanan saya ya" ucapnya kepada pelayan tersebut dan tak lama pelayan itu kembali tetapi bersama pelayan lain, aku sedikit heran lagi mengapa pelayan itu memakai kaca mata hitam semua? Dan pelayan itu membawa sebuah.......

Haii guys Hahaha sengaja gantung, oh iyaa sorry banget late update lagi ukk nih heheh!! Sesempetnya ya aku bikin chapter nua next, oh iya sorry makin tijel ceritanya:)

All the love, D

Try or GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang